Jagat informasi kini sudah menjadi komoditas. Ia menjadi sebuah kekuatan. Dalam dunia bisnis, informasi merupakan bahan baku utama dalam aktivitas investasi.
Ibarat air, informasi mengalir dari satu tempat menuju tempat lainnya. Apakah informasi bermanfaat atau tidak, itu sangat tergantung pada individu yang menyampaikan atau orang yang meneruskannya.Â
Informasi yang mengalir deras itu tidak selamanya berguna atau bermanfaat bagi si penerima. Ia harus dipilah dan dipilih menjadi informasi relevan saja.
Informasi yang relevan dikatagorikan menjadi tiga yakni informasi publik, informasi privat, serta informasi yang jarang dan tidak beraturan atau yang disebut noise information.Â
Informasi publik merupakan informasi yang sama diterima oleh analis/investor, misal informasi kebijakan pemerintah, laporan keuangan yang telah diaudit, dan lain-lain.
Sementara itu, informasi privat diterima oleh sebagian investor, tapi tidak diterima oleh sebagian investor lainnya. Investor privat ini sering dicurigai sebagai insider information atau insider trading walaupun secara umum tidaklah harus demikian.Â
Informasi yang tidak berhubungan sebaiknya sejak awal diabaikan. Fokus terhadap informasi yang teruji kebenaran dan keakurasiannya dapat merupakan satu kunci sukses.
Well Informed Investors
Sekalipun investor menerima informasi yang sama, dalam praktiknya tanggapan setiap investor dapat berbeda-beda. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan sikap investor, dan itu merupakan resultan dari berbagai faktor, seperti pengalaman, karakter risiko, pengetahuan, dan juga informasi lainnya yang dimiliki. Perbedaan sikap investor justru menjadi berkah bagi pasar, karena hal itu akan mendorong terjadinya transaksi dan meningkatkan likuiditas. Literatur menyebut hal itu sebagai disagreement in belief atau heterogenous expectation. Lalu, benarkan saham yang aktif itu hasil dari disagreement in belief?
Bamber & Cheon (BC) pada 'seminal research' memerhatikan reaksi financial analist dari 8180 pengumuman laporan keuangan. Hasilnya seperti yang diharapkan, saham-saham yang memiliki transaksi/volume yang tinggi (aktif) memang memiliki disagreement in belief yang tinggi.Â
Jika demikian, apakah jumlah informasi yang melekat pada saham aktif tersebut lebih banyak? Dengan kata lain, apakah untuk mengaktifkan saham maka perlu ditambah dengan informasi? Jika ya, apakah itu rumor?