Mohon tunggu...
SAHRIL
SAHRIL Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Sebatang pena yang lahir di pulau terpencil pagerungan besar-Sumenep Madura. "Biarkan nama tercatat bukan hanya dibatu Nisan yang akan pudar oleh masa" @SahrilPGB

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Negeri Para Tentara Setia

31 Agustus 2015   10:46 Diperbarui: 31 Agustus 2015   11:08 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar :travelandonesia.blogspot.com"][/caption]

Karya: Sahril bin Abdul Basit
Disebuah Negeri yang kaya raya, bahkan menurut cerita kekayaannya takkan habis oleh masa, takkan berkurang meski setiap hari dikeruh oleh seluruh makhluk hidup. Bangunannya terbuat dari emas dan permata, airnya adalah air susu yang begitu nikmat. Jika diminum akan membuat orang langsung merasakan kenikmatan yang tak bisa diceritakan saking nikmatnya. Penghuninya sangat ramah dan bersih, dari segala penjuru sudah mengenal kekayaan dan kejayaan kehidupan Negeri itu.

Negeri itu bernama Negeri Tujuan, Negeri itu di beri nama Negeri Tujuan karena banyak orang yang ingin datang ke Negeri itu. Betapa tidak banyak yang ingin datang ke Negeri itu, sebab bukan hanya kenikmatan dan keindahannya yang tiada bosannya mata ingin memandang. Gadis-gadis cantik yang ada di Negeri Tujuan itu takkan ada dan ditemukan di Negeri orang.

Rumah penduduknya saja semuanya terbuat dari emas, airnya selalu mengalir dengan berbagai jenis air. Bahkan konon katanya air susupun mengalir seperti air pada umumnya disungai-sungai. namun sayang tidak semua orang bisa masuk dan melihat Negeri itu karena Dia dibatasi dengan tembok-tembok raksasa.

Jika orang ingin masuk dan melihat Negeri itu maka harus memenuhi syarat dan menunggu perintah Raja untuk melakukan sebuah ujian sebelum masuk dan tinggal didalam Negeri Tujuan itu. Orang-orang kadang kala bertanya mengapa sedemikian Raja membuat aturan? Mengapa Raja, jika memang punya keinginan untuk memasukkan membuat sebuah kerajaan besar untuk ditempati oleh mereka harus ada ujiannya?.

Didekat Negeri Tujuan itu terdapat sebuah pemukiman yang biasa disebut pemukiman Nirwana. Kehidupan dipemukiman itu tak melarat dan tak berkelebihan. Semua kehidupan mereka berjalan dengan apa adanya. Bekerja untuk makan hari ini dan untuk esok mereka harus bekerja lagi. Lapangan pekerjaan selalu ada tanpa susah. Tak ada yang kaya dan tak ada yang miskin, kehidupan semuanya rata dan tentram.

Rumah-rumah mereka terbuat dari ayaman bambu dan atap ilalang, namun meski demikian orang-orangnya selalu menunggu akan panggilan dari tentara Raja untuk menugaskan beberapa orang dikampung itu ke Negeri sebrang sebagai syarat untuk masuk ke Negeri Tujuan.

Pada siang hari dimana terik matahari bersinar tak panas dan tak dingin, angin bertiup sepoi-sepoi. Para penghuni pemukiman Nirwana, mendengar suara kuda dari robongan tentara Raja dari Negeri Tujuan, mereka bingung dan berlarian masuk rumah. Namun kemudian terdengar suara dari salah satu pasukan tentara itu. “wahai para masyarakat Nirmawana berkumpullah kalian dilapangan.” Teriak kepala pasukan tentara dari kerajaan Negeri Tujuan. Sementara orang-orang bingung ada apa? Mengapa mereka semua dipanggil?.

Karena ketakutan mereka atas kekuasaan Raja dari Negeri Tujuan, masyarakat pemukiman nirwana yang masih dibawah kekuasaan Negeri Tujuan, berlari menuju lapangan yang dekat dengan pasar.

“dengarkan baik-baik.! Aku umumkan perintah dari Raja untuk mencari orang yang benar-benar setia kepada Raja untuk mengembara ke Negeri sebrang, yaitu Negeri Arnol untuk menyampaikan kepada penguasa disana untuk menjaga Negeri mereka.”
Mendengar ucapan kepala tentara yang ditugaskan Raja dari Negeri Tujuan, maka semua orang ramai berbincang-bincang karena sudah mengerti apa maksudnya.

“jika ada yang siap maka majulah kalian kedepan dan akan aku pilih hanya dua orang saja. Sebagai bukti mereka telah sampai disana maka orang-orang harus mengenalnya dan menyampaikan perintah Raja kepada setiap orang disana untuk mendesak penguasa mereka supaya memperhatikan kehidupan mereka.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun