Peribahasa “kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tiada tampak” kiranya sangat tepat ditujukan kepada Jeremy Bally seorang pesepeda asal Kanada yang datang ke kota Jayapura, Papua, Senin kemarin (16/12/2013).
[caption id="attachment_284749" align="alignnone" width="300" caption="Warga Kanada, Jeremy Bally (foto Sindonwes)"][/caption]
Mengapa peribahasa tersebut saya tujukan kepada Jeremy Bally ? Karena berdasarkan pengakuannya di media, Jeremy Bally sengaja berkunjung ke Papua untuk menyampaikan pesan-pesan moral dari aktifis-aktifis peduli tahanan Papua, karena selama di Kanada dirinya mendengar bahwa aktifis Papua mendapat perlakuan yang tidak wajar. Baca selengkapnya di berita berjudul Kampanyekan OPM di 7 Negara, Aktivis ini sambangi Papua.
Pengakuan Jeremy Bally itu pada awalnya membuat saya terharu. Seorang warga negara Kanada datang jauh-jauh dari negerinya dengan bersepeda demi membela warga Papua yang sedang meringkuk dibalik teralis besi.Namun rasa haru itu tidak berlangsung lama di hati saya, terlebih setelah membaca berita berjudul Resolusi Anti Iran dan Pelanggaran HAM Kanada-Amerika yang dipublikasikan oleh situs Iran Indonesia Radio (IRIB Indonesian) pada tahun lalu (Jumat 21/12/2012).Sebagaimana diberitakan, Wakil Tetap Republik Islam Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Mohammad Khazaei, dalam sidang Majelis Umum PBB pada Kamis 20/12/2012 menilai, meskipun mendapat ditentang oleh lebh dari 90 negara, namun resolusi anti Iran yang diusulkan Amerika Serikat dan Kanada tetap disahkan oleh Majelis Umum PBB.Sementara, pemerintah Amerika Serikat dan Kanada sebagai pihak yang mengusulkan resolusi itu secara terang-terangan justru melanggar HAM dalam berbagai bentuk.
[caption id="attachment_284750" align="alignnone" width="300" caption="Mohammad Khazaei (foto : Iran Indonesia Radio)"]
Dalam pidatonya, Khazaei mengatakan, pengabaian terhadap hak-hak masyarakat pribumi Kanada merupakan contoh nyata pelanggaran HAM di negara itu.Pemerintah Kanada tidak pernah memperhatikan hak-hak minoritas masyarakat pribumi, sehingga mereka hidup dalam kondisi yang paling buruk. Pelanggaran terhadap hak-hak penduduk asli di Kanada tampak sangat jelas dan tidak dapat ditutupi lagi. Bahkan, Amnesti Internasional pada tanggal 19 Desember 2012 menuntut pemerintah Kanada untuk komitmen terhadap HAM dan melaksanakannya khususnya tentang hak-hak masyarakat pribumi di negara itu.
Jika di Kanada masih terjadi pelanggaran HAM terhadap warga pribumi, lalu mengapa Jeremy Bally tidak bereaksi ? Mengapa Jeremy Bally justru lebih tertarik mengurusi HAM di negeri orang lain ? Sebagai warga negara Kanada dan aktifis HAM yang baik, sudah seharusnya jika Jeremy Bally memperjuangkan HAM warga pribumi di negaranya yang ditindas oleh pemerintahnya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H