Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pipik ‘Uje’ Dian Irawati, Potret Wanita Tegar Masa Kini

29 Juni 2014   10:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:19 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="480" caption="foto/ytimg.com"][/caption]

Mungkin tidak banyak sosok selebriti yang patut dijadikan contoh atau panutan karena gaya hidup yang mampu menginspirasi khayalak ramai. Mengingat tayangan televisi saat ini yang lebih tertarik menayangkan program-program acara tak berkualitas, maka pengisi acaranyapun tak jauh berbeda. Produser program televisi lebih tertarik untuk memakai jasa public figure yang penuh dengan sensasi dan kontroversi untuk meraup perhatian pemirsa televisi. Sayangnya, sebagian besar masyarakat yang menjadi pemirsa televisi memang cenderung lebih antusias menyaksikan program acara televisi yang diisi oleh puluhan artis sensasional dan penuh dengan kasus. Lihat saja, Luna Maya, Raffi Ahmad, Ariel hingga Julia Perez awet di televisi dan hampir setiap hari menghiasi layar kaca televisi nasional. Mereka ini hanya sebagian kecil dari selebritis tanah air yang tetap eksis dan popular dikarenakan sensasi yang diciptakan dan bahkan kepopulerannya semakin besar saat menyandang gelar Narapidana. Maka tak heran, untuk mencari role model yang layak diteladani dari kehidupan public figure indonesia sangatlah susah. Namun susah bukan berarti tidak ada sama sekali.

Adalah Pipik Dian Irawati, seorang selebritis yang mengawali karir sebagai Covergirl di sebuah majalah tahun 1995. Perempuan kelahiran 36 tahun lalu ini kemudian menjadi istri dari seorang pendakwah ternama, Ustadz Jefri Al Buchory (alm. UJE) di tahun 1999. Setelah menikah, Pipik yang juga pemain sinetron dan penyanyi ini serta merta memilih untuk mundur dari dunia hiburan tanah air dengan alasan untuk focus sebagai seorang istri sekaligus ibu untuk anak-anaknya. Popularitasnya di dunia hiburan Indonesiapun tak lagi terdengar, berbanding terbalik dengan suaminya yang menjadi seorang Ustadz popular dan wara-wiri di berbagai televisi nasional untuk berdakwah. Kebahagiaannya menikmati peran sebagai ibu dan seorang istri tampaknya semakin membuat Pipik betah untuk mengurusi rumah tangganya.

Namun siapa sangka, pada tanggal 26 April 2013 Pipik kembali menjadi sorotan media-media di tanah air. Berita dukacita menghampirinya tatkala Uje meninggal pada suatu kecelakaan Motor. Kabar buruk ini menjadi awal ujian yang harus dihadapi Pipik menjadi Single Parent untuk empat orang buah hatinya. Sempat berkabung dengan tidak mau meninggalkan rumah selama beberapa mingggu, akhirnya Pipik tidak larut dalam kesedihan yang terlalu dalam. Walau penampilannya masih menggambarkan berkabung yang terlihat dengan pakaian yang selalu hitam hingga sekarang, Ia berhasil bangkit dari keterpurukannya untuk kembali meniti titian hidup bersama anak-anaknya. Menjadi orang tua tunggal menuntut Pipik untuk menggantikan peran mendiang suaminya dalam mencukupi kebutuhan hidupnya bersama anak-anaknya. Pipikpun mulai kembali ke dunia entertainment dan hadir dalam berberapa talkshow. Tak hanya itu, Ia juga mulai berdakwah dalam berbagai kesempatan di acara-acara religious di televisi. Kini Ia dikenal dengan sebutan Umi Pipik.

Tak berselang lama sejak ditinggal Uje, Pipik harus bersitegang dengan saudara Almarhum suaminya terkait pemugaran makam. Kembali, Pipik diuji untuk lebih tabah dan sabar dalam menghadapi kasus keluarga ini. Terbukti, ia berhasil melewatinya hingga sekarang masih mampu tegar dalam menjalani kehidupannya. Semakin lama, Pipik pun semakin eksis di industry hiburan tanah air dengan dakwahnya. Hingga Ia pun dipilih menjadi salah satu juri di acara ramadhan Akademi Sahur Indonesia 2014. Dalam acara pencarian bakat ini, Umi Pipik selalu tampil ceria mementori peserta anak-anak yang ikut dalam lomba berdakwah tersebut.

Tetapi jalan bergelombang yang dialami Umi Pipik belum berhenti juga, 20 Juni 2014 dini hari rumahnya kebakaran. Ia yang sedang tidur bersama anaknya di lantai dua terpaksa harus melompat karena tidak ada lagi ruang untuk membebaskan diri dari kobaran api. Kontan lantai satu rumahnya hangus terbakar bersama isinya. Pasca kejadian itu, Pipik harus dirawat di rumah sakit. Sambil menahan tangis dalam wawancara televisi, Pipik menceritakan kronologis kejadian kebakaran tersebut. Belakangan, penyebab kebakaran rumah yang sebelumnya diduga karena hubungan pendek arus listrik dicurigai disengaja oleh kenalan Pipik yang juga telah mengaku mencuri sejumlah uang Pipik. Hebatnya, dalam beberapa wawancara Pipik tak sekalipun mempermasalahkan kerugian yang dialaminya. Dengan tegar, ia menyampaikan rasa syukurnya karena bersama ank-anaknya, Ia bebas dari bencana. Bahkan terkait pencuri yang dikenalnya itu, Ia mengaku tidak akan menjumpainya atau berbicara apapun, “ Biarkan Hukum yang menghukumnya” Ungkap Pipik

Sikap yang diperlihatkan oleh seorang Umi Pipik ini patut dijadikan contoh baik bagi perempuan dimanapun berada. Ketegarannya dalam menjalani kehidupan sebagai orang tua tunggal yang bertanggungjawab menjadi gambaran kekuatan dibalik kelembutan seorang perempuan. Tak hanya itu, Pipik juga berhasil menjaga imejnya sebagai wanita yang ditinggal suami namun tetap terhormat. Berbeda dengan selebritis kebanyakan. Kesetiaannya sebagai istri juga ditunjukkannya dari caranya berpakaian hingga bersikap. Setahun berselang pasca peninggalan Uje, Umi Pipik belum sekalipun terkabar menjalin hubungan dengan pria lain. Dan poin pentingnya, Pipik juga menjadi sosok istri yang tetap mampu melanjutkan cita-cita mendiang suaminya untuk berdakwah.

Itulah Pipik dengan banyaknya ujian yang menghadangnya dan mungkin membuat sebagian orang prihatin. Tetapi Caranya bangkit dan tetap tegar juga menjadi inspirasi yang layak untuk dijadikan panutan. Pipik atau kita mungkin tidak tahu sebesar apa kerikil yang akan menghalangi jalan kita, namun bukan itu yang terpenting. Poinnya adalah seberapa kuatkah kita untuk tetap bertahan dalam melewatinya. Umi Pipik telah menunjukkan kedewasaannya dalam bertahan di kondisi sulit, semoga saja kisah ini juga mampu menjadi inspirasi bagi perempuan-perempuan di luar sana yang memiliki kasus serupa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun