Hari ini genap sudah 1 tahun usia pemerintahan Jokowi-Ahok di DKI Jakarta, sepasang birokrat dari "desa" yang sangat fenomenal dan lahir karena rakyat menggunakan kecerdasan nurani dalam menentukan pilihan. Di usia 1 tahun, tentu banyak yang berpentingan untuk mengukur berhasil tidaknya kepemimpinan sepasang idealis muda ini. Memang belum sepenuhnya sempurna (malaikatpun sulit untuk menyelesaikan menahun Jakarta dalam 1 tahun), tetapi duet sepasang pluralis ini secara kasat mata telah membawa harapan baru untuk Jakarta dan bahkan Indonesia yang lebih baik. Berbagi kerja dan berkarya untuk Jakarta Baru tanpa ditunggangi kepentingan pribadi apapun, inilah yang menjadi kunci keberhasilan dan kebersamaan pasangan yang di "import" dari desa Solo  (Jawa Tengah) dan Bangka Belitung (Sumatra Bagian Selatan) ini. Bagaimana dengan kepentingan partai politik di belakang mereka ? Terhadap personalitas yang lurus dan idealis seperti Jokowi-Ahok ini, partai politik lebih berfungsi sebagai pensupport bukan sebagai pengarah apalagi sebagai "boss". Jadi, intervensi politis pada Jokowi-Ahok bisa dikatakan sangat minim. Bagaimana dengan suara-suara sumbang ada,  mana janjimu Jokowi-Ahok ? Abaikan saja, karena bagi para pemikir negatif apapun karya terbaik dari putra bangsanya tetap saja akan dilihat dari sisi pandang negatif, para pemikir negatif model begini pada akhirnya akan tertinggal bersama kekerdiran pola pikirnya. Jadi, Pak Jokowi-Ahok, lanjutkanlah karya besar idealisme dan karya kebersamaan itu untuk Jakarta dan Indonesia Baru, rakyat kini semakin cerdas nurani dan mereka semua ada di barisan terdepan benteng pertahanan  Anda berdua. Salam pememenang dan selamat hari raya Idul Adha 2014 bagi para sahabat yang merayakannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI