Pramuka yang jatuh setiap tanggal 14 Agustus. Hampir semua orang yang telah menempuh pendidikan dasar dan menengah di Indonesia pernah menjadi anggota Pramuka. Jika tidak, mereka mungkin pernah mengenakan seragamnya. Meskipun demikian, mereka mungkin belum mengetahui 3 tokoh penting dalam Gerakan Pramuka di Indonesia.Â
Salah satu momen bersejarah di bulan Agustus adalah peringatan HariJika Anda juga belum mengetahui 3 tokoh penting tersebut, simak informasinya dalam ulasan di bawah ini.
1. Mangkunegara VII
Mangkunegara VII adalah tokoh yang mendirikan organisasi kepanduan pertama di Indonesia. Nama organisasi tersebut adalah Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).
Dilansir dari tempo.co, fakta ini terungkap dalam arsip lokal yang tersimpan di Perpustakaan Reksopustoko Mangkunegaran. Mangkunegara VII, kepanduan merupakan cara yang tepat untuk membangun negara yang kokoh dan mental manusia yang bagus. Kegiatan di dalamnya dapat meningkatkan budi pekerti, jasmani, rohani, dan berbagai kepandaian.
Pendirian JPO ternyata memicu berdirinya banyak organisasi sejenis di tanah air. Di antaranya adalah Hizbul Wathan (HW), JJP (Jong Java Padvinderij), Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS), dan INPO (Indonesische Padvinderij Organisatie).
2. K.H. Agus Salim
K.H. Agus Salim adalah tokoh Sarekat Islam yang peduli dengan pendidikan kepanduan pada zaman Belanda. Pada tahun 1920-an, organisasi kepramukaan di Indonesia makin marak. Akhirnya, Belanda melarang organisasi kepramukaan milik Indonesia memakai istilah padvinder.
Karena pelarangan tersebut, Agus Salim mengusulkan istilah pandu dan kepanduan untuk mengganti istilah sebelumnya, yaitu padvinder dan padvinderij. Dia memperkenalkan istilah baru tersebut saat kongres Sarekat Islam Afdeeling Padvinderij (SIAP) di Banyumas, Jawa Tengah, pada tahun 1928. SIAP adalah organisasi kepanduan milik Sarekat Islam. Atas usulnya, kepanjangan SIAP berubah menjadi Sarekat Islam Afdeeling Pandoe.
Gelar Bapak Pandu Indonesia sempat disematkan kepada K.H. Agus Salim. Dia dinilai berjasa karena mengubah istilah padvinder dan padvinderij menjadi pandu dan kepanduan. Sayangnya, sampai saat ini, tidak ditemukan satu ketetapan hukum pun yang mendasari penganugerahan gelar tersebut.
3. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam pembentukan Gerakan Pramuka di Indonesia tidak diragukan lagi. Dialah yang menerima Panji Gerakan Pramuka saat diserahterimakan pertama kali oleh Presiden RI, Ir. Soekarno, pada 14 Agustus 1961.
Sri Sultan adalah Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pertama yang menjabat hingga empat periode berturut-turut. Jasanya diakui di dalam dan luar negeri. Dia mendapat anugerah Bronze Wolf Award dari WOSM (World Organization of the Scout Movement) pada tahun 1973.
Istilah pramuka dipilih oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk menyebut kepanduan di Indonesia. Kata ini diambil dari istilah paramuka, yaitu nama pasukan khusus dan terdepan di Keraton Yogyakarta pada zaman penjajahan Belanda.