Mohon tunggu...
Sahila SekarPawestri
Sahila SekarPawestri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakukltas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2024

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cegah Stunting untuk Masa Depan Anak

29 Agustus 2024   09:55 Diperbarui: 29 Agustus 2024   10:07 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Stunting merupakan sebuah kasus yang tidak bisa dianggap sepele. Stunting menjadi masalah Kesehatan yang berdampak serius untuk masa depan anak di seluruh dunia. Apa sebenarnya stunting itu ?. Menurut WHO (2013) Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang , dan stimulasi psikososial yang tidak memadai [1].

Stunting bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil, atau anak pada masa pertumbuhannya. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2018)[2]. 

Stunting menjadi masalah yang sangat serius karena dikaitkan dengan risiko kesakitan dan kematian yang lebih besar, obesitas, dan penyakit tidak menular di masa depan, orang dewasa yang pendek, buruknya perkembangan kognitif dan rendahnya produktivitas dan pendapatan. Dengan kata lain, stunting akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di kemudian hari [Paramashanti et al., 2016]. 

Penyelesaian masalah stunting bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata, melainkan  menjadi tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat. Kesadaran masyarakat akan bahaya dari stunting perlu ditingkatkan kembali terutama kesadaran pihak keluarga. Dengan adanya pemahaman tentang penyebab, resiko, dan bahaya stunting oleh keluarga akan sangat membantu penurunan kasus stunting di dunia termasuk Indonesia. Maka dari itu sebagai bagian dari masyarakat Indonesia kita harus ikut serta untuk menurukan angka stunting di Indonesia. Bersama kita capai Indonesia bebas stunting.

Daftar Pustaka 

https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2018

Paramashanti, B. A., Hadi, H., & Gunawan, I. M. A. (2016). Pemberian ASI eksklusif tidak berhubungan dengan stunting pada anak usia 6–23 bulan di Indonesia. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 3(3), 162. https://doi.org/10.21927/ijnd.2015.3(3).162-174

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun