"Hidup itu sederhana, kita yang membuatnya sulit." -- Confucius
Kesulitan itu ternyata datang dari kita sendiri. Saya ataupun teman -- teman pasti pernah mengeluh dan bimbang dengan segala sesuatu yang membuat kita kesulitan dalam suatu keadaan tertentu. Saya selalu mendengar teman saya mengeluh atas tugas sulit ataupun banyak yang telah diberikan kepada mereka. Nyatanya saya bukanlah mereka yang selalu mengeluh atas apa yang menjadi kewajiban saya.Â
Bukankah setiap kewajiban itu untuk dijalankan bukan untuk dikeluhkan. Seberapapun sulitnya kewajiban itu jika kita melakukan dengan ikhlas dan sabar. Kita akan terbiasa dan merasa ringan dalam menjalankannya. Tapi, kalau dihadapkan dua pilihan tertentu pasti itu menimbulkan kebimbangan dalam setiap hati manusia. Keraguan bukankah hal biasa yang dimiliki manusia.
" Keraguan membunuh lebih banyak mimpi daripada kegagalan." - Suzy Kassem
Sebuah kalimat sederhana yang mampu menamparku secara halus. Dari sana saya merasa harus segera mengambil tindakan. Saya tidak mau gagal atau pun memilih diantara kedua hobi. Waktu yang harus diatur ulang. Susunan jadwal kuliah, belajar membersihkan rumah dan melakukan hobi harus diubah. Hobi menggambar dan menulis tidak ada yang bisa disingkirkan dari hidup ini.Â
Setiap ide selalu muncul setiap hari. Haruskah saya membiarkan ide itu tersingkirkan sebelum dituangkan kedalam kertas putih. Rasanya tidak rela jika ide-ide tersebut dibiarkan begitu saja. Mereka adalah nafas untuk saya disaat kegelisahan disebabkan oleh banyaknya tugas-tugas seperti gunung datang menerpa seperti angin.
Sebagai seorang mahasiswa, ibu mengatakan "Lakukan apa yang kamu suka kalau itu positif. Tetap asah kemampuan menggambarmu, kamu masih muda nikmati itu semua". Ibu benar di saat muda perlu bagi kaum muda melakukan  sesuatu yang kita suka.Â
Bukan hanya itu, ada suatu potensi yang perlu digali dan dipelajari. Mengembangkan diri dan kreativitas cara  untuk meningkatkan kualitas karya-karya. Dengan hal itu, kita dapat membuka pikiran dan menuntut otak tetap kreativ.Â
Menulis bukan hanya melatih kreativitas, tapi juga dapat meningkatkan daya nalar berbahasa. Ternyata benar, menulis adalah obat untuk mengatasi lemahnya kemampuan berpikir kritis kita. Menurut Mirriam dan Golberg, 2006:27 "Banyak orang yang percaya bahwa kata-kata tertulis lebih memungkinkan kebebasan berekspresi daripada kata-kata yang diucapakan."
Dengan adanya menulislah seseorang sadar terhadap apa yang diketahuinya dan yang ingin diungkapkan. Begitupun menggambar memiliki daya tarik tersindiri dan kreativitas. Sama seperti menulis menggambar juga dapat mengungkapan suasana hati. Apalagi disaat karya sudah berhasil diselesaikan ada suatu kebahagian dan rasa percaya diri pada diri ini.Â
Terkadang sampai lupa waktu, seharusnya waktu istirahat dibuat untuk istirahat bukan menggambar. Saya akan menyatukan menggambar dan menulis layaknya Seperti dua sisi mata koin rupiah. Tidak salah jika mengombinasikan dua-duanya.