Pernikahan adalah salah satu momen sakral dalam kehidupan seseorang. Bukan hanya menyatukan dua insan, tetapi juga mempersatukan dua keluarga dan menyatukan hati yang sebelumnya terpisah. Dalam momen istimewa ini, Asma' binti Kharijah al-Fazari, seorang perempuan bijak dari kalangan Arab, memberikan nasihat yang sangat berharga kepada putrinya pada saat pernikahannya. Nasihat ini tercatat dalam kitab "Ihya' Ulumuddin" karya Imam Al-Ghazali dan menjadi salah satu petunjuk berharga dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Asma' binti Kharijah berkata kepada putrinya:
"Wahai anakku, kau telah keluar dari sangkar di mana kau terbiasa di dalamnya. Kau sekarang menuju ranjang yang belum kau kenal dan pasangan yang belum terbiasa dengannya."
Kalimat pembuka ini mengandung pengertian bahwa pernikahan adalah sebuah perjalanan baru, sebuah transisi dari kehidupan lama menuju kehidupan baru yang belum sepenuhnya dipahami. Sang putri harus mempersiapkan diri untuk menghadapi lingkungan dan orang yang berbeda dari apa yang biasa ia alami. Kemudian, Asma' melanjutkan dengan memberikan petunjuk yang sangat dalam maknanya:
"Maka dari itu, jadilah kau bumi, niscaya ia akan menjadi langit bagimu. Jadilah kau hamparan, niscaya ia akan menjadi tiangnya. Jadilah kau budak wanita, niscaya ia akan menjadi budak lelaki bagimu."
Di sini, Asma' menekankan pentingnya kerendahan hati dan penerimaan. Dengan menjadi "bumi" yang stabil dan tenang, sang suami akan menjadi "langit" yang menaungi dan melindungi. Dengan menjadi "hamparan," sang suami akan menjadi "tiang" yang kuat dan kokoh. Dan dengan sikap rendah hati seperti seorang budak wanita, suami akan merasakan kesetiaan dan pengabdian yang membuatnya menjadi "budak lelaki" yang setia pula.
Kemudian, ia mengingatkan pentingnya keseimbangan dan harmoni dalam hubungan:
"Janganlah kau memaksakan tuntutanmu karena ia bisa meninggalkanmu. Janganlah kau menjauhinya karena ia bisa melupakanmu."
Asma' mengajarkan bahwa dalam hubungan suami istri, keseimbangan adalah kunci. Tuntutan yang berlebihan dapat membuat pasangan merasa tertekan dan menjauh, sedangkan menjauh terlalu jauh dapat menyebabkan kehilangan ikatan emosional. Dalam kalimat berikutnya, Asma' menekankan pentingnya menjaga kedekatan secara emosional dan fisik:
"Bila ia mendekatimu, maka mendekatlah kepadanya. Bila ia menjauhimu, maka menjauhlah darinya."