"Sikut men-sikut menjadi satu, Itulah Indonesia". Mungkin kata itu yang pantas dilontarkan untuk perpolitikan tanah air saat ini yang semakin menarik untuk dikaji. berbagai manuver dilancarkan. sikut sana, sikat sini sudah menjadi hal yang wajar.
Apalagi ditambah dengan hadirnya Partai baru yang mulai bermunculan, membuat Partai lama menjadi keteran. sampai saat ini.
Kabar yang tersebar, Partai baru yang muncul dan sudah mendeklarasikan diri ada tiga Partai, yakni Idaman (Partai Islam Damai Aman), Partai Perindo (Persatuan Indonesia) dan PSI (Partai Solidaritas Indonesia).
Dilihat dari eksistensi ketiga Partai baru di atas, hanya PSI dan Perindo yang mungkin banyak menarik simpati masyarakat. PSI yang concern pada misi kesetaraan Gendernya, dan Perindo yang juga tak kalah cerdik dalam menarik simpati masyarakat, dengan agendanya yang selalu fokus pada masalah pengentasan kemiskinan dan penyetaraan ekonomi nasional.
Partai Perindo yang dikomandani oleh Bos Media MNC Group Hary Tanoesoedibjo membuat partainya semakin berkembang pesat dan tumbuh dengan cepat. dari data yang penulis himpun, Perindo yang masih berusia satu tahun lebih, Selain sudah melantik 34 DPW, Perindo juga sudah membentuk dan melantik sekitar 1400 lebih DPD dan DPC di seluruh Indonesia. Bahkan sampai tingkat kelurahanpun Perindo sudah banyak dibentuk.
Pencapaian hasil yang sangat luar biasa tersebut, tak lepas dari kerja keras Hary Tanoe dalam memantapkan niatnya, untuk mensejahterakan rakyat lewat Partainya yang ia dirikan. Solidaritas dan soliditas para kader Perindo di seluruh Indonesia sangat tidak diragukan lagi.
Melihat dari pertumbuhan Partai Perindo yang begitu signifikan, melahirkan kecemburuan sosial dari berbagai belah pihak. apalagi dengan seseorang yang pernah mempunyai kisah bersama Hary Tanoe. Tak lain dan tak bukan dialah Surya Paloh, sang Komandan yang pernah berjuang di Partai Nasdem bersama Hary Tanoesoedibjo.
Penulis kadang tertawa melihat manuver akibat kecemburuan SP ini. Di balik bulu lebat dan retorikanya yang menggelegar, ternyata ia juga punya rasa cemburu terhadap mantan teman sejawatnya yang saat ini menuai popilaritas yang menjulang di tengah-tengah masyarakat. Segala cara SP lancarkan untuk menjatuhkan HT. Melalui anak buahnya di Jaksa Agung, seakan menjadi kesempatan emas bagi kubunya untuk menjatuhkan popularitas HT. Untuk mencapai titik Klimaks bosnya (SP), Kasus yang bukan wewenangnya-pun ia labrak dan ia usut dengan penuh ambisi, layaknya pujangga yang lagi sakit hati akibat cinta segitiga.
Kasus dugaan restitusi pajak PT Mobile 8 menjadi senjata andalan genk Brewok (sebutan netizen). Pagi, siang dan malam, Metro tvnya tak pernah lelah menyiarkan kasus andalannya tersebut. Akan tetapi, hingga saat ini terlihat mulai lelah, karena bukti dugaan restitusi pajak tersebut tak kunjung ditemukan. Akhirnya orang-orang yang berada di Jaksa Agung satu demi satu mulai tak tahan dan berguguran, yang diawali denga wakil Jaksa Agung Andi Niwanto yang pamit duluan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H