Mohon tunggu...
Sahesti Sri Wulandari
Sahesti Sri Wulandari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Content Writer, Part- Time Teacher, Voice Over.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja di Bulan Ramadhan

5 April 2024   07:31 Diperbarui: 5 April 2024   07:33 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi (pexels.com)


Di ufuk senja yang mempesona, sinar jingga membelai langit yang memudar menjadi warna kebiruan. Udara sejuk menyapa dengan lembut, mengiringi langkah-langkah yang menghampiri waktu berbuka puasa. Suasana tenang terasa begitu istimewa di bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Rumah-rumah di pinggir jalan bercahaya lembut, memancarkan kehangatan dari dalamnya. Bau masakan khas Ramadhan menguar, mengundang selera dan kerinduan akan sajian-sajian tradisional yang hanya ada di bulan suci ini. Suasana keramaian mulai terasa, terutama di sekitar pasar-pasar tradisional yang ramai oleh para pemburu takjil dan hidangan lezat untuk berbuka.

Tetapi, di balik keramaian itu, ada juga sisi tenang bulan Ramadhan yang mengundang introspeksi. Orang-orang duduk bersama di teras rumah atau di masjid, mengingat-ingat kenangan lama, merenungi perjalanan spiritual mereka, dan berdoa dengan khidmat. Suara adzan maghrib menggema, menandakan waktu berbuka telah tiba, dan hati-hati yang bersyukur memenuhi udara.

Senja di bulan Ramadhan mengajarkan banyak hal. Ia mengajarkan kesabaran dalam menahan lapar dan dahaga, mengajarkan rasa syukur atas nikmat makanan dan minuman, dan mengajarkan arti kebersamaan dalam berbagi saat berbuka bersama keluarga dan sahabat. Ini adalah waktu yang penuh berkah, di mana hati dan pikiran bersih dari hal-hal duniawi yang menjauhkan dari kebenaran.

Mungkin, di balik setiap senja di bulan Ramadhan, ada cerita dan pengalaman yang berbeda bagi setiap orang. Namun, satu hal yang pasti, kehadiran senja ini selalu menyiratkan keindahan, kedamaian, dan keberkahan yang mengalir dalam setiap detiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun