Saat-saat ini virus corona atau yang sering kita sebut COVID-19 sedang ramai diperbincangkan, dan menjadi bahan kajian dan diskusi oleh masyarakat dunia. Hampir di seluruh stasiun televise menayangkan berita tentang keganasan virus ini. Baik itu dari banyaknya korban yang dalam penanganan, mati dan gerakan simpati terhadap pasien yang positive corona virus itu sendiri.
Hamper 95% aktivitas masyarakat lumpuh , baik dari segi pendidikan, perekonomian, keagamaan dan lainnya. Virus ini ada dimana-mana dan menyebar sanga cepat sehingga bisa mengancam kita kapan dan dimana saja. Sehingga kita harus tetap waspada dalam menjaga kesehatan diri kita.
Terkadang banyak dari kita yang menganggap sepele akan virus ini. Padahal virus ini sangat berbahaya. Ya, dikarenakan virus ini akan langsung menyerang bagian dalam tubuh lewat saluran pernapasan dan bersarang di dalam sel tubuh kita. Virus ini sangat infeksius karena ketika masuk ke dalam saluran pernapasan atau tubuh akan menyebabkan reaksi antibodi yang berlebihan. Dan virus ini berkembang dan menyebar sangat cepat dalam tubuh kita dan gampang sekali menular ketika kita melakukan kontak fisik dengan korban yang positive virus ini. Dan ketika virus ini menyebar dan tidak di tangani dengan baik, maka kematian tidak bisa dihindari.
Sebegitu ganasnya virus ini, jika ada 10 orang yang terinveksi, maka 1 orang itu bisa mati.
Virus ini hamper membunuh 3,4% jiwa di dunia, dan Indonesia mencapai 7-9%. Sangat tinggi. Data terakhir di bulan maret hamper 4000 orang terinveksi virus ini dan akan meningkat sampai 6200 orang (prediksi pemerintahan) terinveksi di bulan mei 2020. Tapi tahukah anda bahwa hampir sebagian besar pasien yang terinveksi virus corona adalah orang dewasa akhir dan lansia.? Mungkin secara gambling kita memikirkan ini adalah gejala alamiah. Memang benar, tapi selepas dari itu ada sesuatu yang mengganjal untuk dipikirkan.
Di tahun 2020-2030 indonesia akan dihadapkan pada suatu masa penuh dengan harapan. Suatu masa yang dimana jumlah anak muda lebih banyak dibandingkan orang tua, 52%. Kita kenal itu dengan bonus demografi. Dengan mewabahnya virus ini di Indonesia memperbesar kemungkinan SDM di dominasi oleh kaum muda. Dan ini akan menjadi tanjakan yang sangat tinggi, apalagi dilihat pola kehidupan generasi sekarang sangatlah rentan akan goncangan ditambah lagi dengan minimnya lahan kerja. Ini akan sangat dilematis, lebih-lebih pemerintahan
sebagai pemangku kebijakan.
Ketika wadah Covid-19 ini mereda (semenjak diberlakukannya masa karantina yang mengharuskan kita berdiam diri dirumah), akan banyak dampak negative yang muncul. Seperti angka kemiskinan dan pengangguran meningkat, harga pangan melonjak dan bisa saja langka. Sehingga masyaraka kalangan menengah dan bawah akan sangat dirugikan. Akan banyak indrustri-industri yang memulai dari bawah lagi, sehingga masalah tersebut harus bisa
diantisipasi secepat mungkin oleh pak jokowidodo selaku president Indonesia.
Tahun 2020-2030 dengan bonus demografi yang kita miliki harus mampu menjadi tahun terbaik kita untuk maju, jangan sampai malah menjadi boomerang bagi kita untuk mundur dan tertinggal oleh negara lain. Sungguh ini masalah yang sangat besar (mudah-mudahan kotak Pandora yang akan kita buka adalah kebahagiaan unuk indonesia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H