Mohon tunggu...
sahib elbourhan
sahib elbourhan Mohon Tunggu... -

ingin bisa membuat tulisan yang menarik untuk dibaca siapapun dan yang akhirnya bisa bermanfaat bagi kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bola di Mesir

15 November 2009   02:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:20 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tet...tet...tet...tet...dung....dudung...dung....tiinn...tiinn....tiinn...begitulah bunyi gaduh gemuruh yang kurasakan malam ini. Bukan suara pawai, kampanye atau perayaan HUT seperti detik-detik proklamasi di negara kita Indonesia. Tetapi dari kebiasaan para supporter sepak bolalah gaduh ini berasal. Dari klakson mobil-mobil, gendang-gendang, terompet-terompet dan yang lebih banyak lagi dari jeritan para suppoter itu sendiri. Sungguh, malam ini begitu gaduh bumi para nabi ini. Disebabkan tim sepak bola kesayangan mereka menang dalam satu pertandingan. Tak ayal, merekapun merayakan kemenangan ini dengan berkeliling kota menjejali jalan-jalan dan membuat gaduh seluruh kota bahkan mungkin malam ini Mesir menjadi sangat gaduh karena perayaan itu. Tak peduli walau waktu telah malam, dan sebagian penduduk telah terpejam. Inilah kebiasaan buruk orang Mesir, ketika mendapat satu kesenangan dalam urusan bola tentunya. Mereka selalu merayakannya dengan berlebihan. Kali ini Mesir mendapatkan satu kesempatan lagi untuk masuk dalam jajaran tim-tim terbaik pada Piala Dunia 2010 setelah berhasil menghajar Aljazair dalam lanjutan babak kualifikasi tadi. 2-0, cukup untuk membuat Mesir bisa bernapas agak lega karena dengan hasil ini agregat gol menjadi sama 3-3 setelah sebelumnya Mesir takluk 1-3 oleh Aljazair. Dan setelah ini mereka punya satu kesempatan lagi pertandingan penentuan untuk memastikan diri menjadi yang berhak melanjutkan ke babak berikutnya. Sebenarnya, itu kalau diitung-itung, Mesir sudah menjadi yang berhak untuk melanjutkan ke babak berikutnya karena di kandang sendiri gawang Mesir masih tetap "perawan", tidak kebobolan. Tidak tahu pasti mengapa diadakan pertandingan penentuan atau play-off. Tetapi menurut sebagian orang, hal ini merupakan ganjaran akibat kelakuan sebagian supporter Mesir yang arogan. Ketika timnas Aljazair tiba di Mesir, mereka disambut dengan lemparan benda-benda keras oleh supporter arogan itu. Bahkan dua pemain mereka mengalami pendarahan di bagian kepala walau tdak begitu parah. Nah, inilah yang menurut sebagian orang menjadi penyebab diadakan play-off. Beginilah sepak bola, sebuah permainan yang indah, sebuah olahraga yang bikin betah untuk berlama-lama memainkan atau hanya sekedar menonton. Yang tua, muda, laki-laki, bahkan wanita pun menyukai perminan ini. Tapi ketika ada sedikit saja nafsu yang tak terkendali, maka banyak dampak negatif yang terjadi. Tadi hanya satu dari banyak dampak negatif yang diakibatkan nafsu yang tak terkendali, khususnya dalam sepak bola. ***** Di mesir, sepak bola merupakan jenis olah raga yang paling disukai masyarakatnya. Semua kalangan suka dengan permainan ini. Mungkin boleh dibilang kebanyakan masyarakat Mesir yang suka bola sudah menjadi "pecandu" sepak bola. Aku juga heran mengapa di negara arab yang dikenal dengan bumi para nabi, yang 80%  masyarakatnya muslim ini sangat gandrung akan sepak bola yang konon berasal dari negara non-muslim. Tidak tahu bagaimana asal muasalnya dan tidak bisa mencocokkan dengan latar belakang nenek moyang mereka yang diantaranya terdapat beberapa Nabi. Tapi bagaimanapun inilah Mesir, negara yang saat ini aku singggahi, unik, penuh peradabaan dan menakjubkan. ya, inilah Mesir, salah satu negara Arab yang mayoritas penduduknya adalah muslim, yang di dalamnya dahulu kala pernah hidup beberapa utusan Tuhan, sangat gandrung akan sepak bola. Bahkan sebagian dari mereka bisa berbuat arogan seperti yang telah ku kemukakan di muka. Tapi lazimnya makhluk hidup, semua punya sisi buruk dan punya sisi baik. Begitu juga dengan sepak bola di Mesir, disini juga masih banyak sisi baik  yang nampak. Baik pelaku atau penikmatnya masih sangat melekat pada diri mereka masing-masing salah sat dari nilai-nilai yang seharusnya dimiliki kaum muslimin, lebih-lebih bangsa Arab. Yakni selalu menyertakan Tuhan dalam setiap aktivitas mereka. Selalu ingat kepada Yang Maha Kuat. Jika kita menyaksikan Mesir bermain bola, apalagi ketika mereka menjadi "tuan rumah," maka kita akan melihat puluhan ribu masriyyin akan tumpah ruah di jalan-jalan sekitar stadion, sebagian lagi akan berkumpul di kedai-kedai yang tak lain adalah untuk mendukung tim kesayangannya, menunjukkan kecintaan mereka kepada kepunyaan negeri mereka yang berupa tim sepak bola. Mungkin ini bisa dibahasakan dalam hubb alwathan dan sebagan ulama kita ada yang mengatakan,"hubb alwathan min aliman". Tapi ini yang patut ditiru, mereka tetap tidak lupa melaksanakan sholat  ketika  waktunya sudah masuk walau sedang asyik menonton. Tadi seorang temanku bercerita ketika salah satu pemain Mesir bermain kurang baik ada penonton yang memprotesnya dengan berkata, "bagaimana mainmu Abou Treka, kamu belum sholat ya tadi?". Ini membuatku tersenyum geli sekaligus kagum. Selain itu kita akan mendengar di sela-sela gaduhan kalimat-kalimat harapan atau apalah sejenisnya seperti "ya rabb...ya rabb, fauz masr bi idznillah, rabbi sahhilna", dan lain sebagainya yang keluar dari mulut mereka sebagai wujud do'a. kita juga akan mendengar para penyiar atau komentator akan memulai ocehannya dengan salam dan basmallah. kitapun akan selalu melihat para pemain Mesir melakukan sujud syukur sebagai ganti dari selebrasi gol yang mereka ciptakan. begitulah sebagian tingkah laku orang Mesir, para pelaku dan penikmat sepak bola. Semoga kita yang termasuk gandrung dengan sepak bola bisa meniru kebiasaan yang baik ini ketika kita "berada dalam sepak bola". wassalam.

Kairo, 15 november 2009

pukul 04.50 dini hari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun