Mohon tunggu...
Sahari Ramadhani
Sahari Ramadhani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, STAIN Batusangkar, Sumatera Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ada Apa Antara Perempuan dan Guci?

11 Juli 2012   11:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:04 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

ADA APA ANTARA PEREMPUAN DAN GUCI?

Ada apa antara perempuan dan guci? Apa ini tentang karakter perempuan yang suka guci sebagai barang antik? Sepertinya banyak juga lelaki yang suka guci! Atau pembahasan ini tentang guci dan perempua sebagai sesuatu yang unik? Mungkin juga sih! Atau tentang rahasia berharga antara keduanya? Rahasia apa ya? Nah, mari kita mulai dengan dengan sebuah kisah nyata tentang perempuan!

Suatu ketika, di pinggir jalan terdengan suara, “Suit….suiiit…., hai cewek…., mau kemana tu?!”. Begitulah kalimat yang terlontar dari sebagian lelaki yang melihat perempuan dengan pakaian ketat ketika lewat di depannya.

“Assalamu’alaikum…..”, sebaliknya ini adalah ungkapan yang terlontar dari mulut sebagian besar lelaki terhadap seorang perempuan yang berpakaian sopan dan tidak ketat. Meskipun tidak bisa dipastikan  apakah ungkapan salam itu tulus diucapkan atau tidak, yang jelas ungkapan tersebut bernada positif. Tidak sama dengan contoh peristiwa yang pertama.

Dari kisah nyata inilah tersirat sebuah rahasia berharga. Rahasia berharga tersebut adalah mengenai aurat. Dari contoh di atas terlihat jelas bahwa perempuan yang menutup aurat akan lebih beruntung daripada yang tidak menutup aurat baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Secara jasmaniah, keuntungan menutup aurat yaitu terlindung dari ancaman bahaya orang-orang yang berhasrat jahat, terhindar dari kata-kata yang tidak enak didengar, dan sebagainya. Di sisi lain, secara rohaniah keuntungan menutup aurat berupa selalu mendapat salam dan do’a keselamatan melalui orang yang memberi ucapan salam, dan secara tidak langsung orang yang menutup auratpun akan merasa nyaman serta telah menjalankan perintah agama.

Jika dilihat lebih jauh lagi, pada saat sekarang ini banyak yang memahami bahwa menutup aurat sudah sama halnya dengan memakai kerudung. Sedangkan makna sebenarnya adalah menutup dengan benar-benar menutup sehingga tidak nampak lagi indahnya lekuk tubuh atau body seorang perempuan. Maka dari itu, untuk memperjelas hal tersebut, berikut sedikit uraian mengenai beda menutup dengan membungkus.

Sebagaimana tercantum dalam QS. An-Nur: 31, jelas sekali bahwa perempuan diwajibkan menutup auratnya bukan membungkus. Menutup sangat jauh berbeda maknanya dengan membungkus.

Lalu, apa kaitannya dengan guci ya?

Kaitannya, perempuan, menyukai guci, dan memiliki karakter unik seperti guci, persoalan menutup aurat tersebut untuk lebih mudah dipahami dapat dianalogikan seperti sebuah guci. Berikut analoginya.

Seperti sehelai kain yang dilingkupkan di atas sebuah guci, jika kainnya tebal dan rapat maka mata yang memandag tidak akan dapat menerka apa benda yang terdapat di bawah lingkupan kain tersebut. Namun, sebaliknya jika sehelai kain transparan dilingkupi di atas sebuah guci atau kain tebal dan rapat dibungkuskan dengan ketat pada guci tersebut, maka semua orang yang melihatnya akan dapat menerka bahwa benda di dalam kain tersebut adalah sebuah guci karena tampak jelas bentuknya.

Hal ini tak ubahnya dengan perempuan, jika perempuan berpakaian menutup aurat maka ia akan terjaga karena lekukan indah tubuhnya tidak tampak sehingga tidak menarik hasrat lawan jenisnya. Sebaliknya, perempuan yang hanya membungkus aurat –berpakaian ketat dan atau transparan, maka sesungguhnya ia terancam akan bahaya besar karena lawan jenis yang melihatnya akan terkesima dan bahkan bisa saja bangkit birahinya dan berniat senonoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun