Ya judul itu hanya keterkejutan saya saja setelah baru saja saya menonton TV kebetulan sedang ada liputan 6 sore.Bagaimana tidak...........pornografi yang bagi orang timur seperti Indonesia ini katanya tabu untuk konsumsi anak-anak, tapi nyatanya telah menjadi jajanan bak kacang goreng dimana-mana.
Setelah kasus Ariel Peterpen yang katanya video mesumnya jadi konsumsi publik sehingga menimbulkan korban anak-anak (ABG), mungkin pemerintah telah melakukan tindakan proteksi terhadap situs-situs porno di internet dan audio visual lainnya. Akan tapi pemerintah kurang jeli dalam rangka proteksinya. Hal ini terbukti bahwa pornografi itupun telah merambah bacaan anak-anak yaitu komik yang merupakan bacaan anak-anak bergambar yang saya yakin banyak anak yang senang untuk membaca komik dibandingkan bacaan yang tidak bergambar lainnya. Dan yang lebih celaka lagi ada pihak sekolah yang kebobolan dengan pornografi ini. Buktinya Lembar Kerja Siswa (LKS) SD pun yaitu lembar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia telah disusupinya. Hal ini terjadi di Lembar Kerja Siswa Sekolah Dasar di daerah Purbalingga Banjarnegara.
Biarpun penerbit Lembar Kerja Siswa tersebut akan menarik peredarannya, akan tetapi bukankah pornogafi itu telah diketahui terlebih dahulu oleh anak-anak yang seharusnya tabu untuk mengetahuinya. Karena sebagai Lembar Kerja Siswa tentunya menjadi pegangan untuk siswa mempelajari isinya.Itulah yang bikin penulis merasa semakin gilanya ponografi di Indonesia.
Untuk itu mohon kepada oknum-oknum yang memang suka akan pornografi, jangan jadikan anak-anak penerus bangsa ini menjadi ladang anda karna mau dibawa kemanakah negara kita apabila tunas-tunas bangsa ini sudah tidak bersusila nantinya. Dan untuk pemerintah, penulis berharap semakin jelilah anda untuk melakukan sensor terhadap apapun yang menjadi media bagi masyarakat baik itu media elektronik maupun media masa, sedangkan bagi para pendidik marilah kita bersama-sama tanamkan ajaran etika dan moral agar kita tak kehilangan bunga-bunga bangsa ini dengan adat ketimurannya dan kepada kita selaku orang tua marilah kita lebih berhati-hati terhadap buku-buku anak-anak kita karena biarpun buku adalah gudang ilmu akan tetapi kewaspadaan kita sebagai seorang pendamping anak-anak harus tetap kita berikan agar kita tidak mendapatkan noda dan cela nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H