Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKB: Dari Raja Dangdut Hingga Raja RCM

19 Maret 2014   07:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:46 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_327286" align="aligncenter" width="300" caption="Rhoma dan Dhani (actual.co)"][/caption]

Menjelang Pemilu Legislatif 2014 yang waktunya kini tinggal menghitung jari, berbagai Partai Politik (Parpol) berpacu untuk menarik simpati masyarakat. Semenjak Komisi Pemilihan Umum mengumukan Parpol peserta Pemilu 2014, serta-merta semua partai mulai menyusun strategi untuk dapat memenangkan Pemilu. Kampanyepun mulai dilakukan. Walau banyak yang mendapat teguran dari Bawaslu karena melakukan kampanye lebih dini dari waktu yang diberikan, tidak menjadi batu sandungan bagi Parpol untuk tetap berkoar-koar mengkampanyekan visi dan misi dari Partai. Puncaknya adalah saat minggu ini yang sedang memasuki masa-masa kampanye terbuka, semua Parpol serentak menjelajahi daerah-daerah di Indonesia untuk menciptakan massa sebanyak-banyaknya sebagai kekuatan dalam Pemilu. Berbagai cara dilakukan agar menarik perhatian masyarakat mendengarkan Kampanye mereka. Mulai dari acara Orkes dangdut dadakan, parade karaokean massal, konser musik hingga menghadirkan tokoh-tokoh terkenal hanya untuk menarik simpati masyarakat.

Kampanye memang bukan sekedar acara pidato penyampaian Visi dan Misi sebuah partai. Pidato perkenalan partai dan visinya justru hanya terkesan sebagai selingan di antara rentetan acara hiburan yang dilaksanakan. Masyarakat kebanyakanpun justru menghadiri suatu kampanye bukan untuk mendengar profil partai. Namun ingin menikmati hiburan yang disajikan secara gratis dan ingin melihat secara langsung tokoh-tokoh popular yang dihadirkan. Maka jangan heran, jika banyaknya massa pada suatu kampanye tidak menjamin jumlah suara yang akan diperoleh partai tersebut.

Dalam melancarkan acara kampanyenya, setiap Parpol menunjuk beberapa Juru Kampanye (Jurkam) yang akan menjadi Vokalis dalam menyampaikan ajakan-ajakan untuk memilih partai bersangkutan. Tokoh-tokoh popular yang dikenal masyarakatpun ditunjuk agar menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat hadir dalam kampanye. Jadilah beberapa tokoh popular yang menjadi Jurkam parpol-parpol yang sedang bertarung. Mulai dari ketua Umum Partai, Kader popular seperti Jokowi, Tri Rismaharini, Puan Maharanidari PDI-P, Pramono Edhie, Edhie Baskoro dari demokrat, Siti Hardiyanta Rukmana (Tutut) dari Golkar hingga Presidenpun sampai mengambil cuti untuk berada di barisan terdepan menyuarakan ajakan memilih Partainya. Tokoh-tokoh popular inidiharapkan mampu menjadikan acara kampanye yang meriah untuk selanjutnya melimpahkan suara di TPS nantinya. Namun tidak semua partai memiliki Kader popular. Mengingat popularitas menjadi salah satu tolak ukur, maka Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan(PDI-P) menjadi partai dengan Jurkam paling popular yakni Jokowi. Maka akan menjadi sulit bagi partai lain untuk menemukan Jurkam dari tokoh politisi sepopuler Jokowi. Sehingga ini mungkin menjadi alasan kuat bagi partai lain untuk mencari pesaing poplaritas Jokowi dari kalangan Artis.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi Parpol paling mencolok untuk urusan ini. Mengawali langkah besar perekrutan Artis dari raja Dangdut Rhoma Irama, PKB berhasil mendapat perhatian beberapa lapisan masyarakat. Tak tanggung-tanggung, Rhoma Irama bahkan diisukan akan menjadi Calon Presiden dari Partai bentukan Nuhdatul Ulama (NU) ini. Mendadak PKB menjadi pembicaraan hangat selama beberapa pekan semenjak pengumuman tersebut, walau selanjutnya masih banyak tokoh lain yang menjadi Capres dari PKB. Tetap saja kemunculan nama Rhoma Irama memiliki magnet tersendiri. Tentunya bukan tak beralasan PKB merekrut seorang Rhoma Irama. Raja dangdut yang memiliki banyak fans fanatik di negeri ini diharapkan mampu mendulang perolehan suara bagi PKB. Tak heran, dalam beberapa survey Rhoma Irama diikutseratakan menjadi pilihan Capres 2014. Kini, pelantun lagu Judi ini aktif menjadi Jurkam PKB. Bahkan pada kampanye-kampanye PKB, Rhoma mengikutsertakan grupnya Soneta untuk ikut meramaikan dan menggoyang panggung kampanye PKB.

Keikutsertaan Raja dangdut dalam bursa Jurkam PKB, sepertinya masih tidak lengkap. Mungkin PKB merasa tidak semua masyarakat menyukai musik dangdut, maka PKB pun merekrut musisi dari genre lain. tak tanggung-tanggung, kali ini yang direkrut adalah rocker sekelas Ahmad Dhani. Raja Republik Cinta Mangement (RCM) ini didaulat langsung oleh Ketua umum PKB, Muhaimin Isandar untuk mengisi barisan pahlawan Pembela PKB. Setelah sebelumnya, PKB ingin memanfaatkan suara dari kalangan ABG (Anak Baru Gede) melalui penunjukan artis remaja yang lagi popular, Al Ghazaliyang tak lain adalah anak Ahmad Dhani dengan memilihnya sebagai Jurkam namun digagalkan oleh KPU dikarenakan tidak cukup umur. Kini Ahmad Dhani dan timnya yang terdiri dari artis-artis RCM, Mulan Jameela, The Virgin, TRIAD dan lain sebagainya kan menjadi paket penghibur kampanye PKB.

Rhoma Irama dan Ahmad Dhani merupakan dua nama besar dalam musik Indonesia. Sama-sama memiliki rekam jejak musik yang bagus, walau tak ada catatan prestasi di bidang Politik ataupun Hukum. Namun popularitas keduanya dianggap mampu menyaingi Jurkam Parpol lainnya. Ini mungkin berhasil saat kampanye. Masyarakat berfikir kapan lagi mendapatkan konser gratis dari penyanyi-penyanyi ternama dan datang pula ke tempat.Selain itu melihat langsung tokoh-tokoh politik yang mendadak menjadi ramah selama kampanye menjadi alternative kedatangan massa pada kampanye. Memang bisa dijamin bahwa kampanye PKB akan meriah. Bayangkan saja kehadiran kedua musisi besar yang sudah mencetak berbagai hits. Rakyat yang datang tentunya akan menikmati suguhan musik dan keramah-tamahan tersebut. Di lain sisi, semakin jelas tujuan Massa ramai berbondong-bondong pada kampanye, yakni bukan untuk mengenal profil Parpol.

Untuk semua partai, Jika berbicara mengenai efisiensi dan relevan kah menghadirkan Jurkam seorang artis popular dalam kampanye. Tentunya jawabanya adalah ya, namun sebatas meramaikan kampanye saja. Jangan harap mendulang suara yang sama besarnya dengan ramainya massa saat kampanye. Karena sebagian besar rakyat sudah cerdas kok!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun