Pada zaman kolonial Belanda 1930 kategori orang Betawi yang sebelumnya tidak pernah ada justru muncul sebagai katagori baru.Orang Betawi ialah penduduk yang paling lama menempati wilayah Jakarta dan sekitarnya. Ada tiga pendapat yang menjelaskan suku Betawi yaitu yang pertama bahwa suku Betawi berasal dari perkawinan antar etnis dimasalalu yang di datangkan oleh Belanda ke batavia sehingga Betawi sebagai pendatang baru di Jakarta kelompok etnis ini lahir dari berbagai perpaduan kelompok seperti sunda, melayu, , jawa, arab, bugis, makassar dan tionghoa. pendapat kedua yaitu penduduk asli Betawi adalah penduduk  nusa jawa sebagai mana orang sunda, jawa, dan madura. Dan yang ketiga yaitu seacara biologis mereka yang mengatakan orang Betawi asli adalah keturunan berdarah campuran aneka suku. Betawi juga mungkin bisa dikatakan satu satunya suku di Indonesi yang tidak memiliki kepala suku, sultan, ketua adat, atau raja. karena saat itu wilayah Betawi tidak memiliki nilai politis wilayah itu hanya menjadi zona ekonomi.Â
Betawi dikenal mempunyai kebiasaan cara berbicara dengan gaya yang blak-blakan atau asal ceplas-ceplos. Mereka tidak suka yang bertele tele, Orang lain yang jarang mendengar suku betawi berbicara pasti mereka menganggap masyarakat betawi berbicara dengan kata yang kasar dan tidak peduli perasaan orang lain. Betawi merupakan etnis yang kaya akan keragaman budaya bahasa dan kultur Dan Betawi juga terkenal dengan religiusnya seperti rajin mengaji, tahlilan, maulid dan lain lain. Betawi mempunyai tradisi kesenian tradisional yaitu tradisi dibidang hari besar contohnya roti buaya,ondel ondel, tanjidor, palang pintu, nyorong, lenong, dan pantun. Tradisi dibidang makanan dan minuman contohnya kue dongkal, kue ape, tape uli, wajik,kerak telor, dodol betawi, gado gado, bir pletok dan lain lain. Tradisi dibidang transportasi contohnya oplet, trem,helicak. Tradisi dibidang permainan contohnya wak wak gung, petak umpetmain kelereng dan lain lain. Dan yang terakhir tradisi dibidang panggilan nama yaitu nyai, engkong, ncang, ncing, babeh, mpo, abang, neng dan entong. Tradisi tradisi ini sekarang hampir tidak di lestarikan. karena orang tua sekarang tidak  mengajarkan tradisi tradisi betawi sebab anak zaman sekarang lebih suka internet dari pada mengenal tadisi zaman dahulu. Agar digaungkan kembali tradisi tradisi tersebut agar kerjasamanya antara masyarakat khususnya Betawi agar mengajarkan kembali tradisi tradisi tersebut kepada keturunannya agar tradisi ini di lestarikan kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H