[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="Prabowo Subianto (image/tribunnews.com)"][/caption]
Layanan internet memang telah menjadi era baru yang tengah melanda kehidupan manusia, termasuk masyarakat Indonesia. Melalui pemanfaatan Internet, pertukaran Informasi terjalin begitu cepat tanpa batas. Dengan pemanfaatan fitur sosial media sebagai salah satu produk internet, komunikasi sesama netizen (pengguna internet) menjadi sangat luas dan terjalin secara real time. Twitter, Facebook, Tumblr, G+, hingga Blogger menjadi beberapa contoh paling popular yang begitu banyak digunakan oleh netizen untuk berbagi informasi, opini, aktivitas hingga berbagai reportase akan suatu peristiwa yang terjadi. Melalui media-media sosial ini jugalah muncul trend-trend baru tentang apa yang sedang banyak diperbincangkan oleh masyarakat. Hampir Tak ada satupun peristiwa yang sedang menjadi sorotan publik terlewatkan dari media sosial. Jika beberapa tahun lalu peristiwa-peristiwa actual beserta opini-opini masyarakat hanya muncul di televisi, radio atau Surat kabar, Maka dengan munculnya media sosial ini memungkinkan komunikasi dan penyebaran informasi yang lebih luas dan siapapun bisa mengomentari suatu peristiwa. Mulai dari kehidupan sehari-hari, budaya, lifestyle, hiburan hingga merambah ke topik yang lebih serius lagi, seperti politik. Dan kali ini, Prabowo Subianto yang mendapatkan sorotan masyarakat.
Selama masa kampanye hingga Pemilihan Presiden pada 9 Juli lalu, kedua pasangan Calon Presiden yakni Prabowo dan Jokowi memang telah menjadi bintang utama yang paling banyak diperbincangkan. Dalam setiap debat yang diadakan KPU di masa kampanye, kedua Capres ini bertengger di posisi puncak dalam daftar trending topik dunia di twitter. Berbagai laman penggemarpun bermunculan di facebook dengan ratusan ribu anggota dan di media pencarian Google dan Yahoo Indonesiapun keduanya masuk dalam topik paling banyak dicari beritanya. Bahkan pasca Pilprespun keduanya masih saja menghiasi berbagai media pemberitaan dan media sosial seperti yang tampak hari ini di Tumblr.
Senin (14/7) masyarakat berbagai kalangan menimbulkan trend baru dengan mengirimkan surat terbuka kepada Prabowo Subianto di situs tumblr.com. Seperti yang kita ketahui, Fenomena surat terbuka belakangan ini menjadi sangat popular di telinga. Khususnya di tahun politik ini, berbagai surat terbuka yang ditujukan kepada tokoh tertentu marak dipublikasikan melalui media sosial. Dan memang dampaknya lumayan besar bahkan tak jarang mendapatkan respons balik dari orang yang dituju. Kepedulian dan intensitas masyarakat yang cukup tinggi dalam beraktifitas di media sosial menjadi salah satu faktor sehingga surat terbuka ini lumayan efektif. Alasan ini juga lah yang mungkin membangkitkan beberapa pesohor turut serta menuliskan pemikiran dan harapannya kepada Prabowo Subianto yang dihimpun di Tumblr.
Entah siapa yang menggerakkan, Surat terbuka yang bertajuk Surat Untuk Pak Bowo ini menjadi popular di media sosial dan internet hari ini. Tak hanya masyarakat biasa, beberapa pesohor seperti Riri Riza,Djenar Maesa Ayu, Nina Tamam, Happy Salma,Pandji Pragiwaksono, Ernest Prakasa, penulis Dewi Lestari, budayawan Arswendo Atmowiloto dan masih banyak lagi. Surat yang dituliskan juga tak hanya berupa opini, tetapi ada juga yang dituangkan dalam bentuk puisi. Walau penulisnya berbeda-beda, namun sepertinya isi dari semua surat terbuka ini secara tersirat hampir sama yakni harapan supaya Prabowo Subianto Legowo dan tetap berjiwa besar menerima apapun hasil yang akan diumumkan KPU berkaitan dengan siapa pemenang Pilpres pada 22 Juli mendatang. Seperti yang kita ketahui, saat ini KPU sedang melakukan penghitungan suara manual untuk mendapatkan hasil Real Count yang menentukan siapa yang akan memimpin bangsa ini selama lima tahun ke depan.
Setelah membaca surat terbuka yang diposting di Surat Untuk Pak Bowo, secara garis besar isinya adalah mengharap supaya Prabowo tenang dalam menunggu hasil KPU. Beberapa surat juga meresahkan pernyataan Prabowo pada saat diwawancarai oleh BBC beberapa hari lalu, dimana Prabowo sepertinya tak siap kalah dengan pernyataanya di BBC yang menyebut “Losing is not an option”. Penulis novel, Dewi Lestari menanggapinya dalam surat terbuka yang Ia Tulis. Demikian kutipannya:
“…Dalam salah satu wawancara Bapak dengan media internasional, Bapak berkata, “Losing is not an option.” Usia saya masih jauh di bawah Bapak, mudah-mudah ucapan berikut tidak dianggap menggurui. Yang saya lihat sejauh ini, Pak, kadang-kadang hidup tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan. Katanya, karena apa yang kita inginkan belum tentu sesuai dengan apa yang kita butuhkan…”
Sementara itu, Stand Up Comedian, Ernest Prakasa lebih mengkhawatirkan apabila Prabowo tidak terima kekalahannya dan melakukan cara-cara yang tidak baik. Berikut kutipan surat Ernest:
“..Saya lantas cemas, apakah Bapak bisa menerima kekalahan ini? Apakah Bapak siap untuk mengakui bahwa setelah segala upaya yang Bapak lakukan, Pak Jokowi tetap unggul?Saya takut Bapak melakukan segala daya upaya untuk membalikkan hasil ini. Meski itu harus berujung pertumpahan darah.Saya waswas pesta demokrasi ini berubah menjadi perang antar saudara sebangsa…”
Budayawan, Arswendo menuliskan harapannya yang lebih ditekankan terhadap kesadaran Prabowo-Hatta sendiri agar bijaksana dalam menyikapi apapun yang terjadi nantinya. Walau pesimistis suratnya akan dibaca, Arswendo menjadikan surat ini sebagai bentuk doanya untuk perubahan negara yang lebih baik.
“…Perubahan yang saya maksudkan adalah lebih memihak kepada rakyat dengan tidak membuat bingung, cemas, memihak dengan menghormati apa yang rakyat inginkan, meneruskan apa yang mereka pilih. Bahkan kalau Bapak memiliki kemampuan, kekuatan, kuasa untuk mengecoh tidak perlu dilakukan. Bukan karena apa, melainkan sekarang ini kesempatan emas membahagiakan dan mendaulatkan rakyat…”
Selain ketiga pesohor tersebut, masih ada puluhan surat lain yang memperpanjang daftar surat terbuka ini. Pada intinya adalah mereka-mereka ini mencurahkan pemikirannya dan harapannya untuk ketenteraman Indonesia siapapun yang menjadi Presiden nantinya.
Tren Surat Terbuka Untuk Pak Bowo ini bisa jadi suatu indikasi atau peringatan masyarakat akan terjadinya kemungkinan hal-hal buruk berbau kecurangan pada Penghitungan Suara resmi. Melihat banyaknya isu-isu kecurangan di berbagai daerah yang kini merebak maka ini mungkin menjadi salah satu bukti yang mengatakan bahwa People Power itu akan ada dan siap mengawal Pilpres serta Berontak apabila ditemui tindak kecurangan. Keresahan masyarakat tentu saja beralasan mengingat pada saat hitung cepat saja terdapat perbedaan hasil Lembaga survey yang melakukan Quick Count yang disertai dengan klaim kemenangan kedua kubu.
Namun demikian, sebagai warga negara yang merindukan kedamaian dan kesejahteraan di negeri yang kita pijak ini, kita harus tetap bersabar dan menunggu dengan tentram apapun hasil yang akan diumumkan KPU pada 22 Juli 2014 nanti. Tugas kita adalah mengawal pemilu secara elegan dengan tidak membiarkan kebohongan-kebohongan dan kecurangan demi kecurangan terhadap suara rakyat terjadi. Semoga saja lahir Pemimpin yang jujur dengan cara yang halal. Mengutip surat terbuka Happy Salma:
“…Sumbangsih bapak besar pada bangsa ini, saya yakin cinta bapak pada tanah air ini tidak diragukan lagi, dan karena kecintaanmu juga lah saya yakin. Seorang pemimpin harus lahir dari sebuah proses yang jujur dan adil…”
Selamat menunggu dan salam damai saudara-saudara!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H