Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lentera Indonesia: Pengalaman Mengajar SD Terpencil

17 Januari 2014   16:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44 1684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_316486" align="aligncenter" width="300" caption="netmedia.co.id"][/caption]

Saat ini memang program acara televisi sedang mengalami fenomena goyang. Berbagai acara yang tayang mulai dari talkshow, kontes pencarian bakat, music dan bahkan reality show membumbui acaranya dengan goyangan yang tidak jelas. Seakan tidak mau kalah dengan biduan dangdut yang biasa tampil dengan goyangan yang dinamai aneh, program televisipun berlomba membuat goyangan yang malah menjadikan hampir semua acara televisi memiliki konsep yang sama dan tujuan yang sama , yakni memaksakan kelucuan dan tentu saja berakhir ‘garing’.

Di antara banyaknya acara televisi yang mulai tidak berguna ditonton. Untungnya masih ada beberapa acara yang mampu mengajari dan memberikan inspirasi. Tentu saja dari segi rating dan share di social media acara yang seperti ini tidak layak tayang disbanding acara goyang kesurupan di beberapa program televisi. Namun tetap saja mempunyai arti yang jauh lebih layak diikuti dan bisa dibilang menjadi satu alasan mengapa saya masih menonton televisi indonesia.

Satu diantara secuil acara itu adalah Lentera Indonesia yang ditayangkan di NET TV setiap Sabtu dan Minggu pukul 17.00 WIB- 18.00 WIB. Lentera Indonesia (LI) merupakan program documenter yang diangkat dari pengalaman-pengalaman pengajar muda yang mendedikasikan ilmu mereka untuk mengajar anak-anak Sekolah Dasar di pelosok tanah air. Para pengajar muda ini adalah sukarelawan yang mendaftarkan diri untuk berpartisipasi selama setahun penuh mendedikasikan diri untuk membagikan ilmunya kepada anak yang tinggal di daerah terpencil. Kehadiran pengajar muda ini memberikan pengalaman belajar baru bagi anak sekolah dasar yang biasanya belajar dengan metode biasa. Karena pengajar muda yang kebanyakan alumni dari Perguruan Tinggi ternama di Indonesiaini selalu mengajar dengan pendekatan-pendekatan modern sehingga mudah dipahami anak-anak desa ini.

LI memberikan tontonan yang komplit. Lingkungan pedesaan yang masih hijau dan orisinil mampu menyejukkan matadan membuat penonton untuk tidak bosan memandangi televisi. Lebih dari itu, senyuman anak-anak sekolah dasar yang masih lugu dan tulus mampu menghipnotis kita untuk bertahan lama-lama di depan televisi.

Namun dari semuanya itu, kita akan menyadari betul bagaimana pengorbanan tulus para pengajar muda ini yang rela meninggalkan kehidupan perkotaan demi mengajar dengan sukarela. Tak hanya itu, mereka juga harus berjauhan dari keluarga untuk menyebarkan ilmunya ke seluruh pelosok negeri ini. Bahkan dari beberapa episode yang saya saksikan, beberapa dari mereka adalah karyawan pada suatu perusahaan besar yang rela meninggalkan pekerjaannya demi membagi ilmu dengan anak Sekolah Dasar pelosok ini.

Mereka memang tampak sangat menikmati pekerjaannya. Pernah juga pada satu episode salah satu pengajar muda menyatakan bahwa menjadi Pengajar sukarelawan menjadi slah satu pilihan terbaiknya dalam hidup. terbukti dengan liputannya, bagaimana jelasnya kesedihan anak-anak SD tersebut saat harus berpisah dengan Guru mudanya. Inilah saat yang mengharukan, ketika metode yang diajarkannya telah bisa diterapkan selam setahun maka para pengajar muda ini akan kembali ke kotanya dan meninggalkan sekolah yang diajarinya.

‘Indonesia telah banyak memberikan kebaikan kepada saya, tetapi saya belum pernah memberikan apapun kepada Indonesia. Semoga ini menjadi hadiah kecil saya untuk indonesia’ begitulah ucapan salah satu pengajar muda alumni ITB Bandung.

LI menjadi satu cermin bagi kita bahwa betapa beruntungnya kita yang hidup dengan kemudahan dibandingkan orang pedalaman yang jika harus sekolahpun melewati sungai dengan naik sampan dan bahkan harus menahan hujan karena ruangan kelas yang tidak memadai. Selain itu, secara implicit Lentera Indonesia (LI) menyentuh kita dengan sumbangsih apa yang telah kita berikan kepada negara ini? Setalah kita tinggali sejak lahir. Lentera Indonesia juga membuka cakrawala pikiran kita bahwa Indonesia ini luas dan sejauh apapun kita melangkah selam masih Indonesia kita harus tetap membagi kasih terhadap orang yang kita jumpai. Karena walau berbeda kita tetap satu, yaitu Indonesia.

Akhirnya semoga tayangan berkualitas seperti ini tidak lenyap oleh acara goyangan yang lebih mengutamakan rating daripada isi dari acara. Selamat menonton dan mari menjadi penonton yang cerdas.

LIHAT  cuplikan LI di sini:

http://www.youtube.com/watch?v=9S3_5JRC5fk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun