[caption id="" align="alignnone" width="630" caption="Pasangan Kakak-Adik"][/caption]
Untuk pertama kalinya, Australia dipercaya oleh Badan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) sebagai tuan rumah penyelenggara turnamen sekelas Superseries. Jika pada tahun-tahun sebelumnya negara Kanguru ini hanya mampu melaksanakan turnamen setingkat Grand Prix Gold, tahun 2014 Australia menunjukkan keikutsertaannya dalam memeriahkan gelaran kejuaraan yang lebih bergengsi yakni Superseries. Walau tak mempunyai atlet bulu tangkis yang bertengger di peringkat teratas dunia, Australia bahkan tak sungkan menyediakan hadiah fantastis untuk kejuaraan bertajuk The Star Australia Badminton Open 2014 ini. Bersama dengan BCA Indonesia Open, Australia Open juga memberikan hadiah terbesar untuk tingkat Superseries tahun ini, yakni USD 750.000. Tampaknya benua terkecil di dunia ini ingin menunjukkan keseriusannya dalam cabang olahraga Bulu Tangkis.
Seperti biasa, Indonesia juga mengirimkan wakil-wakilnya untuk berlaga dalam turnamen kali ini. Sayangnya pasangan Ganda Putera terbaik dunia saat ini, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan terpaksa tidak diikutsertakan. Kegagalan pasangan ganda putera terbaik Indonesia dalam Superseries yang diikuti hingga medio 2014 ini tampaknya harus mendapatkan evaluasi khusus dari Persatuan Bulutangkis Seluruh indonesia (PBSI). Seperti yang kita ketahui, Ahsan/Hendra belum mengoleksi satu gelarpun sepanjang tahun ini. Apalagi setelah Ganda Korea Selatan, Â Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong kembali ke lapangan usai sanksi dari BWF. Pasangan Indonesia ini tampaknya selalu menelan kekalahan demi kekalahan. Selain Ahsan/Hendra, Tunggal Putri Bellaetrix Manuputy dan Lindaweni Fanetri juga tidak ikut serta dalam turnamen ini. Sementara itu, Tontowi Ahmad mengalami cedera hingga harus WO bersama Liliana Natsir sebelum bertanding.
Tak hanya atlet Indonesia, beberapa atlet dari negara lain yang diunggulkan di turnamen ini juga berhalangan hadir. Seperti Ganda Campuran Terbaik dunia, Zhang Nan/Zao Yunlei, Tunggal Putera Lee Chong Wei dan  Jan O Jorgensen hingga tunggal Putri Li Xuerui dan Wang Yihan  absen di Australia Open. Sementara itu, Lin Dan yang minggu lalu absen di BCA Indonesia Open tampaknya akan memanfaatkan momentum ini untuk tampil di podium lagi. Australia Open ini nampaknya akan menjadi kesempatan bagus untuk atlet-atlet underdog meraih gelar Superseries pertama tahun ini.
Memasuki babak Quarter Final yang dilaksanakan di stadion Sydney Olympic Park (Jum’at siang, 27/6) Indonesia hanya menyisakan tiga wakil yang berhasil lolos dari babak sebelumnya. Mereka adalah Markis Kido/Pia Zubaedah di kategori Ganda Campuran, Tommi Sugiarto dan Simon Santoso di nomor tunggal Putera.
Pasangan ganda campuran Markis Kido/Pia Zubaedah menjadi wakil pertama yang berlaga memperebutkan tiket ke semifinal. Kali ini, pasangan kakak beradik ini harus berhadapan dengan wakil Singapura, Danny Chrisnanta/Yu Yan Vanessa. Mengawali babak pertama, pasangan Indonesia tampak kewalahan menguasai pertandingan. Lemahnya pertahanan Kido/Pia membuat pasangan Singapura ini dengan mudah memenangkan set pertama 21-16. Di babak kedua, pasangan Indonesia juga sempat tertinggal perolehan poin 0-5, namun tampaknya Kido/Pia tak ingin berlama-lama didikte oleh permainan Singapura. Pasangan ini kemudiabn bangkit dan bahkan mengejar poin Danny/Yu Yan hingga unggul 7-5. Tertekan, pasangan Singapura mengalami anti klimaks hingga menyerahkan babak kedua kepada Kido/Pa 21-11, di babak penentuan Kido/Pia semakin prima dan tampaknya telah membaca strategi lawan. Markis Kido/Pia Zubaedah pun mengamankan tiket semifinal dengan kemenangan babak ketiga 21-17. Ini menjadi semifinal pertama bagi Kido/Pia sepanjang penampilannya dalam berbagai Superseries tahun ini.
Pertandingan selanjutnya mempertemukan Simon Santoso dengan Tunggal Putera Hong Kong, Wang Ki Wong. Rekor pertemuan keduanya sudah sebanayk tiga kali dengan dua diantaranya menjadi kemenangan Simon. Untuk pertemuan kali ini, Simon Santoso tampak lebih santai dari ekspresinya sepanjang pertandingan. Tak perlu waktu lama, melalui straight game Simon berhasil mengamankan tiket kedua Indonesia menuju semifinal dengan raihan skor 21-17 dan 21-15 hanya dalam waktu 45 menit. Peraih gelar tunggal Putera di Singapure Open bulan lalu ini tampaknya akan menambah gelarnya di Australia Open.
[caption id="" align="alignnone" width="566" caption="Simon Santoso melaju ke Semifinal Aus Open 2014 (foto/badmintonindonesia.org)"][/caption]
Menyusul Simon Santoso, Tunggal Putera terbaik Indonesia sekaligus terbaik kelima dunia yakni Tommi Sugiarto turun lapangan menghadapi wakil Jepang, Kento Momota. Secara peringkat tentu saja Tommi unggul di atas kertas dan bahkan Absennya Lee Chong Wei dan Jan O Jorgensen tampaknya akan menjadi kabar baik untuk Tommi. Babak pertama, Tommi harus mengakui keuletan pemain negeri sakura ini. Beberapa kali terjadi kejar-kejaran poin, hingga akhirnya Tommi memenangkan babak pertama dengan skor 21-18. Di babak kedua, wakil Jepang ini tampak tak berdaya menghadapi serangan-serangan Tommi. Dengan mudah, Tommi meraih poin demi poin hingga akhirnya mengamankan tiket semifinal dengan skor akhir 21-7. Sama halnya dengan Simon, Tommi menyudahi perlawanan Kento Mamoto dalam waktu 45 menit.
Kemenangan ini menjadi jawaban atas kecemasan Indonesia pasca absennya Ahsan/hendra dan Tontowi/Liliana. Sayangnya, di babak semifinal yang dilangsungkan besok siang (Sabtu, 28/6) akan terjadi All Indonesian Semifinalis. Tommi akan berhadapan langsung dengan Simon. Secara otomatis, Indonesia telah memastikan satu wakilnya di Final tunggal Putera untuk menghadapi  Tiongkok. Di semifinal lainnya juga terjadi All China semifinalis yang mempertemukan Lin Dan dengan Tian Houwei. Paling buruknya, Indonesia akan meraih gelar sebagai Runner Up di Turnamen ini. Suatu peningkatan mengingat pada BCA Indonesia Open 2014 minggu lalu, wakil tunggal Putera hanya sampai pada babak kedua.
[caption id="" align="alignnone" width="566" caption="Tommi Sugiarto (badmintonindonesia.org)"]
Sementara itu, Markis Kido/Pia Zubaedah juga memiliki peluang yang cukup besar meraih gelar perdana di tahun ini. Di babak semifinal, Kido/Pia akan ditantang oleh wakil Korea Selatan, Kim Ha Na/Ko Hyun Sung. Di atas kertas pasangan Indonesia ini diunggulkan di tempat keempat. Sementara itu, pasangan Korea berada dua tingkat di bawahnya. Semifinalis lainnya juga bukan lawan yang terlalu sulit bagi Kido/Pia. Semifinal kedua mempertemukan ganda campuran Jerman non Unggulan Fuchs Michael/Michel Birgit kontra wakil Thailand yang menjadi unggulan kelima Prapakamol Sudket/Thoungthoungkam Saralee. Untuk sektor ganda campuran ini memang absen dari Top 4 ganda campuran dunia. Pasangan penakluk Liliana/Tontowi di BCA Indonesia Open 2014 pekan lalu, yakni Xu Cen/Ma Jin juga telah kandas di babak kedua.
Absennya pemain unggulan di The Star Australia Badminton Open 2014 ini tampaknya memberikan peluang besar bagi atlet-atlet underdog untuk meraih gelar superseries. Bisa dikatakan, Australia Open menjadi momentum berbagi gelar antar atlet badminton. Walaupun hal ini tak ada unsure kesengajaan, yang pasti atlet kita harus mampu memanfaatkan peluang ini untuk mencetak gelar juara. Akhirnya, semoga saja Wakil Indonesia ini mampu membawa pulang gelar Australia Open sebagai pengobat luka kekalahan di BCA Indonesia Open Minggu lalu. Semangat untuk wakil Indonesia! Salam Bulutangkis!
Australia Open 2014 ini tidak ditayangkan live di televisi, Streaming di sini: www.frombar.com
Atau tayangan ulang di Star Sport
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H