[caption id="attachment_324680" align="aligncenter" width="300" caption="imdb.com"][/caption]
Film Jagal atau dalam bahasa Inggris berjudul The Act Of Killing dinobatkan sebagai Film Dokumenter terbaik dalam penghargaan BAFTA AWARDS 2014 . Setelah menuai banyak kritik di Indonesia, film garapan Joshua Oppenheimer ini berhasil mendapatkan apresiasi dari dunia internasional. Beragam penghargaan diperoleh sebagai film documenter terbaik dalam berbagai penghargaan tingkat Eropa maupun Amerika. Tak tanggung-tanggung Film yang mengambil lokasi di Medan, Sumatera Utara ini juga menjadi calon kuat pemenang Oscar 2014 untuk kategori yang sama pada BAFTA Awards 16 Februari lalu.
Film Jagal bercerita tentang pembunuhan sadis anggota yang terlibat PKI (Partai Komunis Indonesia) di tahun 1965-1966. Pergolakan yang terjadi saat itu dalam masyarakat menimbulkan gerakan anti PKI yang berakhir pada pembunuhan sadis jutaan orangdi setiap daerah. Memfokuskan cerita di sudut kota Medan, Sumatera Utara, Film ini berhasil melibatkan salah satu pelaku pembunuhan anti PKI yang masih hidup saat ini yaitu Anwar Congo. Anwar dan gengnya bermula dari preman di bioskop bertransformasi menjadi pelaku pembunuhan anggota PKI. Dalam film Jagal diceritakan betapa sadisnya Anwar membantai korbannya dan bahkan melakukannya dengan tanpa beban. Ditambah lagi acting Anwar yang dengan sangat bangga melakukan pembunuhan itu.
The Act Of Killing (TAOK) dirilis di Indonesia sejak 1 November 2012, setelah sebelumnya telah diputar di Toronto International Film Festival 8 September 2012. Jika pemutaran perdananya, film ini sangat diapresiasi penikmat film yang hadir. Maka sebaliknya di Indonesia film Jagal mendapat kritik dan pandangan negative. Untuk penonton yang bukan Warga Negara Indonesia memang film ini hanya suatu cerita yang sangat mendebarkan layaknya film thriller apalagi ditambah pemeran yang langsung atau asli tanpa peran pengganti/model. Tetapi bagi Indonesia Film TAOK adalah sejarah kelam yang pernah menodai moralitas negara. Sejarah yang sebenarnya tidak perlu disebarluaskan atau diumbar.
Lebih jauh lagi Film ini diproduksi oleh kerjasama tiga negara Eropa yakni, Norwegia , Inggris dan Denmark. Walau menggunakan bahasa Indonesia, film Jagal tidak melibatkan kru orang Indonesia. Walaupun disebut-sebut bahwa asistent sutradara Film ini adalah orang Indonesia, tapi tidak dimunculkan atau dipublikasikan demi menjaga keamanannya di tanah air. Ini jugalah sekaligus menjadi kekecewaan tersendiri bagi Indonesia. Sejarah kelam ini hanya akan dipandang satu sisi oleh pembuat film yang memang tak tahu cikal-bakalnya. Demi marketing, sudah tentu film ini hanya akan menguak hal-hal negative tanpa memikirkan efeknya bagi Indonesia.
Pembantaian yang difilmkan ini tentu saja potensial merusak citra keramah-tamahan Indonesia. Moralitas yang tergambar dalam film ini bisa jadi akan menimbulkan perspektif negative di pikiran masyarakat Internasional. Apalagi film ini adalah documenter yang menghadirkan pelaku yang masih hidup. tak menutup kemungkinan di kemudian hari mengurangi kunjungan orang asing ke Indonesia.
Jagal, menjadi film yang membanggakan bagi Oppenheimer dan Krunya yang dari Norwegia, Inggris dan Denmark. Terbukti dengan banyaknya penghargaan yang diperoleh ditambah pujian dari kritikus film. Bahkan memperoleh nilai tinggi 8.2/10 di Imdb. Sebaliknya, Indonesia hanya akan mendapatkan gelar baru sebagai negara yang memiliki penjagal yang membunuh jutaan manusia.
Dengan kemenangannya di ajang penghargaan bergengsi Inggris sebagai Film Dokumenter terbaik tahun ini semakin memperbesar kesempatan Film Jagal memenangkan Oscar. Jika memenangkan OSCAR 2014, bisa jadi Film ini semakin dilirik dan diputar di bioskop-bioskop Internasional. Keuntungan kru film yang terkesan mengeksploitasi sepihaksejarah Indonesia ini akan menjadi kerugian tersendiri bagi Indonesia. Film Jagal Go Internasional, Oppenheimer Berjaya. Sejalan dengan itu, sejarah kelam Indonesia akhirnya terkuak di mata dunia.
Jika belum menontonnya, dapat mendownload secara gratis di situs resminya http://actofkilling.com/.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H