Mohon tunggu...
Sahat Nainggolan
Sahat Nainggolan Mohon Tunggu... -

aku berfikir maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memilih dalam Penantian

26 Juli 2012   09:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:36 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap pilihan yang kau ambil di dalam hidup mempunyai efek sebab-akibat yang akan mempengaruhi hari-hari selanjutnya, "siapa yang akan menjadi pasangan hidupku nanti, masih layakah kita mencari cinta sejati dijaman sekarang atau masih adakah cinta sejati didunia yang penuh dengan tipu muslihat ini"

Manusia memang mahluk yang kompleks, benar sekali menurut kitab suci manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya diantara semua mahluk ciptaan Tuhan, karena hanya manusia yang hidup di alam semesta dengan segala perasaan cinta yang membuatnya senang, gembira  bahkan sedih dan kecewa. Banyak sekali kisah-kisah romansa di masa lalu yang tercipta karena cinta, dari mulai kisah Romeo and Juliet sampai kisah kehancuran kota Troya karena sebuah perang besar

Sudah sampai didepan jalan masuk rumahku, saatnya kita berpisah setelah seharian kita menghabiskan waktu bersama, "rasanya setiap waktu yang ku habiskan bersamamu terlalu singkat, terima kasih sudah mendengarkan semua curhatku"

Niat orang tua hanya ingin yang terbaik bagi anaknya bukan untuk menjerumuskan kedalam penderitaan, itulah mengapa orang tuanya selalu menyuruh dia tuk cepat menikah sebelum adik laki-lakinya menikah di tahun depan, sebagai wanita bisa di bilang umurnya sudah cukup dewasa untuk menikah apalagi bila dibandingkan dengan semua teman-teman sepermainannya yang rata-rata sudah menjadi seorang ibu

"Kenapa harus ada perbedaan ini, kau tau betapa besar resiko yang akan aku dapat bila harus memaksakan hidup bersamamu tetapi berat juga rasanya jika aku harus jauh dari mu, mungkinkah masih ada kebahagiaan yang bisa kurasakan walau tak bersamamu", waktu terus berjalan dan tak pernah mau peduli dengan perasaanku

Aku harus memilih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun