Mohon tunggu...
Sahla Saida
Sahla Saida Mohon Tunggu... -

Seorang yang berusaha menjadi yang terbaik dan melakukan yang terbaik dalam segala hal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencintai Pasangan

7 Juli 2014   17:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:09 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Suatu ketika saya pernah melakukan sebuah obrolan ringan dengan seorang pengusaha kaya asal Jakarta. Dia memang kaya namun sayang dia seorang duda. Dia punya harta dan tahta namun tidak punya wanita. Hampa katanya.

Kita lihat mantan Presiden Soekarno, dia adalah seorang proklamator dengan sederet prestasi mengagumkan. Di balik sosoknya, ada wanita-wanita yang memberi dukungan dan motivasi dalam perjuangannya.

Lagi, kita lihat mantan Presiden Habibie, dia merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya istrinya, Ainun. Sosok seorang yang mendampinginya itu meninggal dan membuat Habibie seolah seperti orang gila di masa berkabungnya.

Ketiga kasus di atas hanya contoh-contoh, betapa pentingnya peran seorang istri bagi suaminya, yang keduanya saling melengkapi. Dan saya yakin masih banyak contoh kasus yang lainnya. Sepasang suami-istri diibaratkan sebagai pakaian dan badan, keduanya saling melekat. Hal tersebut menandakan sebuah keintiman yang terasa sangat dekat.

Sepasang suami istri adalah dua jiwa yang terbelah kemudian menyatu. Hal itu menandakan jika salah satunya hilang, maka diibaratkan jiwanya sudah tidak lagi utuh. Sepasang suami istri diibaratkan tempat bercocok tanam dan penanamnya, diharapkan adanya benih yang kelak tumbuh menjadi generasi. Kaitannya dengan hal itu, terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 223 berikut ini:

”Istri-istrimu adalah ( seperti ) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah ( amal yang baik ) untuk dirimu sendiri, dan bertakwalah kepada Alloh, dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemuiNya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman”.

Setiap tindakan baik suami istri untuk saling menyenangkan dihitung ibadah. Selain dampak baiknya adalah keluarga menjadi harmonis. Subhanalloh, betapa agama Islam sungguh indah, menjadikan sebuah aktivitas yang menyenangkan sebagai ibadah. Ibadah yang nantinya sebagai investasi akhirat kita.

Jika anda seorang istri, kapan terakhir kali anda jatuh cinta pada suami? Jika anda seorang suami, kapan terakhir kali anda jatuh cinta pada istri? Kalau kita hanya jatuh cinta pada awal pernikahan saja, hal itu masih sangat kurang. Jatuh cintalah yang berulang kali dan setiap waktu padanya. Jadikan hari-hari yang dilalui dalam keluarga dengan penuh cinta. Tak masalah jika pagi berpisah karena sama-sama kerja, kemudian siangnya bilang kangen. Kadangkala menggombal yang sesuai kadar juga diperlukan, namun jangan terlalu sering menggombal.

Coba kita agendakan waktu misalnya hanya setahun sekali, sehari saja berdua untuk mengulang masa bulan madu, tanpa anak-anak tentunya. Walaupun usia pernikahan sudah tua, namun bumbu-bumbu cinta itu harus terus tetap muda agar keluarga bahagia. Jadi, cintailah pasangan Anda!

Catatan: Tulisan saya ini pernah dimuat di majalah Hadila edisi September 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun