Bumi menjadi tempat terbaik yang bisa ditempati, tapi sekarang sudah berubah. Karena tempatnya sudah tidak ramah terutama untuk manusia. Karena panasnya sangat luar biasa, ditambah musim kemarau yang sangat panjang. Sudah tidak ada pohon-pohon yang rindang dan hijau, karena petani telah menanaminya dengan jagung. Bahkan pemerintah telah menebang pohon dengan ribuan hektar untuk menanam singkong, namun gagal. Hutan-hutan yang begitu luas menjadi gundul dan gersang, anehnya tidak ada gerakan penghijauan untuk menanam pohon yang terlanjur di tebang, dibiarkan kosong begitu saja.
Menurut Dr. James hansen (1988), sebagai kepala Institut goddard  NASA untuk Studi Ruang Angkasa, ilmuwan pertama yang memperingatkan tentang bahaya perubahan iklim. Pada tahun 1988, memberikan kesaksian di depan Kongres AS bahwa perubahan iklim global sudah dimulai.
Namun semua orang tutup mata, karena dianggapnya persoalan sepele, yang bukan hanya menimpanya sendiri tetapi banyak orang lain di luar sana. Padahal pohon adalah salah satu cara menjalin persahabatan dengan bumi. Pohon sendiri menyerap karbon dioksida, gas rumah kaca dan mengeluarkan oksigen  kembali ke udara. Dimana hal itu bisa mengurangi perubahan iklim. Nyatanya, saat ini bumi sangat panas, bahkan sudah menyalakan kipas angin, AC, tetap saja panas, karena oksigen di udara tidak ada, dikarenakan pohon sebagai penyuplai tidak ada.
Pohon bukan sekedar tempat bertukarnya karbon dioksida dan oksigen tetapi juga membantu berbagai jenis hewan dan tumbuhan untuk bisa tumbuh. Karena ada banyak hewan dan tumbuhan tidak bisa langsung terkena sinar matahari. Tentu itu menjaga keanekaragaman hayati. Agar ekosistem tidak rusak, karena dampaknya sangat besar. Yakni akan banyak spesis baru mengikuti perubahan iklim. Tentu hal itu yang ditakutkan, jika spesiesnya sangat berbahaya.
Ada akar-akar pohon mampu menahan agar tidak longsor, sebagai penopang tanah agar tetap berada ditempatnya. Karena bukan hanya tanah longsor akibat kehilangan akar-akar pohon, tetapi banjir akan menjadi momok yang sangat menyeramkan. Ada hal yang luput dari pantauan, karena efeknya tidak langsung tampak dampaknya, seperti memberi bayangan disekitarnya agar mendinginkan area sekitar, jika tidak dilakukan, seperti yang sedang dirasakan sekarang, udara panas yang sangat menyengat. Karena tidak ada pohon yang membantu mengurangi efek perkotaan yang panas.
Pohon-pohon adalah penyumbang udara bersih, sekaligus sebagai penyaring udara yang tadinya tercemar. Banyak manfaat yang kita dapatkan dari keberadaan pohon dibumi, tapi kita tutup mata tentang keberadaannya. Pohon bukan hanya menyediakan oksigen tetapi menyerap polusi udara dan mengeluarkan oksigen. Tentu saja hal itu sangat menyehatkan. Pepohonan juga meningkatkan kesejahteraan mental, karena lingkungan yang sehat maka berdampak pada mental juga.
Hanya saja, berapapun banyaknya fakta yang disodorkan mengenai pentingnya keberadaan pepohonan di muka bumi, bagi mereka yang rakus akan kekayaan, tidak dipedulikannya. Karena bagi mereka, hal itu bisa dipikirkan nanti. Kebutuhan, keinginan, menjadi pemicu yang sangat besar, karena tuntutan memenuhi kebutuhan dan keinginan jauh lebih penting. Jika saja ada kesadaran, bahwa musim kemarau yang teramat panjang, sedangkan musim hujannya sebentar, tidak bisa menggerakkan hati untuk membedakan mana kebutuhan prioritas dan mana keinginan. Langkah kecil jika semua orang melakukannya menjadi langkah kecil-kecil tapi berdampak keras, yaitu menanam pohon dan bunga di halaman rumah, untuk membersihkan udara.
Apapun cara yang kita tempuh untuk menjalin persahabataokn dengan bumi, entah melalui pohon, daur ulang limbah dan lain-lain, semua gerakan yang berbeda akan sejalan dan beriringan, jika berhubungan dengan memperbaiki ekosistem yang ada di bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H