Â
Rumah Makan Cahaya Lombok yang menjadi rujukan pemburu kuliner Nasi Balap Puyung. (Foto: Saibansah)Â
TAK hanya ikan bakar Taliwang, di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) juga ada Nasi Puyung. Meski belum menjelma sebagai icon kuliner dari Lombok yang menembus kota-kota besar Nusantara. Namun, Nasi Balap Puyung telah menyesak ke deretan teratas dalam daftar menu kuliner khas Lombok. Bagaimana sensasi Nasi Puyung itu?
8 Februari 2016, langit Lombok terus menangis. Menginap di Hotel D'Praya yang berada di tengah sawah, membuat suasana malam itu semakin tenang. Suasana sempurna untuk menulis cerita pendek atau pun liputan lainnya. Namun tarikan sensasi Nasi Puyung terlampau kuat, ditambah kondisi perut yang mulai berontak. Membuat langkah kaki bergerak menuju RM Cahaya di Jalan Raya BIL, singkatan Bandara Internasional Lombok, Tanak Awu.
Meski gerimis, kursi-kursi restoran di samping bundaran jalan itu terus terisi. Pengunjung datang dan pergi. Kami pun memesan menu unggulan, Nasi Balap Puyung. Tak pakai lama, nasi putih yang diletakkan di atas daun pisang pun tiba. Ditemani es kelapa muda pakai gula aren, membuat hidangan malam kami benar-benar luar biasa!
Penampilan Nasi Balap Puyung sederhana. Nasib dihidang di atas daun pisang, ada lauk pauk yang terdiri dari sambal, kedelai goreng, suwiran, dan daging ayam cincang serta kelapa parut. Jangan langsung menyantap daging ayam cincangnya. Sebaiknya, dicicipi dulu, apakah tingkat pedasnya sesuai dengan selera Anda.
Karena salah satu keunggulan Nasi Balap Puyung daging ayam cincangnya yang sudah dilumuri sambal, rasanya renyah, seakan membuat tak bisa berhenti mengunyah. Satu demi satu ayam cincang itu masuk ke dalam perut. "Mantap, rasanya beda, pedas tapi enak," ujar Fredy, seorang wartawan dari Karimun yang tak menyisakan secuir daging ayam di piring rotannya.
RM Cahaya tempat kami makan malam itu, memiliki sejumlah cabang di deerah Pagesangan, Golam dan Praya Lombok. Di Lombok, restoran ini menjadi salah satu yang terkenal soal Nasi Balap Puyung.
Nama Nasi Puyung diambil dari nama daerah asalnya yakni Kampung Puyung, Lombok Tengah, NTB. Pelopor pembuat Nasi Balap Puyung ini merupakan seorang penjual nasi yaitu Papuk Isum yang berasal dari Kampung Puyung. Dia sudah berjualan Nasi Puyung sejak tahun 1980-an dan kini usahanya kian membesar dan sudah ditangani oleh anak dan cucunya. Karena kelezatannya, Nasi Puyung kian menjamur hingga ke pusat kota seperti di Mataram, Lombok Barat.
Sedangkan disebut balap, karena tadinya nasi campur dengan bungkusan pincuk daun pisang itu banyak dijual di Terminal Bis lama di Cakranegara Lombok. Karena pedas banget, maka yang menyantapnya banyak yang huhhh hahhh kepedasan dan balapan karena pengin cepet cepet dihabiskan.
Tak hanya kelezatan dan pedasnya Nasi Balap Puyung yang nendang, harganya juga serasa keluarga, Rp16 ribu. Inilah yang membuat Lombok tak mudah dilupakan. Alam yang indah, pantai yang jernih, kuliner yang lezat dan harga yang bersahabat. See you again, Lombok.