Kemarin saya ada undangan buka puasa bersama di kedutaan republic Indonesia di Bahrain senang rasanya bertemu sesama orang Indonesia yang jumlahnya limited edition, terutama melihat anak-anak kecil yang bermain gembira dan berinteraksi dengan teman-temanya, bahasa yang mereka gunakan kado-kado bahasa inggris dan bahasa Indonesia tapi ada juga anak kecilnya yang tidak bisa bahasa Indonesia, ini yang kita sebut dengan third culture kid ( TCT ) kalau saya ATCK (Adult Third Culture kid)
Anak budaya ketiga adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak-anak yang dibesarkan dalam budaya di luar budaya orang tua mereka, definisi ini tidak dibatasi untuk menggambarkan hanya anak-anak , tapi bisa juga dapat digunakan untuk menggambarkan orang dewasa yang telah memiliki pengalaman menjadi ATCK (Adult Third Culture Kids).
Pengalaman menjadi TCK lumayan unik karena individu-individu ini bergerak antara budaya sebelum mereka memiliki kesempatan untuk sepenuhnya mengembangkan identitas pribadi dan budaya mereka, Budaya pertama anak mengacu pada budaya negara dari mana orang tua berasal , budaya kedua mengacu pada budaya di mana keluarga saat ini berada , dan budaya ketiga mengacu pada penggabungan dua budaya tersebut .
Anak yang tumbuh di budaya ke ketiga hidup sangat menarik tumbuh di luar negeri dalam budaya yang berbeda dengan orang tuanya. Pengalaman ini sangat sulit untuk menjelaskan kepada orang-orang yang belum pernah mengalami situasi seperti mereka.
Semisal orang tuanya yang bekerja di perusahaan-perusahan asing di luar negri atau anak-anak diplomat yang harus ikut bapaknya pindah-pindah Negara dari Indonesia ke Mexico, hidup di mexico 5 tahun, dari Mexico pindah ke German 7 tahun, dari German pindah lagi ke United State 10 tahun, Sering juga saya bertemu teman-teman yang misalnya ibunya dari Filipin bapaknya dari spanyol tapi hidup di Bahrain atau bapaknya dari UK, ibunya dari Indonesia tapi hidup di Qatar.
Menjawab pertanyaan "where are you from?"
Biasanya di form–form resmi si anak harus menulis asal Negara atau tempat tanggal lahir, si anak harus menjelaskan lebih mendalam soal itu, Ini adalah hal lumayan menguras saraf otak dan biasanya membutuhkan penjelasan mendalam soal kisah hidup, yang melelahkan ketika orang tua si anak dari dua negara yang berbeda.
Bahkan kebingungan ketika mengisi alamat rumah pada dokumen resmi karna sering pindah–pindah flat atau apartment, bingung harus mengisi alamat tempat tinggal yang mana, biasanya alamat rumah di berikan pertama kalinya oleh sponsor atau perusahaan yang ada di document atau resident permit, kalau tidak suka dengan tempat tinggal yang di berikan perusahaan kita bisa pindah tapi bagiman dengan alamat rumah kita?
Nah itu dia ada procedure panjang untuk meng-updatenya, yang terkadang sudah meng update pun pihak bank atau tagihan listrik dan document penting lainya suka nyasar ke alamat tempat tinggal yang lama, kita yang sudah dewasa saja suka bingung bagimana dengan anak-anak yang masih kecil.
Apalagi ketika kita berada di public transportation di mana kita sedang “bad mood” untuk berkenalan dan di ajak ngobrol soal where are you from? are u from Philippines , Thailand , china ? terserah deh loh gw lagi males ngomong lol….