Mohon tunggu...
Hamid
Hamid Mohon Tunggu... -

Menarik jika kita bisa saling menggali dan sharing berbagai ilmu pengetahuan didunia maya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Syiah Sampang Jangan di Bawa ke Politik

17 Agustus 2013   02:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:13 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LPSK menemukan  penyebab konflik SARA  antara kelompok Sunni dan Syiah yang terjadi di Sampang, Madura beberapa waktu lalu. Dari investigasi yang dilakukan.Kasus pertama, terjadi pada tanggal 29 Desember 2011 di desa Bluaran. Akibat konflik itu, beberapa rumah dirusak. Polisi lalu menetapkan tersangka adalah Tajul Muluk, Ikil alias Minal, Saiful Ulum Hani, Saripin, dan Rizkiatul Fitrah.

Kasus kedua, terjadi pada tanggal 26 Agustus 2012 di desa Nang-Ker-Nang. Dalam konflik ini, 1 orang tewas dan 1 orang lainnya kritis terkena sabetan celurit, serta puluhan orang menderita luka-luka dan 49 rumah terbakar. Tersangka kasus ini adalah Saniwan, Mukhsin, Mad Safi, Hadiri, dan Ro'is yang saat ini telah diproses di Jawa Timur.

LPSK menemukan 5 penyebab konflik, Pertama, karena adanya fatwa dan seruan MUI Jatim, PWNU Jatim, dan ulama bassara yang menyatakan Syiah sebagai aliran sesat sehingga penganut harus dibaiat menjadi Sunni. "Kedua, adanya pernyataan dari Bupati Sampang dahulu, yang menolak keberadaan masyarakat penganut Syiah di wilayah kabupaten Sampang," tuturnya.

Ketiga, putusan pengadilan negeri Sampang dan pengadilan tinggi yang menyatakan Tajul Muluk merupakan tokoh Sunni dianggap telah melakukan penistaan agama, kemudian yang bersangkutan dihukum penjara 2 tahun. Dan pada proses banding, Pengadilan Tinggi memperberat menjadi 4 tahun penjara.

Keempat, konflik pribadi antara Ro'is yang merupakan tokoh Syiah dengan Tajul Muluk diikuti oleh masing-masing pengikut secara berkepanjangan."Terakhir pada masa tersebut ada pemilihan bupati Sampang dahulu, yang menggalang masa serta suara dari masyarakat Sunni, namun pada akhirnya dia (Bupati Sampang-red) tidak menang juga, sehingga menjadi salah satu penyebab konflik.

belakangan ini ada beberapa kalangan yang beranggapan bahwa kasus sampang dipelintir k arah politik seperti pilgub yang akan dilaksanakan di jawa timur,semoga saja spekulasi ini tidak benar,karena sangat di sayangkan bilaman itu terjadi,alangkah baiknya tokoh politik serta pemerintah bahu-membahu mencari solusi terkait masalah sampang,agar terciptanya kedamainya serta kerukunan beragama di tanah sampang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun