[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Image/okeinfo.net"][/caption]
Ahok kembali menjadi sorotan Publik! Bukan karena sebentar lagi akan menjadi Gubernur DKI Jakarta juga bukan tentang berita panasnya perebutan kursi kosong DKI 2 yang menjadi wakilnya nanti. Melainkan namanya menjadi topik pembicaraan di media-media karena aksi menentang kebijakan Partai Gerindera tentang kisruh RUU Pilkada. Untuk kali pertama seorang Kader partai politik berdiri dan berbicara dengan gagah di depan awak media menentang sebuah kebijakan Partai Pengusungnya yang dinilainya sudah tak sesuai dengan konstitusi dan tujuan awal partai. Kali pertama juga seorang Pemimpin negara menunjukkan bahwa Kekuatan Parpol bukan menjadi ancaman eksistensinya demi mengabdi kepada rakyat. Selama ini citra yang dibentuknya sebagai pemimpin yang tegas dan pro rakyat akhirnya terbukti dengan sikap penolakannya terhadap RUU Pilkada yang hendak menghapuskan Pemilihan Langsung dan menyerahkan mandat pemilihan Kepala Daerah ke tangan DPRD. Tanpa bertanya alasan penolakan kebijakan tersebut, sebenarnya semua masyarakat tahu apa yang akan terjadi jika Pilkada diserahkan kepada DPRD. Selain mulusnya transaksi politik, Pemilihan Kepala Daerah Oleh DPRD juga akan mengaburkan prioritas utama Kepala Daerah terpilih antara lebih ‘takut’ kepada Rakyat atau DPRD.
Inilah kekhawatiran seorang Ahok, sebagai Pemimpin yang ingin konsisten memperjuangkan hak rakyat tak mengurungkan niatnya untuk menentang kebijakan tersebut sekalipun datang dari Partai pengusungnya.
"Kalau nanti kepala daerah dipilih oleh DPRD, bisa dibayangkan kan kerjanya hanya memikirkan anggota DPRD, lalu bagaimana cara meningkatkan servis untuk mereka, bukannya malah meningkatkan pelayanan untuk rakyat, Apalagi kalau kepala daerah itu dipilih oleh anggota DPRD setempat. Bisa jadi nanti malah lebih mementingkan kepentingan partainya, bukan kepentingan rakyat. kalau nanti pada akhirnya RUU Pilkada itu benar-benar disahkan, saya berpikir lebih baik keluar dari partai saja" ungkap Ahok. (Republika.co.id)
Respon negative Ahok terhadap kebijakan Gerindera tersebut langsung disambut oleh Politisi Partai dengan begitu kilatnya dan emosional. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyebutnya memang tukang ganti-ganti Parpol dan Ahok tidak berbuat apa-apa untuk Gerindra bahkan pada saat Pilpres lalu dan menyebut Bahwa Prabowo menanggapinya sepele baca: Apa Kata Prabowo Soal Ancaman Ahok Keluar dari Gerindra. Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik menanggapinya tak kalah arogan, setelah menantang Ahok agar segera mengundurkan diri dari Gerindra, Taufik juga menyebut Ahok sok jago dan sok hebat. M Taufik: Ahok Jangan Sok Jago, Tak Ada Partai Anda Tidak Bisa Jadi Wagub
[caption id="" align="aligncenter" width="468" caption="M Taufik yang tetap keukeuh pemenang Pilpres Prabowo, lihat foto dibelakangnya (Image/Kompas.com)"]
Jika menilik iklan Prabowo ketika kampanye Pilpres, rasanya Ahok menjadi kader paling dibanggakan dengan menghadirkannya di video kampanye sebagai testimonial bahwa Prabowo sangat menjunjung tinggi Kebhinekaan. Bagaimana bisa Ahmad Muzani menyebut Ahok tak berbuat apa-apa? Bahkan walaupun sangat berhubungan dekat dengan Jokowi, Ahok tak segan-segan menyebut Pilihannya adalah Prabowo ketika Pilpres lalu. Keterbukaan dan ketegasan Ahok menjadi semacam peluru untuk Gerindera kala itu. Dan memang hanya Ahok lah kader kebanggan untuk Gerindra.
Namun saat prinsip partai telah berbenturan dengan visi-misi Ahok yang pro rakyat, barulah Ahok memilih untuk menentang hingga keluar dari Partai rintisan Prabowo Subianto tersebut. Sekali lagi Ahok membuktikan dirinya sebagai wali dari rakyat yang melakukan apapun demi Kepentingan rakyatnya. Inilah wajah pemimpin yang seharusnya beranak pinak di negeri yang sekian lama dihuni oleh politisi sarat kepentingan.
Kemudian Politisi PKS, Hidayat Nur Wahid muncul ke media menggertak agar Ahok mundur juga dari jabatannya sekarang. "Kalau Ahok jantan, ajukan surat pengunduran diri dan wakil gubernur juga," sebutnya. Waduh mungkin Pak Hidayat lupa kalau yang memilih Ahok itu rakyat bukan anggota koalisi Merah putih. Atas dasar itulah Ahok memperjuangkan hak rakyat, dan secara legitimasi jabatan Ahok tidak akan terpengaruh dengan pengunduran dirinya dari Gerindra. Walaupun Gerindra yang mengusung Ahok pada Pilkada DKI lalu, rasanya sudah terjadi simbiosis mutualisme keduanya. Toh, Ahok menjadi kader terdepan yang dipromosikan Gerindra waktu kampanye. Jadi impas!
Keberanian Ahok ini juga serta merta mendapat pujian dan dukungan dari sejumlah tokoh. Melalui Twitter, netizen memberikan dukungan dan bahkan Politisi, aktivis hingga Pelaku industry hiburan berlomba memberikan dukungannya.
Sutradara Kondang, Hanung Bramantyo:
Harus ada foto pak Ahok sbg Gubernur di setiap film2 saya kedepan :) — hanung bramantyo (@Hanungbramantyo) September 10, 2014
Ahok memang pantas diidolakan. A man of integrity! — ADDIE MS (@addiems) September 10, 2014
Ahok punya kemiripan dgn Soe Hok Gie: sama2 jujur, berani, dan antipati thd kemunafikan atas nama agama. pic.twitter.com/ttMoatGvjV — akhmad sahal (@sahaL_AS) September 10, 2014
Tindakan Ahok melawan kemunafikan ini memang patut diacungi Jempol dan membuat dirinya semakin diidolakan oleh masyarakat. Beginilah Pemimpin yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Ditengah banyaknya elit politik yang saling bahu membahu mengamankan sindikat demi sindikat terkait memperkaya diri dengan mengeruk hak-hak rakyat, Indonesia butuh Ahok-Ahok lain yang bisa memberantasnya. Masyarakat yang semakin lama semakin cerdas juga menjadi bukti kemajuan bangsa ini. Saatnya Indonesia dipimpin oleh pejabat-pejabat jujur yang mengabdi untuk bangsa bukan untuk Partai Politik dan untuk kantong Pribadi. Sehingga dengan banyaknya pemimpin yang jujur, maka negara inipun akan diberkati dan akan maju!
Bravo Pak Ahok, Indonesia mendukungmu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H