Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Siapa yang Akan Menjadi Pahlawan di Kejuaraan Dunia Badminton 2015?

25 Juli 2015   11:33 Diperbarui: 25 Juli 2015   11:56 2008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ganda Putera Indonesia, Mohamad Ahsan/Hendra Setiawan di All England 2014 (amazonaws.com)"]

[/caption]

Siapa yang akan menjadi Jagoan di Kejuaraan Dunia Badminton 2015?

Perebutan gelar juara dunia untuk olahraga badminton akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Turnamen tahunan bertajuk Total BWF World Championships 2015 ini akan diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta. Sebagai turnamen paling bergengsi yang dipanitiai oleh federasi Bulutangkis dunia (BWF), event ini akan diikuti oleh pemain-pemain terbaik wakil dari tiap Negara. Dengan pemberian skor paling tinggi untuk pemenang, maka tentu saja tak akan ada pemain top yang akan melewatkan kejuaraan ini untuk merebut gelar sebagai juara dunia. Turnamen berkelas Major Event dari BWF ini akan digelar pada 10 Agustus-16 Agustus mendatang dan menjadi gelaran yang ke 22 pasca dimulai sejak 1977 silam. Indonesia sendiri memiliki record yang baik di turnamen ini dengan menjadi runner up peraih gelar tebanyak sepanjang berlangsungnya turnamen ini yakni dengan 20 gelar juara dari berbagai kategori. Sementara di posisi puncak ada Tiongkok yang mengoleksi 58 gelar juara. Sejarah terbaik atlet Indonesia di turnamen ini dimulai sejak awal perhelatan hingga sepanjang tahun 1990-an, kemudian seiring pensiunnya pemain-pemain andalan Indonesia prestasi mulai menurun. Hingga di tahun 2007, Merah-Putih kembali berkibar atas kemenangan ganda Putera, Mohammad Ahsan/Markis Kido dan Ganda Campuran Nova Widianto/Liliana Natsir saat itu. Setelah itu, prestasi atlet Indonesia lama tak bergaung di turnamen ini. Berselang 5 tahun kemudian, sejarah kembali terulang. Di Kejuaraan Dunia tahun 2013 yang diselenggarakan di GuangZhou, China Lagu Kebangsaan Indonesia Raya kembali berkumandang sebanyak dua kali atas kemenangan ganda Putera, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Liliana Natsir/Tontowi Ahmad. Kedua pasangan ini menjadi prestasi terbaik Badminton Indonesia di generasi baru.

Sayangnya di perhelatan setahun lalu (2014), kedua juara dunia tersebut tidak dapat bertanding dikarenakan cedera. Dan bisa ditebak, tak ada satupun gelar yang berhasil dibawa pulang oleh atlet Indonesia pada Kejuaraan Dunia 2014 yang digelar di Coppenhagen, Denmark saat itu. Langkah terjauh atlet Indonesia adalah Tommi Sugiarto yang lolos hingga babak semifinal. Tommi terhenti langkahnya setelah dikalahkan oleh tunggal putera terbaik dunia asal Tiongkok, Chen Long. Kini setelah setahun berlalu, bagaimana peluang Atlet Indonesia? Apalagi puncak dari turnamen ini akan  digelar sehari sebelum HUT RI yang ke 70, akankah ada kado kemenangan untuk Indonesia? Seberapa sulit hambatan yang akan ditempuh oleh atlet tanah air?

Di kejuaraan dunia tahun ini, Indonesia hanya mampu mengirimkan 16 pemain. Di antaranya masing masing 2 wakil di Tunggal Putera dan Puteri dan 4 wakil iuntuk tiap ganda Putera,Puteri dan Campuran. Seberapa besar kesempatan Indonesia untuk meraih gelar?

Kita mulai dengan Tunggal Putera, Indonesia diwakili oleh Tommi Sugiarto dan Dyonisius Hayom Rumbaka. Melihat sepak terjang kedua pemain yang sudah ‘cukup tua’  di turnamen dunia ini memang tak ada yang special. Walau sudah lama melang-lang buana, tak ada gelar bergengsi yang dikoleksi keduanya. Apalagi dengan hadirnya Lee Chong Wei, Lin Dan dan Jar O Jorgensen ke turnamen ini akan sulit mengharapkan emas untuk sector tunggal putera. Belum lagi hadangan juara Bertahan, Chen Long. Sebenarnya kesempatan Indonesia akan lebih terbuka rasanya apabila mengirimkan pemain muda yang tengah on fire seperti Ihsan atau Anthony Ginting. Tetapi berhubung peringkat dunianya tidak cukup tinggi, maka pemain muda harus dianggurkan dulu.

Beralih ke sector tunggal puteri, tidak ada perbedaan berarti. Lindaweni Fanetri dan Maria Febe menjadi wakil dari Indonesia untuk berlaga di sector ini. Melihat sepak terjangnya selama beberapa tahun terakhir, senada dengan tunggal putera tak ada juga prestasi yang bisa dibanggakan. Apalagi pemain top dunia seperti Carolina Marin, Li Xuerui, Wang Yihan hinggga Saina Nehwal akan turun lapangan untuk berebut gelar. Rasanya masih cukup sulit bagi Linda atau Febe menundukkan pemain-pemain top itu.

Berbicara mengenai tiga sektor selanjutnya yakni Ganda Putera, Ganda Puteri dan Ganda Campuran, Indonesia memang boleh berbangga memiliki pemain-pemain ganda yang bisa unjuk gigi dengan mengalahkan pemain top dunia lainnya. Di nomor ganda Putera, Indonesia mengirimkan empat pasangan yakni Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan,Angga pratama/Ricky Karanda suwardi, Andrei adistia/Hendra aprida gunawan dan yang terakhir lolos kualifikasi Wahyu nayaka/Ade yusuf. Pasangan ganda putera nomor satu Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tentu saja ditargetkan menjadi juara dan memang tidak berlebihan mengingat keduanya bisa tampil sebagai pahlawan dua tahun sebelumnya di turnamen ini. Demikian juga dengan Riky/Angga yang akhir-akhir ini menunjukkan tren positif, jadi tidak berlebihan bila PBSI mengharapkan gelar dari sector ini. Namun langkahnya tentu saja tidak mudah. Saat ini kekuatan di sektor ganda putera sedang mengarah kepada negeri ginseng (Korea), pasalnya selain memiliki ganda terbaik dunia yakni Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong, kini Korea juga memiliki Ko Sung Hyun/Shin Baek Choel. Bahkan tahun lalu, kedua pasangan ini menjadikan Korean All Finalist di babak puncak Kejuaraan Dunia 2014. Hadangan ganda Korea ini juga bukan satu-satunya, masih ada pasangan tak terkalahkan tahun ini dari Tiongkok yaitu Zhang Nan/Fu Haifeng. Lalu ganda Denmark yang juga tak boleh dipandang sebelah mata. Namun demikian, peluang Hendra/Ahsan rasanya masih cukup besar untuk meraih gelar juara dunia tahun ini.

[caption caption="Ganda Puteri Greysia Polii/Nitya Maheswari di BCA Indonesia OPen Superseries Premier (liputan6.com)"]

[/caption]

Berpindah ke Ganda Puteri, Indonesia juga mengirimkan 4 wakil lewat Pia Zebadiah Bernadet/Rizki Amelia Pradipta, Vita Marissa/Shendy Puspa Irawati, Devi Tika/Keshya Nurvita dan tentu saja Greysia Polii/Nitya Maheswari.  Dari empat pasangan ini, harapan besar tentu saja disematkan kepada ganda puteri terbaik Indonesia sekaligus nomor 5 dunia, Greysia Polii/Nitya Maheswari. Keduanya memiliki tahun terbaik sepanjang turnamen 2015 ini. Tampil membantai ganda tangguh dari Tiongkok saat BCA Indonesia Open Superseries Premier 2015 Juni lalu yang mengantarkan mereka ke babak final menjadi titik terang bahwa ganda puteri Indonesia dapat bersaing dengan ganda Tiongkok. Tak sampai di situ, minggu lalu keduanya juga membabat habis ganda puteri terkuat Jepang hingga nomor satu dunia Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi di Taipei Grandprix Gold 2015 yang mengantarkan keduanya menjadi juara. Hampir semua pemain top dunia di ganda puteri telah mereka kalahkan. Walau demikian, Tiongkok masih memiliki puluhan pemain pelapis yang cukup tangguh untuk Greysia/Nitya yang tak akan merelakan gelar juara dunia, salah satunya adalah Tian Qing/Zhao Yunlei. Tetapi jika performa Greysia/Nitya prima, rasanya gelar juara dunia tidaklah mimpi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun