Mohon tunggu...
Sahrul Anam
Sahrul Anam Mohon Tunggu... Guru - Konten kreator di channel YouTube Ruang Ngaji Online

Hanya Sekadar Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

RKH. Abdul Hamid AMZ Bata-Bata: Kiai yang Penuh Cinta dan Ketegasan

16 September 2024   13:48 Diperbarui: 16 September 2024   20:08 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TIMES Indonesia/RKH. Abdul Hamid AMZ Bata-Bata

Bagi saya, kesederhanaan Kiai Abdul Hamid adalah pelajaran tersendiri. Tidak hanya dari beliau, tetapi juga dari keluarga besar pengasuh pesantren yang tampil dengan kerendahan hati. Ini mengajarkan saya bahwa esensi kehidupan bukanlah apa yang tampak di luar, melainkan apa yang tertanam di dalam. Ketegasan beliau dalam mendidik dan menyikapi setiap persoalan juga memberikan teladan, bahwa menjadi seorang ulama bukan hanya soal menyampaikan pesan kebaikan, tetapi juga berani dalam menghadapi kebenaran dan kesalahan.

Saya teringat bagaimana beliau mengutip ayat "Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya." Dawuh ini mengajarkan bahwa dalam mendidik, terkadang kita harus tegas dan tidak memberikan kesempatan jika kesalahan sudah berulang kali dilakukan. Itulah salah satu ciri khas dari Kiai Abdul Hamid: lemah lembut dalam cinta, namun tegas dalam kebenaran.

Tidak hanya itu, keramahan dan kepedulian beliau terhadap sesama, bahkan terhadap para khodim-nya, selalu menjadi inspirasi. Saya ingat betul ketika salah satu putra beliau, Gus Thohir Zain, yang pernah mengajar saya dan bahkan meminta saya melayani beliau saat para khodim sedang pulang. Meski tugas itu seharusnya menjadi rutinitas biasa, namun cara beliau memperlakukan kami, santri-santrinya, selalu dengan ucapan terima kasih yang tulus.

Wafatnya Sang Kiai yang Dicintai

Kepergian beliau pada Jum'at sore, 15 Januari 2021, kurang lebih empat tahun yang lalu, meninggalkan duka yang mendalam bagi ribuan santri, alumni, masyarakat dan umat, termasuk saya, santri yang pernah merasakan didikan beliau pasti merasakan kehilangan yang tak terukur. Sosok yang penuh cinta, tegas, namun sederhana, empat tahun sudah beliau telah berpulang ke haribaan-Nya. Namun, dawuh-dawuh beliau, nasihat yang menyejukkan, dan keteladanan yang beliau tanamkan akan selalu hidup dalam hati kami, santri-santrinya.

Saya hanya bisa berharap, di dunia dan di akhirat kelak, saya diakui sebagai santri beliau. Semoga Allah selalu merahmati Kiai Abdul Hamid dan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Amin.

Sahrul Anam
Berau, 12 Rabi'ul Awal 1446 H/16 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun