Mohon tunggu...
said edward
said edward Mohon Tunggu... -

terlalu rumit

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Religiusitas Komersil dalam Media

7 Desember 2016   01:33 Diperbarui: 8 Desember 2016   00:18 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Modernisasi terus bergerak cepat seiring berkembangnya sains dan teknologi, semakin hari semakin terlihat beberapa aspek kemajuan di beberapa sektor seperti pembangunan, pendidikan, dan juga kegiatan-kegiatan sosial dan kemanusian. Hal itu timbul karena semakin kencangnya persoalan-persoalan hidup. Tak terkecuali juga semakin maraknya kegiatan-kegiatan yang bernafaskan keagamaan yang diikuti banyak masyarakat terlebih di kota-kota besar dengan tingkat polemik yang begitu rumit, seperti halnya majelis zikir, pengajian mingguan, dan lain sebagainya yang berbau keagamaan. Hal itu dikarenakan orang-orang mulai resah terhadap realitas yang serba materialis.

Kemudian kegiatan-kegiatan tersebut di ekspose ke media televisi dimana setiap orang dengan mudah dapat melihatnya. Lalu media memiliki kesempatan untuk memberikan suguhan acara yang begitu menarik, religius, dan terorganisir.

Indonesia dengan populasi muslim terbanyak didunia, mendapatkan perhatian penuh dari media, Islam adalah agama yang secara kultural memberikan ruang terhadap seluruh aspek kehidupan dalam melakukan kegiatan keagamaan.

Acara televisi yang berbau keagamaan misalnya ceramah, zikir, dan lainnya di yakini memberi dampak positif entah berdampak secara spiritual terhadap pengguna televisi. Maka banyak orang lebih suka meluangkan waktu untuk menonton acara ceramah keagamaan di televisi yang disampaikan ustad-ustad ketimbang secara manual membaca buku-buku sumber aslinya, seolah-olah jika kita tidak menonton acara tersebut seperti ceramah agama yang disampaikan ustad-ustad seolah kita merasa bersalah kepada yang ilahi. Oleh karena itu sejumlah pendakwah memilki kesempatan untuk meningkatkan popularitasnya.

Di momen tertentu media memanfaatkan kesempatan untuk adu kreativitas dengan media lain dalam mendapatkan pemirsa. Maka dibeberapa media diadakanlah lomba-lomba ceramah keagamaan khususnya di bulan suci Ramadhan yang sangat padat kegiatan keagamaan. Di momen tersebut juga membuka peluang bagi iklan-iklan untuk memasarkan produknya yang dikemas secara religius seolah-olah merupakan bagian dari spiritualitas. Media dengan segala senjatanya dengan cepat dapat mengubah  pola pikir masyarakat dengan menjadi konsumer spiritualitas media. Media saat ini lebih bersifat industri komersial yang dapat menguntungkan beberapa pihak tertentu.

Sisi lain dari media adalah secara tidak kasat mata ada praktek-praktek politik dengan tujuan sebuah kekuasaan. Bahkan Agama yang bersifat teologis, sakral, sensitif dan sebuah rumah spiritual bagi setiap orang sudah dirasuki roh-roh jahat politikus. Jika ini terus terjadi, konsekuensinya adalah kita akan di hadapkan pada generasi yang cacat secara kultural keagamaan bahkan secara spiritual.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun