[caption id="attachment_381118" align="aligncenter" width="539" caption="Pasangan Riky/Richie yang menjadi Pahlawan di Turnamen ini (image by badmintonindonesia.org)"][/caption]
Kejuaraan beregu bulutangkis, Axiata Cup akhirnya menjajaki babak semifinal yang diselenggarakan di Kuala Lumpur siang ini, Sabtu (6/12). Setelah menyelesaikan babak penyisihan selama 7 hari yang dimulai sejak 27 November- 03 Desember 2014 di Jakarta, empat tim pengumpul poin terbanyak sepanjang klasemen kembali diundi untuk berlaga di babak semifinal. Sepanjang babak penyisihan Tim Indonesia tampil memukau dengan mengoleksi enam kemenangan dan 1 seri. Penampilan memukau dari atlet-atlet Indonesia berhasil mengantarkan Indonesia sebagai juara Klasemen dengan perolehan poin 24, disusul Thailand 19, Tim Asia All Stars 19 dan Malaysia di posisi buntut dengan poin 17. Berbeda dengan babak penyisihan yang menggunakan sistem pengumpulan poin terbanyak,semifinal kali ini langsung menggunakan sistem gugur. Dan berdasarkan hasil undian, Indonesia akan berhadapan dengan Malaysia dan Thailand melawan Asia All Stars.
Pertandingan pertama mempertemukan tim Indonesia dengan tuan rumah Malaysia. Pertemuan Indonesia dengan Malaysia memang selalu menarik perhatian, tak heran aroma persaingan yang tercium dari pendukung kedua tim di arena juga terasa. Sebelumnya, Tim Indonesia telah bertemu dengan Malaysia di babak penyisihan hari ketiga (29/11) dengan hasil kemenangan telak buat Indonesia 4-0. Jika saat itu atlet Indonesia bermain di rumah sendiri, maka kali ini gantian Malaysia yang menjadi tuan rumah. Jadi bisa dipastikan statistik permainan sedikit banyak akan berubah. Jika Squad Malaysia masih diisi oleh atlet-atlet yang sama saat babak penyisihan, maka Indonesia lebih memilih untuk squad gado-gado.
Match pertama memainkan sektor Tunggal Putera. Di babak penyisihan lalu Indonesia mengirimkan Dyonisius Hayom Rumbaka yang sukses melibas Chong Wei Feng asal Malaysia 21-19, 21-11. Di semifinal kali ini, Indonesia langsung menurunkan Tunggal Utama sekaligus peringkat 5 dunia, Tommi Sugiarto. Menghadapi Chong Wei Feng yang berperingkat 33 dunia memang menjadikan sektor ini sebagai salah satu poin yang sangat diharapkan oleh Tim Indonesia untuk memuluskan langkah ke babak final. Benar saja, Tommi yang memang jauh lebih unggul di atas kertas tampil sangat agresif dari awal pertandingan. Serangan demi serangan Tommi berhasil membuatnya mendominasi permainan dan lawan kewalahan. Berbeda dengan Tommi yang sangat meminimalisir eror, Chong malah berkali-kali melakukan kesalahan sendiri. Tanpa kesulitan Tommi unggul 21-16. Di babak kedua, Tommi masih belum bisa dijinakkan oleh Chong Wei feng hingga Tommi memimpin perolehan poin 20-14. Di babak penentuan ini, sayangnya Tommi tampak terburu-buru ingin menyudahi permainan hingga sempat beberapa kali melakukan kesalahan sendiri hingga Chong mampu mengejar 19-20. Beruntung Di poin-poin kritis ini, satu smash dari Chong Wei feng terlalu melebar hingga dinyatakan keluar oleh Wasit 21-19 untuk Tommi. Kemenangan Tommi Sugiarto sekaligus mengantarkan Indonesia unggul 1-0 dari Malaysia.
Bellaetrix Manuputty turun sebagai kampiun kedua untuk Indonesia. Bella kembali diturunkan di nomor tunggal Putri seperti di babak penyisihan melawan Malaysia minggu lalu. Di babak penyisihan Bella tampil sangat tangguh dengan menang telak dari Tunggal Putri Malaysia Tee Jing Ye 21-8, 21-10. Dengan lawan yang sama, Bella yang berperingkat 33 dunia tentu saja juga diandalkan untuk menambah poin untuk Merah Putih walau harus berhadapan dengan Tee yang berperingkat 29 dunia. Namun kembali lagi, beda arena maka statistik permainanpun akan berubah. Di babak pertama, kedua pemain tampil sangat berhati-hati dan sepertinya ingin membaca strategi dari lawan terlebih dahulu. Namun setelah interval pertama berakhir, Bella tampak lebih siap dan berhasil melaju dengan skor 21-13. Di babak kedua, Tee tampil klimaks dan berkali-kali menyerang pertahanan Bella. Sebaliknya Bella tampil anti klimaks sehingga seringkali melakukan eror sendiri bahkan beberapa kali Servicenya dinyatakan Fault oleh wasit. Tee berhasil memperpanjang tempo permainan setelah menang 22-20 di babak kedua. Rubber game terpaksa dimainkan untuk menentukan pemenang, kali ini kedua pemain berlomba untuk tampil mendominasi permainan. Tak heran perolehan poin saling kejar-kejaran. Sayangnya, walau sudah pertama unggul di babak awal akhirnya Bella harus menelan pil pahit setelah kalah dramatis 19-21 dari Tee. Gagalnya Bella menambah poin untuk Indonesia sekaligus memberikan poin 1-1 untuk Malaysia.
Pertandingan ketiga memainkan sektor ganda Putra. Jika di penyisihan grup Indonesia menurunkan Muhammad Ahsan/Markis kido yang juga merupakan pasangan ganda dadakan dan sukses membekuk Ganda Malaysia Tan Boon Heong/Tan Wie Kiong 21-17, 21-13. Kali ini ganda dadakan baru kembali diuji coba lewat pasangan Senior-Junior, Markis Kido/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Pasangan yang sangat ‘menarik’! jika mengingat babak ini merupakan penentuan ke babak final, cukup disayangkan mengapa pelatih berani memasangkan Ganda coba-coba. Apalagi ini merupakan pasangan yang bahkan belum sekalipun pernah bertanding bersama. Mohammad Ahsan/Markis Kido tempo lalu dipasangkan memang juga coba-coba, tapi keduanya sudah pernah menjuarai turnamen besar. Berbeda kasus dengan Kevin. Jadi cukup sedikit pesimis dengan pasangan kali ini, apalagi performa ganda putra Malaysia juga cukup agresif. Benar saja di babak pertama, pasangan Kido/Kevin tampak kewalahan menghadapi Malaysia yang sangat agresif. Smash yang powerful sebagai ciri khas permainan Kevin Sanjaya seringkali melebar. Duo Tan menang mudah dengan skor 21-10. Di babak kedua, Kido/Kevin mulai mendapatkan harmonisasi. Keduanya mulai tampil kompak dan berhasil memaksakan Rubber Game setelah menang 21-13 di babak kedua. Di babak penentuan kedua pasangan tampil saling menekan, walau tampak telah berusaha keras, pasangan Indonesia kembali harus mengakui keunggulan tuan rumah 21-19. Kemenangan ganda Malaysia mengantarkan poin 2-1 untuk Malaysia.
Pertandingan terakhir memainkan sektor Ganda Campuran. Jika di babak penyisihan, ganda utama Indonesia Tontowi Ahmad/Liliana Natsir diturunkan dan berhasil menang 21-13,21-16 dari ganda Malaysia Chan Peng Soon/Lai Pei Jing. Kali ini, ganda pelapis Indonesia riky widianto/richie puspita dilli dipercaya untuk menjadi kampiun keempat. Ganda campuran peringkat 10 dunia ini otomatis menjadi tumpuan satu-satunya Indonesia untuk lolos ke babak Final. Dengan hanya memainkan 4 sektor tanpa ganda Putri, penentuan pemenang Axiata Cup didasarkan pada perolehan poin. Artinya jika Indonesia ingin lolos ke babak final maka ganda campuran harus menang melalui straight game/ dua babak. Di babak pertama, pasangan malaysia tampil mendominasi hingga perolehan poin 8-7. Efek kemenangan di dua nomor sebelumnya sepertinya mampu mendongkrak percaya diri atlet ini. Duo Riki/Richie mulai bangkit setelah unggul 9-8 dari Malaysia. Pasangan ini langsung tampil menekan pasangan tuan rumah dan dengan mudah mengamankan babak pertama 21-14. Babak kedua, seluruh pecinta bulutangkis tentunya mengharapkan kemenangan duo Riky/Richie demi lolosnya Indonesia ke partai puncak. Beruntung, walau harus melalui pertandingan menegangkan dan perlawanan seimbang dari Malaysia, akhirnya Riky Widianto/Richie Puspita Dili menang dengan skor akhir 22-20. Ganda campuran ini sukses menjadi pahlawan bagi Indonesia dan mengantarkan asa yang hampir pupus ke partai puncak besok (7/9).
[caption id="" align="aligncenter" width="565" caption="riky/richie on fire (Image by tribunnews.com)"]
Kemenangan dramatis tim Indonesia ini benar-benar sangat mengejutkan, mengingat di babak penyisihan sukses menang telak 4-0 dari Malaysia. Komposisi pemain yang kurang maksimal menjadi momok susahnya tim kita mencetak poin. Kesan menganggap remeh tim lawan dengan memainkan pasangan uji coba di partai penting seperti semifinal ini terlalu berani dan hampir saja menghentikan langkah Indonesia di babak semifinal. Sebagai saran saja, mungkin PBSI sah-sah saja ingin menguji atlet/atletnya dengan mengadakan rolling pasangan di nomor ganda, namun ada baiknya itu dilakukan saat babak penyisihan bukan justru di partai semifinal. Beruntung Indonesia masih bisa lolos dan menggapai targetnya menjadi juara axiata cup 2014 yang menawarkan total hadiah `USD 1 Juta ini. Untuk partai final besok, siapapun lawannya semoga saja Indonesia mengirimkan pemain-pemain top selagi masih memungkinkan. Sebagai Informasi, di Final yang akan diadakan Minggu (7/12), Indonesia akan berhadapan dengan pemenang antara Thailand vs A`sian All Stars yang tengah berlaga di semifinal hari ini.
Akhirnya semoga saja tim Indonesia bisa menang kali ini dan secara khusus terimakasih kepada duo campuran Riki Widianto/Richie yang telah menjadi pahlawan buat Tim Indonesia hari ini.
Salam Bulutangkis dan selamat berakhir pekan saudara!