Pendidikan merupakan salah satu dari usaha untuk menjadikan dan membentuk generasi agar menjadi bibit penerus bangsa kedepannya. Tujuan dari pendidikan sendiri yakni diharapkan mampu mencetak para peserta didik yang cakap dan mahir dalam berbagai aspek yaitu kognitif, afektif, serta psikomotorik yang didasari oleh nilai-nilai moral yang baik. Pendidikan merupakan dasar bagi setiap orang dalam menjalankan tugasnya menjadi manusia yang mampu beradaptasi dan berinteraksi dalam lingkungannya.Â
Dengan pendidikan kita dapat membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. Namun, pada kenyataannya saat ini kondisi pendidikan sangatlah memprihatinkan. Moral dan sopan santun peserta didik kita sangat rendah. Banyak dari para pelajar yang suka tawuran dengan sesama pelajar, tindak kekerasan, bahkan mereka tidak memiliki rasa malu berpegangan tangan dengan lawan jenisnya di tempat umum. Hal ini tentunya didasari karena kurangnya etika dan moral dari para pelajar itu sendiri.Â
Banyak faktor yang melatarbelakangi kurangnya moral peserta didik saat ini. Salah satunya efek dari adanya gadget atau handphone. Dengan adanya gadget, para peserta didik bebas dalam browsing hal-hal yang diinginkan. Hal yang demikian mengakibatkan berbagai nilai dari luar yang negative tidak lagi disaring sehingga mempengaruhi pemikiran dan karakter generasi muda yang menimbulkan kekhawatiran terhadap pengikisan jati diri yang terkait merosotnya penghayatan nilai-nilai keagamaan, nasionalisme, nilai sosial budaya bangsa dan perkembangan moralitas individu.Â
Dalam hal ini, peran orangtua dan guru sangat menentukan moral dan etika sopan santun para peserta didik. Orangtua bisa melakukan pendekatan terhadap anak-anaknya, sehingga anak ketika mengalami suatu masalah dapat bercerita kepada orangtua sehingga mendapatkan solusi atau jalan keluarnya. Selain itu guru juga merupakan orangtua kedua bagi peserta didik, guru tidak hanya bertugas sebagai penyampai ilmu pengetahuan (transfer knowledge), tetapi juga diharapkan bisa membimbing dan membentuk karakter para peserta didiknya agar memiliki moral dan akhlak yang baik.Â
Pada zaman sekarang ini tidak hanya murid yang mengalami krisis moral, akan tetapi juga sering kita jumpai banyak guru yang mengalami krisis moral dan etika. Kasus demi kasus banyak kita lihat baik di media massa ada oknum guru yang berbuat tidak senonoh terhadap anak didiknya. Sangatlah miris dan tidak patut dicontoh karena perbuatan tidak mencerminkan profesinya sebagai seorang pendidik. Guru tidak memegang teguh etika sebagai pendidik bagi anak didiknya, bukannya mencerdaskan generasi penerus bangsa, malah merusak generasi dan masa depan anak didik.Â
Guru seperti inilah yang dikatakan sebagai Guru yang mengalami degradasi moral. Krisis moral serta etika dari seorang Guru tersebut serta kurangnya menghayati tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik yang mulia menjadi penyebabnya. Guru yang baik tidak sepatutnya melakukan hal-hal seperti demikian. Sebagai seorang Guru apapun yang dilakukan, baik atau buruk merupakan cerminan setiap perbuatan dan cerminan bagi anak didik. Guru merupakan contoh yang baik bagi mereka, berilah contoh yang baik agar anak didik dapat mengambil contoh dari gerak-gerik, tutur kata, serta tingkah laku layaknya seorang pendidik.
Murid yang berkarakter adalah hasil dari didikan guru yang hebat. sebagai seorang Guru atau pendidik tentunya harus membekali diri dengan niat yang tulus dan sifat ikhlas supaya misi untuk menjadikan anak didik sebagai generasi penerus bangsa yang hebat dan berkarakter.
Bukan itu saja guru juga harus membekali diri dengan kreatifitas yang tinggi dan kompetensi yang cukup. Oleh karena itu, solusi terhadap kurangnya nilai moral peserta didik, salah satunya dapat dilakukan dengan cara guru dapat memberikan contoh dan dapat dijadikan sebagai telaadan yang baik bagi para peserta didiknya agar tercermin moral dan akhlak yang mulia guna menciptakan keselarasan dalam tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia yang pandai dalam bidang intelektual maupun dalam bidang sosial kemasyarakatan.
Siswa yang memiliki karakter tentunya didasari dengan lingkungan yang hebat, ada peranan orang tua, guru, serta masyarakat dan pemerintah. Anak-anak harus ditanamkan pendidikan moral serta etika yang baik sejak dini, agar mereka bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.Â
Seorang Guru tidak mampu menciptakan siswa yang berkarakter dengan sendirinya. Orang tua dan guru harus bekerja sama dalam pendidikan karakter yang hebat. Dengan adanya kerja sama yang baik antara guru, orang tua, masyarakat, dan pemerintah maka saya yakin tidak ada anak Indonesia yang akan mengalami 'kegagalan krisis moral'. Yang ada hanyalah murid yang berkarakter, berprestasi, bermoral, serta berakhlak mulia untuk mengharumkan nama baik bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H