Turunkan Pemain Muda, Badminton hadiahi 3 Emas di Sea Games 2015
Perhelatan pesta olahraga tingkat Asia Tenggara , SEA GAMES Â memang sudah memasuki tahap-tahap final di berbagai cabang olahraga yang dipertandingkan. SEA GAMES yang diawali sejak 5 Juni ini merupakan kompetisi Negara-negara Asia Tenggara dalam mengoleksi medali di berbagai cabang olahraga. Di SEA GAMES ke 28 ini, Indonesia seperti biasa turut mengambil peran dengan mengikuti berbagai Cabang yang dipertandingkan. Salah satu cabang olahraga yang diandalkan untuk membawa pulang gelar di kejuaraan ini tentu saja Bulutangkis yang memang selalu mampu menaikkan peringkat Indonesia di turnamen dunia. Memperebutkan dua gelar yakni Perorangan dan Grup, semakin memperbesar peluang Indonesia untuk mengoleksi medali di SEA GAMES kali ini. Mengingat kemampuan atlet badminton Indonesia masih unggul dan memimpin di Negara Asia Tenggara dari segi peringkat BWF (Badminton World Federation), jadi tak berlebihan jika mengandalkan cabang olahraga ini.
Namun yang cukup mengejutkan, tim Bulutangkis Indonesia sejak awal kompetisi memang seakan ingin menguji coba pemain-pemain muda atau pemain pelapis di turnamen ini. Terbukti, tak ada pemain utama yang biasa berlaga di turnamen dunia yang turun di Sea Games kali ini. Nama-nama seperti Tontowi Ahmad/Liliana Natsir, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Nitya/Greysia Polii hingga Tommi Sugiarto tidak diikutsertakan di dalam tim. Sebaliknya pemain muda seperti Jonatan Christie, Antony Ginting, Ihsan Maulana, Hanna Ramadhini dan Praveen Jordan/Debby Susanto menjadi pejuang yang diturunkan untuk mencetak gelar juara kali ini. Walau Negara lain seperti Malaysia, Singapura hingga Thailand tampil dengan pemain-pemain utamanya, tim Indonesia tampak percaya diri dengan menurunkan pemain-pemain ‘kelas dua’. Suatu tantangan yang menarik sebenarnya, untuk melihat regenerasi atlet maka harus diberi kesempatan yang besar kepada pemain-pemain muda. Kesempatan bagus itu dapat dibuktikan di Sea Games 2015.
Usai memainkan nomor beregu, atlet-atlet Indonesia kembali harus bangkit di nomor perorangan. Hasilnyapun tak mengecewakan, Indonesia mengantarkan 4 wakil ke babak final. Hanna Ramadhini membuat kejutan dengan lolos ke babak puncak nomor tunggal Puteri menantang puteri Thailand, Busanan Omborungpan. Berbeda dengan juniornya ini, Lindaweni Fanetri yang diunggulkan justru kandas di tangan Tunggal Vietnam di Perempat final. Di babak final yang digelar pagi ini (16/6), Hanna tampil cukup tangguh menghadapi Busanan. Sayangnya pola permainan Hana belum konsisten dan seringkali tidak akurat. Walau sempat beberapa kali memimpin perolehan poin, Hanna harus menyerah di akhir dengan skor 17-21, 12-21 dari Busanan. Hasil ini juga sekaligus membuat Indonesia gagal mempertahankan gelar Tunggal Puteri yang tahun lalu diraih oleh Bellaetrix Manuputty.
Ganda campuran dipertandingkan di akhir. Kali ini pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto harus menghadapi ganda Malaysia, Chan Peng Soon/Liu Ying Goh. Memasuki babak pertama, aroma kompetisi sudah sangat kental terasa. Bukan rahasia lagi, apabila menghadapi Negara tetangga ini memang tekanan di lapangan sedikit lebih panas. Di babak awal, pasangan Indonesia kalah tipis 18-21. Lanjut ke babak kedua, pasangan Praveen/Debby membuktikan diri tak menyerah begitu saja di tangan lawan. Indonesia berhasil menyamakan poin dengan mendominasi babak kedua 21-13. Pada babak penentuan, kedua pasangan tampil habis-habisan dan sukses memainkan emosi penonton terbukti dengan sorak-sorai yang tak terelakkan di layar kaca. Poin demi poinpun bergantian di layar. Akhirnya, Praveen/Debby sukses memenangkan duel paling sengit tersebut dengan skor tipis 25-23. Match ini menjadi highlight babak final hari ini.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H