Mohon tunggu...
Syifa SahlaSetiawan
Syifa SahlaSetiawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

sometimes, writing saved me

Selanjutnya

Tutup

Diary

Melangkah di Tengah Air Mata

31 Desember 2024   15:08 Diperbarui: 31 Desember 2024   15:08 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ketika pertahanan batinmu telah menipis, ada kalanya kamu merasa seluruh dunia sedang melawanmu. Dalam kondisi seperti itu, seringkali pilihan terakhir yang tersisa hanyalah antara bertahan atau menyerah pada kehancuran. Namun, jika menyerah bukanlah opsi, maka menangis menjadi cara terbaik untuk meluapkan semuanya. Menangis bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk pelepasan.

Biarkan air matamu mengalir tanpa ragu. Tangislah hingga hatimu merasa lega. Sampai semua beban yang terasa menyesakkan perlahan memudar seiring derasnya air mata. Saat kelelahan datang setelah tangisan panjang, kamu akan menyadari bahwa apa yang selama ini kamu tangisi mungkin tidak sebesar yang kamu kira. Kadang, masalah itu tak lebih dari serpihan kecil yang kamu beri terlalu banyak perhatian.

Setelah tangisan reda, ingatlah bahwa hidupmu jauh lebih berharga daripada apa yang mereka pikirkan. Jangan biarkan orang lain menentukan nilai dirimu. Tidak ada seorang pun yang benar-benar mengerti betapa berharganya kamu kecuali dirimu sendiri. Jangan pernah lupa, kamu memiliki hak untuk berkata tidak, untuk menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan nuranimu.

Belajarlah untuk berkata "tidak mau" jika itu adalah suara hatimu. Menyesuaikan diri dengan kehendak orang lain tanpa mempertimbangkan dirimu sendiri hanya akan melukai batin. Kamu punya kendali atas hidupmu. Jika situasi memaksamu untuk memilih antara bertahan di tempat yang menyakitimu atau pergi demi kedamaian, pilihlah jalan yang membebaskanmu.

Pergi bukanlah tanda kelemahan. Pergi adalah keberanian untuk membela dirimu sendiri. Tidak ada alasan untuk bertahan di tempat yang terus melukai hati. Terkadang, meninggalkan sesuatu adalah cara terbaik untuk menyelamatkan diri. Hargailah dirimu dengan berani mengambil langkah itu.

Jangan takut untuk memulai langkah baru. Ketakutan adalah musuh terbesar perubahan, tetapi ketahuilah bahwa Tuhan tidak akan membiarkanmu berjalan sendirian. Di setiap langkah yang kamu ambil, akan ada jalan keluar yang diberikan. Percayalah pada rencana-Nya yang selalu baik.

Memulai sesuatu yang baru memang tidak mudah. Akan ada tantangan, ada keraguan, bahkan ketidakpastian yang menyertai perjalananmu. Namun, semua itu adalah bagian dari proses pertumbuhan. Ingatlah, setiap perjalanan besar selalu dimulai dari langkah pertama, betapapun kecilnya langkah itu.

Ketika kamu memutuskan untuk melangkah, jangan lupa untuk tetap percaya pada dirimu sendiri. Kamu adalah pemilik kisah hidupmu. Apa pun yang terjadi, jangan biarkan orang lain mengambil alih kendali atas jalanmu. Kamu berhak menentukan arahmu sendiri.

Hidup adalah perjalanan panjang yang penuh liku. Kadang ada tangisan, kadang ada tawa. Namun, semua itu adalah bagian dari keindahannya. Setiap kali kamu merasa lelah dan hampir menyerah, ingatlah bahwa badai pasti berlalu. Setelah hujan deras, pelangi selalu muncul untuk mengingatkanmu bahwa ada keindahan setelah perjuangan.

Jadi, jangan pernah berhenti percaya pada dirimu sendiri. Menangis jika perlu, pergi jika harus, dan melangkah jika siap. Karena hidup adalah tentang bagaimana kamu terus maju, meskipun jalan di depan tidak selalu terlihat jelas. Kamu kuat, lebih kuat dari yang kamu bayangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun