Mohon tunggu...
Sahma Nada Afifah
Sahma Nada Afifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

PGSD'21

Selanjutnya

Tutup

Money

Sistem Ekonomi Indonesia

8 Desember 2021   11:59 Diperbarui: 8 Desember 2021   12:43 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor yang sangat penting dalam mengurangi kemiskinan serta menghasilkan sumber daya yang dibutuhkan untuk pembangunan manusia dan juga perlindungan lingkungan. Perekonomian akan mengalami perluasan apabila ada pertumbuhan positif. Begitu pun sebaliknya, perekonomian akan mengalami penurunan apabila pertumbuhannya negatif.

Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi bahwa wabah Covid-19 masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, dengan ditemukannya tiga orang yang terinfeksi positif  virus Covid-19. Banyak Media massa ataupun media cetak yang banyak memuat kritik terhadap pemerintah yang dinilai lambat dalam merespons dan menanggapi kasus ini dengan serius, padahal seharusnya pemerintah bisa jauh lebih dini mengantisipasi kasus ini. Pemerintah dianggap menyepelekan akibat pandemic ini yang dapat mengancam kesehatan publik. Dan beragam permasalahan muncul khususnya pada sektor ekonomi saat munculnya wabah pandemi seperti ini.

Virus Corona ini telah menyebar ke berbagai belahan dunia yang berimbah pada beberapa sektor salah satunya dampak pada sektor perekonomian, baik dari bidang perdagangan, investasi dan pariwisata. Indonesia akan berpotensi kehilangan sekitar Rp 127 triliun sejalan dengan perkembangan ekonomi yang semakin tertekan. Perhitungan tersebut didasari pada pernyataan pemerintah bahwa setiap penurunan ekonomi China sebesar 1% akan berimbas pada penurunan ekonomi Indonesia sebesar 0,3%. Ekonomi Indonesia dapat terpengaruh sebesar 0,3% karena hubungan perdagangan dan investasi antara negara Indonesia dan China yang cukup besar. Kegiatan ekspor terbesar di dunia dipegang oleh negara China. Negara China merupakan salah satu negara yang sering melakukan impor dan ekspor dengan negara Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah perlu melakukan relaksasi Pajak Penghasilan baik pekerja industri manufaktur (penghapusan PPh 21 selama enam bulan) ataupun pajak badan untuk industri manufaktur (pembebasan PPh Impor 22) Selain itu, China juga merupakan salah satu mitra perdagangan terbesar yang dimiliki oleh Indonesia. Munculnya virus COVID-19 ini yang menjangkit negara China ini membuat kegiatan dagang China ke arah yang negatif sehingga dapat berdampak pada sistem perdagangan dunia terutama berpengaruh pada negara Indonesia.

Ekonomi  disebut  sebagai  serangkaian  kerja  manusia  dimulai dari kegiatan produksi,  distribusi  hingga  konsumsi.  Di masa  pandemic seperti ini,  ekonomi yang awalnya berjalan dengan lancar berubah  menjadi lambat  karena serangkaian  kerja  ekonomi  tadi  yaitu kegiatan produksi, distribusi,   dan   konsumsi yang sedang  terganggu dan terhambat. Dampak pandemi pada sektor ekonomi diperkirakan akan berdampak besar dan diperkirakan dapat menyebabkan perekonomian suatu negara menjadi buruk.

Dampak dari pandemic tersebut akan menyebabkan jutaan warga negara menjadi pengangguran dan juga krisis ekonomi karena terhentinya beberapa kegiatan produksi, seperti perusahaan, perdagangan, maupun pariwisata. Warga negara akan kesulitan dalam hal memenuhi kebutuhan pokoknya, hal tersebut disebabkan karena kurang nya finansial dan juga terhentinya aktivitas sosial yang dapat menghambat warga negara dalam bekegiatan seperti bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Maka dari itu pemerintah harus berupaya untuk bisa meminimalisir terjadinya krisis ekonomi di negara Indonesia ini.

Dalam keadaan melemahnya daya beli masyarakat serta perlambatan aktivitas ekonomi lainnya, sektor industri juga harus menjadi perhatian pemerintah agar tetap bisa bertahan di tengah krisis karena wabah Covid-19 ini atau dapat segera pulih saat wabah telah selesai.  Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah harus melakukan  Perpanjangan Pajak Penghasilan untuk pekerja industri manufaktur ataupun pajak badan untuk industri manufaktur (pembebasan PPh Impor 22 dan diskon PPh 25 sebesar 30%) semestinya diperluas.

Lambatnya dan penurunannya ekonomi saat ini tidak hanya dirasakan oleh sektor manufaktur, industri saja melainkan sector yang lainnya. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan perpanjangan pajak misalnya seperti percepatan pembayaran restitusi, pemberian potongan pajak, dan penangguhan pembayaran cicilan pajak kepada sektor-sektor lain, khususnya yang terkena dampak paling parah, seperti sektor transportasi dan pariwisata.

Pada sektor ekonomi, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak pandemi ini. Fithra Faisal seorang ekonom di Universitas Indonesia menyatakan bahwa dalam waktu dekat, pemerintah harus dapat memastikan ketersediaan bahan pokok serta kestabilan harga bahan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bahan pokok yang harus diperhatikan seperti beras, telur, daging, minyak goreng, gula pasir dan juga bumbu masak seperti bawang merah,  bawang putih, cabe merah dan cabe rawit. Dimasa pandemi ini juga pemerintah berupaya untuk memberikan bantuan sosial kepada masyarakat menengah ke bawah. Bantuan sosial ini diberikan dalam berbagai bentuk seperti sembako maupun uang tunai.

Bantuan yang diberikan oleh pemerintah yang sangat penting bagi masyarakat menengah ke bawah yaitu bantuan uang tunai, karena bantuan tersebut menjadi salah satu harapan masyarakat menengah ke bawah untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sebab semenjak adanya virus Covid-19 ini banyak sekali masyarakat kecil yang mengalami penurunan penghasilan dan ada juga masyarakat yang kehilangan pekerjaannya sehingga menjadi pengangguran.

Apalagi jika diadakannya pembatasan social yang melarang para masyarakat untuk bekerja dan lebih dianjurkan untuk work from home (WFH). Ataupun ojek online yang dilarang untuk mengangkut penumpang karena ditakutkan akan menyebarkan virus Covid-19, hal tersebut yang menyebabkan pendapatan harian pengemudi ojek online berkurang untuk kebutuhan sehari-harinya. Selain penurunan pendapatan yang dialami pengemudi ojek online, hal tersebut juga dirasakan oleh masyarakat yang bekerja dalam UMKM, seperti supir angkot, supir taksi dan masyarakat yang penghasilannya yang hanya mencukupi untuk kebutuhan sehari-harinya.

Oleh karena itu, bantuan tunai harus disalurkan kepada seluruh masyarakat yang benar-benar membutuhkannya untuk kehidupan sehari-hari. Jangan sampai bantuan tersebut belum merata kepada setiap masyarakat karena jika dilihat dari kejadian pada saat ini, masih banyak masyarakat yang belum menerima bantuan apa pun dari pemerintah. Dan jangan sampai masyarakat yang masih mampu malah diberikan bantuan oleh pemerintah karena hal tersebut tidak adil harus nya diutamakan kepada masyarakat yang membutuhkan terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun