[caption id="" align="alignnone" width="593" caption="The Adventure of Hatim, Ini ANTV atau televisi India? (Image:blogspot.com)"][/caption]
Mari sejenak melupakan YKS, Pesbukers, dan puluhan acara ‘goyang kesurupan’ yang dibungkus dengan reality show televisi selama ini. Karena ini sudah tidak hits lagi dan perlahan mulai ditinggalkan pemirsa televisi. Aksi hipnotis dengan menjual aib artis juga sudah bukan trend yang diminati oleh pecinta program-program televisi. Nikita Willy, si ratu stripping di sinetron-sinetron yang ditayangkan RCTI bahkan tak lagi mampu meraup perhatian pemirsa tv untuk memuncaki rating dan share di berbagai media. Sinetron-sinetron produksi lokalpun kian tersingkirkan dan sepi peminat. Dunia pertelevisian tanah air tengah didikte oleh drama serial Bollywood yang ditayangkan oleh ANTV dengan begitu intensnya. Tak hanya satu atau dua judul, perlahan tapi pasti Antv segera mengubah identitasnya sebagai televisi nasional menjadi televisi bollywood. Serial Mahabrata, Mahadewa, The Adventure Of Hatim, Little Krisna, Jodha Akbar hingga Hanoman membuktikan hal tersebut. Dengan hanya bermodalkan mengganti alih bahasa dengan pengisi suara bahasa Indonesia, Antv membuka pintu selebar mungkin bagi serial bollywood ini untuk menyisihkan puluhan acara televisi lokal. Tak tanggung-tanggung, Serial-serial ini juga ditayangkan di jam prime time sebagai indikasi bahwa inilah acara-acara andalan dan kebanggaan ANTV saat ini.
Di sini, tentu saja tidak akan membahas mengenai cerita dari serial-serial tersebut. Karena selain tidak berminat menontonnya, penulis juga miris melihat kreatifitas pelaku Industri televisi saat ini yang kian dangkal saja. Dalam artikel sebelumnya, penulis juga pernah memberikan opini mengenai stasiun-stasiun televisi yang hanya menjadi stasiun yang menayangkan ulang acara televisi luar negeri, baca di Mahabrata, Mahadewa dan ANTV Awal Televisi Nasional Menjadi Televisi ReRun Asing!. Setelah beberapa lama, ternyata ANTV tampak makin terlena sehingga memperbanyak tayangan serial bollywood. Kini, bebragai program andalan televisi yang mengaku tv nasional ini tak lebih dari sekedar tayangan ulang atau perpanjangan tangan acara tv luar. Singkatnya, ANTV menjadi semacam stasiun relay dari televisi India yang menjual acaranya di Indonesia. Masih layak disebut nasional dan Independen? Layak saja, stasiun televisi nasional negeri Sharukh Khan!
Berbicara mengenai salah, benar dan layak atau tidak tentu saja menjadi hak ANTV untuk menayangkan acara apa saja yang dianggapnya mendatangkan uang sebanyak mungkin. Jangankan hanya menayangkan serial televisi asing, joget-joget kesurupan atau komedi celaanpun sudah pernah ditayangkan melalui Pesbukers yang konon mendapatkan beberapa kali Panasonic Awards. Jadi acara tayang ulang serial India ini menjadi wajar saja, mana tahu akan mendapatkan penghargaan Panasonic Awards mendatang dikategori program acara terfavorit di India!
Stasiun televisi yang meminjam frekuensi Publik untuk menayangkan setiap program acaranya seharusnya sadar diri akan identitasnya sebagai ‘peminjam’ bukan pemilik. Artinya tidak boleh semena-mena dalam memproduksi suatu tayangan. Sayangnya Televisi yang kini berpacu pada prinsip bisnis untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya telah melupakan identitas sendiri. Maksudnya adalah televisi seharusnya menjadi penyebar informasi, hiburan dan bahkan budaya kepada seluruh rakyat Indonesia. Sehingga perlu untuk memperhatikan kualitas tayangan selain itu menyesuaikan porsi tayangan untuk acara nasional, lokal atau bahkan Asing. Televisi nasional seharusnya memiliki durasi tayang tersendiri untuk acara lokal atau asing dan cakupan nasional yang harus menjadi prioritas dan dominan. ANTV dalam hal ini telah didominasi oleh acara-acara produksi televisi asing, masih layakkah disebut televisi nasional?
Tetapi inilah yang menjadi ciri khas dari stasiun televisi di Tanah air. Ketika satu program diminati, maka program sejenis akan segera lahir untuk memperpanjang perolehan rating. Tak perlu menunggu lama, televisi lainpun akan menjadi latah untuk memproduksi acara yang persis sama. Apalagi jika tidak ada teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), maka acara-acara yang sama akan menjamur sedemikian cepatnya.
Atas alasan memuaskan keinginan Pemirsa televisi, ANTV tidak salah menayangkan serial-serial Bollywood tersebut. Tetapi seharusnya Antv jangan terlalu tamak sehingga kecanduan menayangkannya dengan durasi yang sangat panjang. Antv harus tahu menempatkan diri sebagai televisi nasional berarti harus lebih mengutamakan acara-acara yang bersifat nasionalis, sebut saja mensinkronkan antara tayangan hiburan, edukasi, budaya atau apapun yang berbau Indonesia. Jika terus-terusan menayangkan acara luar secara berlebihan, ANTV seharusnya menanggalkan identitasnya sebagai televisi nasional.
Namun demikian sensor yang sebenarnya ada pada penonton. Untuk itu, marilah tetap menjadi penonton cerdas yang kritis dalam memilih dan memilah acara yang layak ditonton. Jangan lupa, tetap kawal anak anda saat menonton acara televisi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H