Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menonton Lebih Menarik dari Membaca? Think Again!

1 Agustus 2014   06:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:10 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaca (image:tempo.co)

[caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Ilustrasi membaca (image:tempo.co)"][/caption]

Membaca dan menonton merupakan dua kegiatan yang sangat menyenangkan dan paling atraktif. Dua kegiatan ini sangat digandrungi oleh banyak orang yang seringkali melakukannya di waktu luang. Jika kegiatan membaca bisa dikatakan telah dilakukan oleh manusia sejak dahulu kala, maka berbeda dengan menonton yang belakangan saja menjadi trend setelah kemunculan televisi dan layar bioskop. Dahsyatnya perkembangan teknologi yang sarat akan kecanggihan dan modernisasi membawa pengaruh besar kepada perkembangan dunia pertelevisian, bioskop atau apapun media yang bisa dijadikan tontonan. Visualisasi, sinematografi dan berbagai pengolahan gambar dan video yang sangat variatif dan senantiasa berkembang menjadikan orang-orang lebih tertarik untuk menyaksikan televisi atau bioskop. Atas alasan efisiensi waktu juga orang-orang lebih suka menonton daripada membaca. Contohnya saja, Sejumlah besar masyarakat lebih suka menonton suatu film daripada membaca novelnya. Walau masih ada, jika dilakukan survey rasanya hanya sedikit saja orang yang telah membaca novel Laskar Pelangi terlebih dahulu sebelum menonton filmnya. Pada akhirnya, kegiatan membaca hanya menjadi aktivitas klasik yang kini berganti dengan menonton yang lebih modern. Kuantitas pembacapun kian hari semakin sedikit saja.

Menonton memang kegiatan yang menyenangkan, hal ini tentu saja tak bisa dipungkiri. Kepiawaian para pekerja dunia pertelevisian dalam meracik suatu buku dengan ratusan halaman menjadi film dengan durasi 1,5 jam menjanjikan hiburan yang menarik tanpa harus membuang-buang waktu membacanya hingga berhari-hari. Akan tetapi, menarik saja tidak cukup apabila kita inginkan suatu pengalaman yang bukan sekedar hiburan, namun harus menambah wawasan. Ilustrasinya, Sesaat setelah keluar dari bioskop, mungkin kita masih ingat semua nama tokoh dalam film tersebut. Namun memori tersebut hanya tersimpan sementara bersamaan dengan kesan setelah menonton. Bahkan hanya sedikit mungkin penonton yang mempedulikan nama sutradara, penulis scenario, produser atau bahkan penulis novel yang difilmkan tersebut. Singkatnya, menonton hanya sekedar hiburan yang berlalu begitu saja, tanpa bekas dan tentu saja uang yang kita keluarkan untuk suatu tayangan bioskop hangus sesaat setelah melangkah keluar bioskop. Jangankan seminggu, dua hari pasca menonton kita mungkin tak ingat lagi cerita apa yang telah disaksikan di bioskop. Jika sudah demikian,saatnya kita kembali ke budaya yang lebih klasik, yakni membaca. Apa yang ditawarkan oleh kegiatan ini dan lebih menguntungkan dari aktivitas menonton? Berikut ini beberapa alasan mengapa membaca lebih baik daripada menonton. Let’s Check this out!

1.Membaca berarti mengasah otak dan Kreatifitas

Ketika menonton suatu acara di televisi atau bioskop (contoh: buku/novel yang difilmkan), kita bagaikan raja malas yang disuguhi oleh gambar-gambar menarik yang telah diolah sedemikian rupa oleh pembuatnya. Pikiran kitapun diarahkan agar mengikuti adegan demi adegan yang disajikan di layar. Tentu saja adegan tersebut merupakan hasil imajinasi seseorang yang telah lebih dahulu membaca novel, dan secara tak sadar kita bagaikan manusia bodoh yang menyetujui begitu saja, karena memang tak tahu kisah sebenarnya. Hasilnya, pola pikir kita terpaku tanpa improvisasi. Berbeda dengan menonton, membaca berarti pengaplikasian adegan demi adegan dari suatu novel/buku menjadi hak istimewa pembaca. Dengan membaca, maka kita bebas menggambarkan kalimat demi kalimat menjadi suatu gambar/imajinasi. Otomatis, Otak akan terbiasa bekerja dan terasah sehingga kreatifitas tinggi. Bahkan dengan membaca, minat untuk menulis akan semakin besar. Sehingga tak sedikit pembaca yang berkembang menjadi penulis.

2.Membaca itu Investasi

Membaca berarti anda harus membeli bukunya terlebih dahulu. Untuk alasan hobi, hiburan atau mengisi waktu luang tentunya bukan menjadi kerugian besar untuk menyisihkan uang puluhan ribu rupiah untuk sebuah buku. Usai membaca, Buku tersebut tetap akan menjadi milik sendiri yang dapat dikoleksi maupun dijual kembali. Menonton di bioskop, anda harus membeli tiket untuk sebuah film dalam jangka waktu tertentu. Dengan berakhirnya film, maka hangus pula uang untuk tiket yang telah dibayarkan di kasir. Uang untuk sebuah buku akan sejati, sementara itu untuk tiket Film bioskop tak lebih dari sehari.

Tak hanya dari segi ekonomis, Dengan membaca anda akan lebih memahami secara mendalam sebuah kisah yang dituliskan. Sebagai bentuk apresiasi, anda akan hafal siapa penulisnya, tokoh didalam cerita hingga tahun terbitnya buku itu. Menonton, mungkin hanya secuil yang mengingat sutradaranya. Jadi membaca berarti mememlihara sekaligus melatih daya ingat untuk kemudianilmu yang dibaca dapat diwariskan.

3.Mempertajam Fokus dan Konsentrasi

Rasanya kita tak perlu konsentrasi atau focus yang terlalu tajam untuk sekedar menonton suatu tayangan. Karena setiap moment telah disiapkan secara detil, sehingga tak harus melibatkan penonton untuk ikut serta mengembangkan imajinasinya agar tak kehilangan cerita. Sebaliknya, dengan membaca kita akan dilatih untuk lebih konsentrasi dan focus untuk memvisualisasikan alinea demi alinea. Jika terbiasa, maka kita akan mudah untuk focus dan mempusatkan konsentrasi dalam menghadapi masalah.

4.Buku lebih jujur dari televisi atau bioskop

Untuk yang satu ini, mari kita bandingkan antar adegan-adegan dalam satu cerita pendek dengan scene-scene suatu sinetron di televisi. Adegan di televisi seringkali menyesatkan dan tidak masuk akal yang berujung pada pembodohan, sebut saja polisi yang semuanya digambarkan sosok yang garang dan galak. Tingkah-polah dokter yang bertentangan dengan biasanya hingga kisah pembantu yang semuanya dinikahi anak majikannya yang rupawan. Pembodohan yang dilakukan televisi tentu tak akan ditemui di dalam buku/novel.

5.Membaca dapat menjaga pola tidur

Insomnia? Cobalah membiasakan diri membaca di jam-jam tertentu, maka anda akan terbiasa untuk tidur di jam tersebut dan tentu saja tidur akan berkualitas.Menonton? cahaya yang dipancarkan ke mata akan semakin membuat susah tidur dan terlalu lama di depan televisi akan merusak retina mata.

Jadi apakah Menonton masih lebih menarik daripada membaca? Pikirkan matang-matang..

Demikianlah beberapa alasan yang membuat membaca jauh lebih baik dan efisien daripada menonton. Ini tentu saja hanya sedikit, namun semoga mampu membuka cakrawala berfikir agar lebih bersedia menyisakan waktu untuk membaca daripada menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi atau game station.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun