Setiap lahan pertanian membutuhkan pupuk sebagai nutrisi tanaman yang hidup di atasnya. Pupuk terbagi dalam pupuk organik dan pupuk kimia. Penggunaan pupuk organik jauh lebih aman dan sehat. Selain pupuk kompos, pupuk organik terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, beberapa diantaranya yaitu pupuk kandang dan pupuk kompos.
Kelompok 112 kuliah kerja mahasiswa (KKM) UIN Malang berkolaborasi dengan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang berada di Desa Waturejo Kecamatan Ngantang melakukan pelatihan pembuatan pupuk dengan menggunakan bantuan  media tambahan EM4.
Larutan EM4 ini dapat mempercepat proses pembuatan pupuk organik serta meningkatkan kualitas pupuk. EM4 sangat berguna untuk proses penyerapan atau persediaan unsur hara di dalam tanah. Bentuk EM4 adalah berupa cairan yang berwarna kecokelatan dan beraroma segar. EM4 mengandung bakteri fermentasi, mulai dari genus lactobacillus, jamur fermentasi, actinomycetes bakteri fotosintetik, bakteri pelarut fosfat, dan juga ragi. Pemanfaatannya sering diaplikasikan dalam pembuatan kompos, atau pupuk bokashi. EM4 bermanfaat untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, meningkatkan jumlah produksi tanaman, memfermentasi bahan organik, meningkatkan kualitas dan kuantitas panen serta memperbaiki nutrisi atau senyawa yang dibutuhkan tanaman dari dalam tanah. Cairan EM4 sangat berguna dan dapat dimanfaatkan pada tanaman cabai, padi, pepaya, sayuran, bawang merah, karet, jahe, jagung, jeruk, ataupun tanaman hias. Kegunaan EM4 pada peternakan dapat diaplikasikan pada ternak unggas, ayam broiler, ayam petelur, ayam pedaging atau potong, kambing, bebek, domba, babi, dan lainnya, bahkan untuk tambak dan perikanan.
Effective Microorganism 4 (EM4) adalah larutan yang mengandung banyak bakteri menguntungkan, salah satu aktivator yang dapat membantu mempercepat proses pengkomposan dan sangat bermanfaat.
Berikut ini merupakan cara pembuatan pupuk yang diajarkan kepada kelompok 112 KKM UIN Malang:
1. Siapkan kotoran sapi yang akan digunakan atau sisa dari biogas
2. Kemudian, Campur sampel tersebut dengan sekam padi
3. Selanjutnya,siapkan tetes tebu atau bisa juga diganti dengan gula kelapa yang telah dilarutkan dan ditambahkan dengan EM4 secukupnya. EM4 yang digunakan adalah yang berwarna kuning karna untuk tanaman. Fungsi dari EM4 sendiri adalah sebagai bakteri pengurai yang berfungsi untuk menguraikan unsur2 hara dalam tanah serta meningkatkan kesuburan tanah
4. Setelah itu, campurkan larutan tersebut dengan sampel
5. Kemudian, sampel ditutup dan ditunggu hingga 15 hari
6. Setelah 15 hari, pupuk kompos tidak boleh dibiarkan terlalu kering agar bakteri tidak mati yang berfungsi untuk menyuburkan tanaman masih ada.
7. Cara untuk mengetahui yaitu dengan tekstur tanah yang tidak terlalu kering seperti tanah yang mudah hancur ketika setelah digenggam
Kegiatan pembuatan pupuk ini dilakukan dengan jangka waktu 3 minggu (dimulai dari proses pembuatan hingga menjadi bahan jadi atau pupuk tersebut) secara bertahap. "Pupuk buatan adik-adik KKM kelompok 112 dapat dikatakan berhasil, dan hasilnya pun halus dan bagus" ucap pak iwan selaku pengelola TPST daerah Waturejo.
Pupuk yang telah dihasilkan kemudian akan dibagikan kepada warga. Sebelum pupuk tersebut dibagikan, kelompok 112 KKM UIN Malang akan mengajarkan terlebih dahulu kepada warga mengenai cara pembuatan pupuk. Kegiatan tersebut akan diringkas dalam acara lanjutan yang akan dilaksanakan oleh kelompok 112 KKM UIN Malang dikemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H