Kopi menjadi pemicu diskusi yang hangat dan mendalam. Di kafe-kafe, warung, teras, pemuda berkumpul, berbagi ide, dan menggali pemikiran. Namun, dalam era di mana politik identitas dan politik encer semakin mendominasi, penting bagi generasi muda untuk bersatu dan menghindari konflik yang dapat memecah belah. Diskusi yang konstruktif, di kedai kopi misalkan, kita bisa menjadikan alat yang efektif untuk membangun kesadaran kolektif untuk saling menghargai.
Salah satu cara untuk mencegah terjadinya politik identitas adalah dengan menciptakan ruang diskusi yang terbuka dan inklusif. Ketika pemuda berkumpul, mereka memiliki kesempatan untuk mendengarkan perspektif yang berbeda, belajar dari satu sama lain, serta merumuskan ide-ide baru. Filsuf Jurgen Habermas menyatakan bahwa komunikasi yang bebas dan terbuka adalah kunci dalam membangun masyarakat yang demokratis. Dalam konteks ini, tempat berkumpul pemuda sambil menikmati kopi, berdiskusi yang melibatkan berbagai latar belakang dapat membantu mengatasi prasangka dan stereotip.
Dalam membangun dialog yang sehat, seharusnya fokus pembicaraan dalam diskusi terkait pemecahan masalah dan pencarian solusi, bukan pada gossip atau menyalahkan. Dalam hal ini, Plato pernah mengatakan, "Orang yang bijaksana berbicara karena mereka memiliki sesuatu untuk dikatakan; orang bodoh berbicara karena mereka harus mengatakan sesuatu." Mengadopsi sikap ini dalam pertemuan di tempat kopi dapat mendorong pertukaran ide yang lebih produktif.
Maka melalui diskusi yang mendalam di tempat kopi, pemuda dapat menemukan cara untuk berkolaborasi dalam proyek sosial dan komunitas. Aristoteles pernah mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam menciptakan perubahan. Dengan bekerja sama, pemuda dapat mengatasi tantangan yang dihadapi masyarakat, mendorong inklusivitas, dan menumbuhkan rasa saling percaya.
Persatuan pemuda juga berarti menghargai perbedaan. Setiap individu membawa pengalaman dan pandangan unik yang dapat memperkaya diskusi. Seperti yang diungkapkan oleh filsuf Simone de Beauvoir, "Ketika kita menghargai kebebasan orang lain, kita mengakui keberadaan mereka." Dengan menciptakan iklim di mana setiap suara dihargai, pemuda dapat bersama-sama membangun pondasi untuk memahami dan menerima perbedaan.
Dari tempat kopi ke tempat kopi, pemuda memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Dengan berbicara tentang ide-ide, menghargai perbedaan, dan mendorong kolaborasi, mereka dapat melawan politik identitas dan komplok yang merusak. Seperti yang diungkapkan oleh filsuf Friedrich Nietzsche, "Dari banyak kebenaran yang berbeda, kita dapat menemukan kebenaran yang lebih besar." Mari kita jadikan setiap pertemuan dan diskusi wabil-khusus di tempat-tempat kopi bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk membangun jembatan, bukan tembok pemisah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H