Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Apa yang Harus Dilakukan Saat di Friendzone?

28 Agustus 2015   13:52 Diperbarui: 28 Agustus 2015   15:41 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan Takut di-friendzone in![caption caption="Ilustrasi/Merdeka.com"][/caption]

Hubungan yang erat antara dua orang berbeda jenis kelamin memang tak melulu tentang romansa kasih sayang atau cinta. Keakraban perempuan dan laki-laki banyak yang berdasarkan hubungan pertemanan atau persahabatan. Ketika komunikasi lancar dan nyambung, berarti chemistry antara keduanya telah terbangun. Hubungan seperti ini kemudian akan meningkat menjadi saling percaya dan butuh antara keduanya. Sayang hubungan yang sudah harmonis ini kadang susah bertahan, perasaan yang sudah terlanjur nyaman akan berkembang menjadi benih-benih cinta untuk memiliki. Kenyamanan dan saling membutuhkan menumbuhkan rasa untuk memiliki.

Sebenarnya tidak ada masalah jika saja kedua pihak sepakat untuk menaikkan status hubungan menjadi kekasih. Sayangnya, banyak kasus yang malahan bertentangan. Akhirnya hubunganpun menjadi retak dan persahabatan banyak berakhir dengan tidak baik. Alasan lebih nyaman menjadi teman atau sering disebut friendzone ini menjadi boomerang dalam suatu hubungan. Saat suatu hubungan sudah dalam tahap nyaman dan saling percaya, sebenarnya akan mudah melangkah untuk suatu ikatan. Namun, entah mengapa bagi sebagian orang sahabat tetaplah menjadi sahabat dan tentu saja berbeda dengan pacar yang dicari.

Padahal sepanjang menjalani persahabatan, keduanya saling memberi perhatian dan saling berempati ditambah bila sudah dikenal baik oleh keluarga masing-masing. Dengan intensnya komunikasi inilah yang kemudian menguatkan perasaan sepihak bahwa akan mudah menerima jawaban ‘Ya’ atau ‘Setuju’ saat diminta untuk berpacaran. Ini pula yang meningkatkan rasa percaya diri untuk menyatakan cinta kepada sahabat. Bayangankan saja, sudah dekat dan saling mengerti, apa lagi yang ditunggu? Harapan-harapan indah sudah di depan mata. Namun semuanya sirna, ketika mendapatkan penolakan dari orang yang lebih memilih menjadi sahabat

. Berada di friendzone ini memang akan terasa menyedihkan. Gebetan yang  di depan mata tiba-tiba akan terasa begitu jauh. Perlahan tetapi pasti, hubungan akan mendadak menjadi kaku dan rasanya begitu sulit menerima keadaan dan menjalani persahabatan seperti sedia kala. Belum lagi dihantui rasa malu akan penolakan sahabat dekat sendiri. Akhirnya banyak orang yang lebih memilih untuk mundur dan hilang tanpa jejak. Persahabatan pun berakhir seiring hilangnya satu pihak. Semakin parah apabila membawa rasa sakit hati saat menerima penolakan. Bisa-bisa menimbulkan dendam dan tentu saja akan berakibat yang lebih buruk.

Namun sebegitu mengerikannyakah terjebak dalam posisi FriendZone? Memang tak bisa dipungkiri penolakan cinta oleh sahabat adalah satu kenyataan pahit, lebih sakit daripada menerima penolakan dari orang lain. Belum lagi jika harus melihat Gebetan akhirnya bermesraan dengan pacarnya dan mendengarkan segala ceritanya. Sakitnya tuh di semua! Tetapi sebagai korban Friendzone, bukan berarti tidak ada lagi yang bisa dilakukan.

Seperti kata pepatah lawas, sebelum janur kuning melengkung, setiap orang masih milik bersama. Jadi jika memang cinta dan yakin itu jodoh, sedikit usaha mungkin akan lebih baik daripada mewek dan berdiam diri apalagi sampai-sampai mengubah rasa sayang itu menjadi benci dengan membuang semua kenangan bersama si gebetan. Apalagi sampai minta dilumpuhkan ingatannya ala lagu band Geisha!. Akan lebih baik memandang Friendzone dari sisi positifnya, yang mungkin mampu untuk membalikkan keadaan. Lalu apa saja hal positif yang dapat dilakukan saat terjebak friendzone

  • Respek dan Terima Keadaan

Penolakan dengan alasan seperti di atas memang pahit dan akan berefek dengan hubungan keduanya. Berbagai ekspresi akan berkecamuk di kepala, apakah dia akan jijik melihat saya? Atau bagaimana saya harus membuka percakapan saat berjumpa dengan dia nanti? Atau mungkin akan minder dengan keadaan diri sendiri. Kehilangan rasa percaya diri yang drastis di depan si gebetan. Tetapi semua itu mungkin akan bisa ditolerir dengan menghargai jawaban apapun dari gebetan. Dengan demikian, Dia pun akan lebih respect dengan kita dan kita akan mendapatkan poin plus di matanya. Barangkali dengan melihat ketulusan kita, Doi akan beralih dan mencoba membuka mata bahwa memang kitalah yang dicarinya.

  • Menjaga komunikasi dengan orang tercintanya

Jika sudah bersahabat erat, salah satu benefitnya adalah kita juga pasti mengenal keluarga hingga teman-teman akrabnya. Dengan tetap menjaga komunikasi dengan mereka, maka setidaknya mereka akan menjadi salah satu faktor kelebihan kita dari pria/wanita manapun yang dicari si gebetan. Dan tentu saja tetap menjaga sisi positif tentang si gebetan saat ditanyai oleh teman-teman karibnya. Jika mata si gebetan susah terbukanya untuk menerima kita, nah kemungkinan orang-orang tercintanya akan membantu. Lalu, usaha kita akan lebih enteng!

  • Tetap bersahabat bukan berarti dimanfaatkan

Rasa sayang kita kepadanya kadang akan membutakan mata. Apapun yang dimintanya kadang akan kita turuti dengan mudah. Apalagi jika Ia meminta kita untuk menjadi pacar pura-puranya, nah jangan sampai mau! Tetaplah konsisten dengan tujuan awal untuk menjadi kekasih aslinya. Nah, mulailah membuat batasan apa yang patut dilakukan dan yang tidak. Walau dalam posisi meminta, harus tetap menjaga harga diri. Dengan demikian jika pada akhirnya ditolak, tak rugi banyak juga kan?

  • Kurangi bercanda dan Mulai mencoba lebih serius

Sebelum memintanya jadian pertama kali, saat masih menjadi sahabat pasti anda terbiasa dengan candaan menjadi pacar dan hal konyol lainnya. Nah setelah ditolak pertama kalinya, mulailah lebih serius apabila membahas hal-hal yang berhubungan dengan cinta. Dengan demikian, dia akan melihat kedewasaan kita dan bukan sedang mempermainkan dirinya.

  • Menjalin persahabatan dengan pria/wanita lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun