Mohon tunggu...
Saida Saniati
Saida Saniati Mohon Tunggu... -

Bachelor Degree of Science Coomunication since 13-02-2013. Majoring Communication, minoring Advertising.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sering Nyeri Haid? Bahaya Ngga Sih?

4 Desember 2012   15:21 Diperbarui: 4 April 2017   18:26 93145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Nyeri haid, sebagian besar perempuan atau wanita di usia subur pasti pernah atau bahkan sering mengalaminya. Saya termasuk salah satu pelanggan setia nyeri tersebut. Yah, nyeri yang berupa kram itu biasanya berlangsung di hari-hari menjelang atau pada awal menstruasi. Bener-bener paling ngga nyaman deh kalo udah kena serangan nyeri ini, apalagi ketika kita sedang banyak-banyaknya aktivitas. Nyeri ini biasanya terasa di perut bagian bawah atau tengah bahkan kadang hingga ke pinggul, paha, dan punggung. Dan yang paling nyebelin nih, intensitas nyeri nya yang naik turun dan berulang-ulang, mengikuti kontraksi otot rahim bener-bener bikin ngga tahan sakitnya. Tapi nih, tingkat keparahan nyeri haid pada setiap wanita ngga selalu sama atau bervariasi. Jadi kadang, ada yang mungkin nyeri nya tidak terasa, tapi juga ada yang sangat hebat disertai kejang, lemas, demam, pusing, dan berbagai gangguan lambung seperti mual, muntah, dan diare.

Normalkah?

Nyeri haid/ menstruasi dalam bahasa medisnya disebut dismenore pada umumnya adalah hal normal di kalangan wanita usia subur. Ada yang menyebutkan dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Ada juga yang menyebutkan bahwa dismenore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, gampang marah.

Kira-kira apa sih penyebabnya?

Saya pernah konsultasi ke dokter karena saking jengkelnya setiap menstruasi saya selalu mengalami nyeri haid pada hari pertama kadang juga hingga hari kedua bahkan ketiga. Saya mengalami ini sejak masih SMA kira-kira 18 tahun dan sampai sekarang umur saya 21 tahun saya masih mengalaminya setiap bulannya. Saya cerita tentang apa yang saya alami ke dokter, karena teman-teman saya yang lain tidak semuanya mengalami hal yang saya alami. Kalau pun ada, yang mereka alami tidak separah yang saya alami. Kata dokter, hal yang saya alami tersebut masing tergolong wajar dan normal-normal saja. Nyeri haid berpangkal pada mulainya proses menstruasi itu sendiri yang merangsang otot-otot rahim untuk berkontraksi. Kontraksi otot-otot rahim tersebut membuat aliran darah otot-otot rahim menjadi berkurang yang berakibat meningkatnya aktivitas rahim untuk memenuhi kebutuhannya akan aliran darah yang lancar, juga otot-otot rahim yang kekurangan darah tadi akan merangsang ujung-ujung syaraf sehingga terasa nyeri. Nyeri tersebut tidak hanya terasa di rahim, namun juga terasa di bagian-bagian tubuh lain yang mendapatkan persyarafan yang sama dengan rahim. Oleh karena itu, rasa tidak nyaman juga dirasakan di bagian-bagian tubuh yang digunakan untuk buang air besar, buang air kecil, maupun otot-otot dasar panggul dan daerah sekitar tulang belakang sebelah bawah.

Gejala-gejala nyeri haid diantaranya yaitu rasa sakit datang secara tidak teratur, kram di bagian bawah perut yang biasanya menyebar ke bagian belakang, terus ke kaki, pangkal paha dan vulva (bagian luar alat kelamin wanita). Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Gejala-gejala tersebut meliputi tingkah laku seperti kegelisahan, depresi, sensitif, gampang marah, gangguan tidur, kelelahan, lemah, mengidam makanan dan kadang-kadang perubahan suasana hati yang sangat cepat. Selain itu juga keluhan fisik seperti payudara terasa sakit atau membengkak, perut kembung atau sakit, sakit kepala, sakit sendi, sakit punggung, mual, muntah, diare, dan masalah kulit seperti jerawat.

Nah, apakah kalian juga mengalami hal-hal tersebut? Awalnya saya takut dan merasa aneh kenapa saya mengalaminya sedangkan teman-teman saya tidak mengalami separah yang saya alami tersebut. Hmm, terus kira-kira apa sih solusinya? Saya ada beberapa tips nih untuk meringankan nyeri haid berdasarkan pengalaman yang sering saya alami dan masukan-masukan dari beberapa teman dan keluarga..

Solusi non obat :

-Tempelkan bantal pemanas ke perut bagian bawah (di bawah pusar). Atau bisa juga memasukkan air panas ke dalam botol dan membungkus botol tersebut dengan kain sebelum menempelkannya ke perut.

-Letakkan kaki lebih tinggi dari jantung dan perut saat berbaring atau berbaringlah miring dengan lutut menekuk.

-Pijatlah perut bagian bawah dengan pijatan melingkar yang ringan.

-Minumlah minuman yang hangat.

-Bila merasa mual dan selera makan terganggu, gantilah makan besar dengan makanan ringan yang lebih sering.

-Perbanyaklah minum air putih, buah-buahan dan sayuran yang rendah garam, gula dan tanpa kafein.

-Berolahraga juga dapat mengurangi nyeri pada beberapa wanita.

Solusi obat :

-Pil KB. Pil KB bekerja dengan mencegah terjadinya ovulasi sehingga juga mencegah aktivitas prostaglandin yang menyebabkan kram menstruasi.

-Obat anti-inflamasi. Obat ini bekerja dengan menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh. Mereka juga dapat mengurangi kehilangan darah dengan mengurangi pembekuan darah di dalam rahim. Ada berbagai macam merek obat berbasis anti-inflamasi yang dapat dibeli secara bebas di apotek dan toko obat. Namun untuk penderita maag harus berhati-hati karena obat ini dapat mengiritasi lambung.

-Asam Mefenamat. Obat ini yang biasanya saya konsumsi. Obat ini berupa kaplet salut selaput yang dapat membantu mengurangi rasa nyeri. Tidak hanya nyeri haid saja sih, obat ini bisa mengurangi berbagai macam rasa nyeri termasuk sakit kepala dan sakit gigi.

Semoga bermanfaat ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun