Mohon tunggu...
Saibansah Dardani
Saibansah Dardani Mohon Tunggu... Wartawan -

Warga Batam, Pengamat Perbatasan, Pecinta Jurnalistik. "Aku Menulis, Maka Aku Ada." saibansahdardani@yahoo.com 0816-1379708 atau 082171208791 WA : 0851-01221734

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muhammad Sani: Buku Kehidupan yang Tak Pernah Habis Dibaca

25 April 2016   10:29 Diperbarui: 25 April 2016   10:38 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Almarhum mantan Gubenur Kepri, H. Muhammad Sani dengan sabar melayani para siswa yang meminta tandatangan, didampingi istrinya yang setia, Aisyah. (Foto: Epilius)"] 

[/caption]Almarhum Haji Muhammad Sani didampingi sang belahan jiwanya, Aisyah, telaten melayani para siswa yang meminta tanda tangan di buku "Membaca Sani". (Foto: Epilius)

HAJI Muhammad Sani, ayah masyarakat Kepri, adalah buku kehidupan yang tak pernah tuntas dibaca. Perjalanan hidupnya menginspirasi banyak orang. Karirnya melesat menggapai berbagai capaian, dari hanya sebagai pelipat kertas buat amplop.

RABU, 3 Juli 2013, teman-teman wartawan di Provinsi Kepri, tak sanggup lagi menahan jemari mereka untuk menulis kehidupan seorang Muhammad Sani. Terlalu banyak nilai-nilai dan teladan kehidupan yang sangat sayang jika dibiarkan berlalu begitu saja.

Sani adalah buku kehidupan yang berisi ketegasan sekaligus kelembutan, kecerdasan sekaligus kerendah-hatian, kesabaran dan keramahan yang menggambarkan nilai-nilai luhur tunjuk-ajar kesantunan budaya Melayu.

"Maafkan orang yang pernah menyakitimu, karena suatu hari kau akan memerlukan orang itu," begitu sebagian nasehat ayah H. Muhammad Sani kepada BATAMTODAY.COM suatu siang di Yogyakarta, Rabu, 19 Maret 2014 lalu.

Lalu, sosok buku kehidupan yang melekat pada diri Muhammad Sani itulah yang kemudian diurai menjadi ribuan kata-kata oleh para wartawan Kepri. Mereka itu adalah Ramon Damora, Agus Harsanto, Ahmad Suroso, Ahmad Zulkani, Alfian Zainal, Andra S Kelana, Candra Ibrahim, Dedi Suwadha, Evy R Syamsir, Febby Mahendra Putra, Hasan Aspahani, M Iqbal, Muhammad Nur, Novianto, Rizal Saputra, Saibansah Dardani, Sigit Rahmat, Sofyan Tanjung, dan Taufik Muntasir.

Kemudian, tulisan mereka itulah yang diterbitkan dalam buku berjudul, "Membaca Sani". Buku itu dilaunching di antara para siswa dan guru serta masyarakat umum yang mengunjungi BCS Mall Batam, Rabu, 3 Juli 2013,

Sani adalah guru kehidupan yang di mata seorang mantan Ketua Dewan Kehormatan PWI Kepri, Marganas Nainggolan, mengajarkan semangat hidup yang tak kunjung padam. Perjalanan hidup ayah Sani, baik sebagai gubernur, pejabat maupun sebagai orang tua, patut diteladani.

Sifat penyabar ayah Sani hendaknya menjadi referensi generasi muda. ”Semangatnya melebihi usianya,” begitu Marganas Nainggolan mengungkapkan sosok seorang Sani, saat peluncuran buku "Membaca Sani" itu.

Sebagai salah satu penulis dalam buku "Membaca Sani", BATAMTODAY.COM memotret kegigihan seorang Sani dalam memperjuangkan Pulau Berhala agar tetap berada dalam pelukan Kepri. Terlalu banyak kenangan sejarah masyarakat Lingga yang terekam di pulau itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun