Mohon tunggu...
Sahat Nainggolan
Sahat Nainggolan Mohon Tunggu... -

aku berfikir maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memilih dalam Penantian

26 Juli 2012   09:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:36 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hempasan ombak menghapus semua hayal, dunia realitas menunggu setiap karya pikiran tertuang

"burung-burung itu apakah mereka bahagia seperti yang terlihat"

pantulan cahaya matahari sore membuat laut seolah berwarna kekuningan

"pasir ini sudah berapa lama ada disini, adakah waktu yang berlalu membuatnya gusar"

perlahan matahari tenggelam dan cahaya yang menerangi langit itu mulai menghilang digantikan gelapnya malam, "oh waktu janganlah kau cepat berlalu"

*Seorang gadis duduk di tepi pantai di temani seorang lelaki, "sudah berapa lama aku ada di sini", tak terasa sudah beberapa jam aku duduk disini sambil melamun, sekarang sudah waktunya untuk pulang

Hidup adalah pilihan maka kita harus selalu memilih apa?, kemana?, kapan?, dengan siapa? dan bagaimana?. kebebasan memilih sesuai keinginan dan hati nurani selalu mempunyai syarat yang harus dipatuhi, lalu dimana arti bebas memilih jalan hidup yang sesungguhnya

Waktu berjalan begitu cepat mulai dari detik-menit- jam-hari-minggu-bulan dan tahun membuat bunyi genderang drum itu bertambah nyaring dikepalaku, dan mereka semua menunggu jawaban dari ku. "Jadi siapa gerangan yang kau pilih, cepatlah ambil keputusan karena pernikahan adik mu tinggal beberapa bulan lagi"

Menurut nasehat orang tua yang hidup lebih dulu dari kita jika seorang adik melangkahi kakak perempuannya dalam pernikahan maka kakaknya itu akan susah mendapatkan jodoh, 'pikiranku melayang memikirkan kata-kata itu dalam perjalanan pulangku yang diantar seorang lelaki yang spesial di dalam hidupku'

"Ahh jika saja diantara kami tak ada perbedaan iman maka dengan sangat senang aku menerimanya menjadi pasangan hidupku". Sudah bertahun-tahun aku mengenal dirinya dan banyak sekali kecocokan yang kurasa diantara kita berdua, tak pernah ada kesepakatan untuk menjadi kekasih diantara kami, tetapi dari cara dia menemani, memperhatikan dan mendengarkan semua curahan hati dan ocehan yang tak penting dari ku itu yang membuatku percaya dia memang tulus menyayangiku

Sudah beberapa kali ku coba menjalin hubungan serius dengan teman lelaki yang seiman dan bisa diterima oleh keluargaku dengan harapan mungkin diantara mereka akan ku temukan seseorang yang bisa membuatku nyaman seperti rasa yang ada disaat bersama dia, tetapi perasaan tak akan pernah bisa dibohongi, setiap waktu yang kulewati bersama orang lain terasa sangat membosankan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun