Mohon tunggu...
Sahal Humamy
Sahal Humamy Mohon Tunggu... -

an beginner writer. your comments, criticezs, and suggestions help me grow. Thank you ;)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebuah Skenario dalam Skenario

12 Maret 2012   02:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:12 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari itu Dono menyuruh kedua temannya, Kasino dan Indro, untuk membantunya dalam mendapatkan cinta Dila. Tatkala Dila sedang berjalan kaki di pinggir jalan, Dono melihatnya. Ia lantas berbisik pada kedua temannya untuk berpura-pura menjadi perampok agar Dono dapat berlagak menyelamatkan Dila.

Aksinya pun dimulai, berlarilah Kasino dan Indro kemudian menarik tas yang dibawa Dila. Dila berteriak, “Jambret…Perampok…Tas saya dimaling…Tolooong…”. Hanya dengan hitungan detik, Dono datang seolah menjadi pahlawan yang siap menolong Dila. Tanpa ampun, Dono memukuli habis kedua kawannya yang berpura-pura menolongnya.

Akhirnya, sang sutradara bilang, “Cutt…”

Prolog di atas merupakan analogi dari masalah yang menimpa negeri ini, sebuah scenario yang ternyata masih dalam scenario. Seperti yang diketahui, fakta terkini menunjukkan bahwa harga BBM akan naik. Kenaikan ini berimbas pada naiknya pula kebutuhan yang akan sangat menimbulkan protes keras dari masyarakat.

Saya meyakini bahwa menaikkan harga BBM merupakan salah satu program kerja semu dari pemerintah. Apabila pemerintah sangat paham betul dengan karakter bangsa ini subsidi harusnya ditiadakan. BBM tetap murah dan bersahabat dengan rakyat. Karena semua rakyat adalah pemilik kekayaan Tanah ini.

Untuk menghindari protes yang tak diinginkan ini, dibuatlah isu rok mini dilarang masuk di gedung DPR. Lantas untuk apa isu ini diwacanakan sedangkan masih ada problem rakyat yang perlu diselesaikan.

Su’udzon saya sih, karena pimpinan DPRnya berasal dari partai yang sama dengan Presidennya kemungkinan besar isu tersebut memang sengaja diadakan untuk mengalihkan konsentrasi para dewan yang berjuang mati-matian memperjuangkan harapan rakyat agar BBM tidak naik.

Atau kalau tidak, isu ini merupakan bentuk serangan politis salah satu pihak lewat media yang hidup di Indonesia.

Apapun itu, semoga su’udzon saya semuanya salah agar keberadaan skenario memang tidak ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun