[caption caption="Inilah rumah-rumah liar di Kota Batam. (Foto: Satria Wijaya)"][/caption]BATAM dikepung rumah-rumah liar (ruli). Dari pinggiran perkotaan, kini mereka sudah menembus ke kawasan-kawasan strategis. Diantaranya adalah daerah resapan air dan pinggir waduk sumber utama air bersih warga Kota Batam. Di sana, ruli-ruli baru terus bertumbuh, tanpa ada yang sanggup menyetopnya.
Sementara dari "jantung" kota, Batam juga diserbu dengan kili, kios liar. Malah, pembangunan kili ini melibatkan organisasi pemuda berseragam mirip militer, padahal bukan. Mereka terus bergerak membangun dan membangun tanah-tanah pemerintah, termasuk ROW jalan. Juga tanpa ada yang sanggup menghentikannya. Pokoknya, saat ini, Batam seakan lumpuh oleh kepungan ruli dan tekanan kili.
Sayangnya, "pemerintahan kembar" pengendali Kota Batam, Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemerintah Kota (Pemko) Batam, seolah tak berdaya menghadapi mereka. Ruli dan kili telah menggurita dan menjelma menjadi ancaman kota. Berbagai barikade menjadi hambatan penghalang bagi "pemerintah kembar" Kota BAtam itu untukm enertibkan kotanya sendiri.
Diantaranya adalah hambatan kepentingan, hambatan politik, hambatan historis pertemanan serta berbagai hambatan lain. Sehingga, kota ini benar-benar terancam. Terancam distribusi air bersihnya, terancam keamanan sosialnya, terancam kelancaran transportasi daratnya...
Jika ancaman serius tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan menggiring Kota Batam menjadi "kota gagal". Menghadapi ancaman itu, bolehkah warga Batam meminjam Ahok? Apakah warga Jakarta mengizinkan Ahok dipinjam barang satu dua tahun untuk mengamankan Batam dari serangan ruli dan kili?
Karena Ahok telah membuktikan, menampilkan tayangan secara live, bagaimana membersihkan "ruli" di Ibukota Jakarta itu. Juga memberikan contoh, bagaimana bersikap tegas tanpa harus tunduk pada berbagai hambatan yang dihadapi oleh "pemerintah kembar" Kota Batam itu.
Jika warga Jakarta tidak sudi "meminjamkan" Ahok untuk membereskan Batam dari berbagai ancaman itu. Berarti warga ibukota negara itu tidak sayang dengan Batam. Ya sudah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H