Mohon tunggu...
Politik

Kesulitan Mencari Bukti SMS Hary Tanoe, Yulianto Gelar Aksi Bayaran

12 Februari 2016   04:46 Diperbarui: 12 Februari 2016   04:54 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tingkah laku prajurit Prasetyo yang satu ini kembali menyia-nyiakan waktu. Yulianto semakin banyak menambah catatan tinta merah atas kinerja Kejagung saat ini. Dia sibuk pontang-panting dengan penuh ambisinya untuk menjegal Hary Tanoe. menerlantarkan banyak kasus yang mangkrak di Kejaksaan Agung, dia hanya sibuk mnangani masalah SMS yang sama sekali tidak ada unsur ancamannya.

Jaksa Agung yang saat ini mendapat Rapor merah dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KEMENPAN RB), yang mencatat Jaksa Agung pada ranking terakhir dengan nilai 50, 02, masih saja diperburuk oleh Jaksa Yulianto. SUMBER

Dan tingkah Yulianto yang membuat saya tercengang dan sangat kecewa, diketahui dia mengumpulkan massa bayaran untuk menggelar Aksi di Depan Kejaksaan Agung. entah apakah itu dilakukan oleh Yulianto sendiri, atau oleh orang-orang Genk Brutus (Sebutan Netizen). Dia kumpulkan mahasiswa polos dan orang-orang pengangguran untuk menjual ideologinya dan ditukar dengan selembar uang Rp. 50.000 per-orang. Sungguh ini merupakan tindakan amoral yang dilakukan oleh kubu Yulianto sebagai Penegak Hukum.

Saya tergelitik membaca berita yang dimuat di berbagai media yang ditulis dengan mencatut dan mengatasnamakan "Relawan Jokowi". Saya jadi tertawa membaca kabar berita tersebut, Relawan Jokowi apa Relawan Om Brewok (SP)..??

Kesulitan mencari bukti dugaan ancaman pada SMS Hary Tanoe, segala cara ia lakukan. Termasuk cara-cara tidak terhormat yang mengatasnamakan penegakan hukum dengan mengelabui orang-orang polos.

Mereka rela berpanas-panasan di bawah terik matahari, berteriak mengatas namakan kebenaran di depan Kejaksaan Agung. banyak di antara mereka yang tidak mengetahui apa masalah yang sebenarnya terjadi, tapi mereka rela demi sebungkus nasi kotak dan uang Rp. 50.000.

Saya tidak habis fikir, begitu ambisinya para Genk Brutus untuk menjegal hary Tanoe. beginilah akibatnya, bila lembaga penegak hukum berafiliasi kepada salah satu partai. Semua kasus yang ditangani akan dikriminalisasi hanya demi kepuasan hasrat kelompoknya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun