Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Goyang di TV, Masih Berlakukah Jam Tidur untuk Anak-anak Indonesia?

14 Februari 2014   12:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_322548" align="aligncenter" width="300" caption="salah satu cuplikan YKS (13/02/2014) docpri"][/caption]

Tidur sudah merupakan salah satu kebutuhan penting manusia, terutama untuk anak-anak. Ini menjadi waktu istirahat sekaligus relaksasi agar mengembalikan tenaga setelah seharian penuh beraktifitas. Lamanya waktu tidur juga berbeda-beda bagi setiap orang tergantung usianya. Seperti yang tertera pada situs www.parenting.co.id yang membagi rentang usia anak-anak dengan lamanya waktu tidur yang dibutuhkan:

-Untuk Bayi (0-1 tahun) membutuhkan 8 jam tidur malam ditambah 6-7Jam tidur siang

-Untuk Batita (1-3 tahun) membutuhkan 11 jam tidur malam dan 2-3 jam tidur siang

-Untuk usia Preschool (4-6 tahun) 10-11 jam tidur malam ditambah 2 jam tidur siang

-Usia sekolah (7-12 tahun) 8-9 jam tidur malam ditambah 2 jam tidur siang

Ketepatan waktu tidur anak-anak ini tentu saja akan mempengaruhi aktivitasnya kemudian. Jika waktu tidur cukup yang beriringan dengan kualitas tidur maka Anak akan kembali fit saat bangun tidur. Bahkan kualitas tidur ini juga mempengaruhi daya pikir dan kecerdasaan seorang anak. Jadi sudah sepantasnya anak-anak mendapatkan waktu tidur yang cukup sehingga mampu kembali beraktifitas dan berfikir kreatif keesokan harinya.

Lalu bagaimana dengan anak-anak di Indonesia?

Walaupun masih ada yang menerapkan aturan yang diatas, tetapi pasti lebih banyak yang melanggarnya. Ada beberapa hal yang membuat anak-anak negeri ini mampu bertahan melek di jam-jam malam. Alasan yang paling banyak adalah dikarenakan menonton televisi. Bukan rahasia lagi, anak-anak sudah termasuk salah satu pemirsa televisi yang paling banyak saat ini. Maka tak salah mereka banyak yang bercita-cita ingin masuk televisi. Ini sebabnya bermunculan pemeran-pemeran anak-anak di televisi. Masalah? Sebenarnya tidak, jika saja acara-acara yang tersaji di televisi bermanfaat bagi anak-anak dan sesuai dengan yang dibutuhkannya di masa-masa pertumbuhan mereka. Ironisnya, saat ini sangat susah memilih tontonan yang layak untuk anak-anak berbeda dengan dulu. Walaupun masih muncul film-film kartun seperti Tom and Jerry atau Upin Ipin yang ditayangkan di siang hari, tetapi tetap saja anak-anak ini banyak yang lebih memilih menonton malam-malam. Wajar juga, karena mereka harus tidur siang di jam tayangnya film Kartun. Lalu apa yang mereka tonton?

Sudah bisa ditebak, ada sinetron kolosal stripping yang ditayangkan di MNC TV dengan pemeran anak-anak juga. Anehnya anak-anak di sinetron ini tidak polos dan lucu layaknya anak biasa. Mereka sudah biasa merencanakan hal jahat, berkelahi hingga melakukan pengkhianatan. Anehnya lagi sinetron yang berjudul Raden Kian Santang ini tayang di jam malam. Sedikit bingung juga apa yang hendak disampaikan di sinetron ini,. Bila mengutamakan tokoh anak-anaknya yang memang menarik penonton anak-anak, mengapa mesti tayang di jam malam?

Acara kebanggaan Trans Tv yang masih eksis sampai sekarang juga berhasil mengubah anak-anak yang dulu suka lagu karangan Ibu Soed beralih menjadi lagu Rhoma Irama. Maka jadilah anak-anak lebih menghapal lirik kereta malam, oplosan dan sejenisnya ketimbang lagu daerah atau lagu nasional. Bahkan tanpa malu-malu lagi ada acara khusus anak-anak hari Sabtu malam di YKS, dimana anak-anak yang menonton diadu untuk goyang oplosan dan buka dikit joss. Dengan semangatnya anak-anak yang meang bergoyang akan mendapat gelar Caisar Cilik atau The Next Caisar.

Jika ini biasanya tayang di hari Weekend dimana anak-anak libur sekolah dan mungkin bisa dimaklumi. Lalu kemarin malam (13/02/2014) pukul 20.35 pemandangan anak-anak tersebut bergoyang terjadi di hari Sekolah dan jam remaja-dewasa. Naka-anak yang berusia 5-6 tahun ini diadu bergoyang dengan hadiah Rp. 150.000. tidak tahu apa yang dipikirkan oleh orang tua anak-anak tersebut. Terlepas dari masalah eksploitasi anak, tapi apakah layak seorang anak masih bergoyang Oplosan di jam yang seharusnya sudah cuci kaki dan tidur?

[caption id="attachment_322549" align="aligncenter" width="300" caption="anak-anak goyang di jam tidur (docpri)"]

1392357251144728815
1392357251144728815
[/caption]

Inilah yang sebenarnya perlu diperhatikan oleh pihak-pihak yang terkait. Tayangan televisi sangat mempengaruhi kejiwaan seorang anak yang menonton tanpa didampingi orang tua. Lagipula, apakah orang tua sekarang sudah tidak terlalu mempermasalahkan jam tidur anaknya? Keberhasilan suatu anak ditentukan oleh orang tuanya. Maka orang tua harus mengawasi anak lebih intens sehingga bebas dari hal-hal negative. Masalah tampil di televisi, bisa saja tapi harusnya disesuaikan dengan tema anak-anak . jika televisi hanya mementingkan Rating dan Share demi berjalannya bisnis, maka Pemirsa harus cerdas menyeleksi tontonan untuk buah hati. Sayang sekali di masa-masa emas pertumbuhan otaknya, harus diisi dengan hal-hal yang tidak penting. Selamatkan anak Indonesia dari tayangan Televisi yang buruk!

Jika ditanya kepada anak-anak, mau menonton apa mala mini?

Maka, Perbedaan anak Zaman dahulu dengan sekarang:

Dulu : Ultraman Leo, Kera Sakti atau Power Rangers

Sekarang: YKS, Kian Santang, YKS lagi,dan YKS lagi

Mau jadi apa penerus bangsa ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun