Mohon tunggu...
Bonano Yogi
Bonano Yogi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ganasnya Masyarakat Medan, "Menimbun" Tanpa Melirik

3 April 2018   07:46 Diperbarui: 3 April 2018   12:36 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan yang pesat membuat manusia menjadi sangat over acting dalam mencari duit. Hamparan sawah yang indah dan telah dikelola turun temurun kini ditimbun secara sepihak tanpa mengetahui dampaknya. Padahal sangat indah dan unik, jika hamparan sawah yang terletak di tengah-tengah bangunan megah dan kokoh tetap terjaga.

Memang kawasannya sangat strategis, dekat dengan Universitas Sumatera Utara membuat pemilik sawah berlomba-lomba membangun kos-kosan yang dapat menunjang kehidupan. Tapi pernahkah kita 'melirik' makhluk lain selain kita yang hidup di bumi ini ? Memang benar kita diciptakan memliki akal, tapi tentunya kita harus berpikir apa akibat yang dapat terjadi jika makhluk selain kita menghilang.

Kawasan Jl. Dr. Mansyur, Gg. Sehat  dan Gg. Lorong Kabung merupakan salah satu kawasan yang harus diperhatikan, tingkat pembangunan kawasan ini sangat tinggi, mengingat betapa strategisnya kawasan ini. Selain itu kawasan ini memiliki hamparan sawah yang cukup luas dan rawa-rawa yang besar. Sering terjadi praktik tarik ulur (mancing) pada rawa ini, jenis ikan yang sangat diminati menjadikan daya tarik bagi masyarakat sekitar.

Selain jenis ikan masih banyak lagi jenis satwa liar yang berhabitat asli di rawa tersebut, antara lain kadal naga, labi-labi, biawak, ular phyton, ular hijau, ular sawah, bahkan ular cobra. Sangat miris memang mengetahui mereka dipaksa pergi dari rumahnya sendiri. 

Kemungkinan mereka bisa menyelamatkan diri pun sangat kecil. Tidak heran memang mendengar keluh kesah warga yang mengatakan bahwa banyak ular yang memasuki rumah warga. Salah siapakah ini ? Para satwa hanya berusaha mencari tempat tinggal baru setelah kehilangan rumah mereka.

Salah satu jenis ular phyton yang ada di sekitar kawasan pembangunan (dokpri)
Salah satu jenis ular phyton yang ada di sekitar kawasan pembangunan (dokpri)
Kadal naga yang biasa mudah dijumpai di semak-semak, mulai berkurang (Dokpri)
Kadal naga yang biasa mudah dijumpai di semak-semak, mulai berkurang (Dokpri)
Jenis ular sawah (Dokpri)
Jenis ular sawah (Dokpri)
Jenis-jenis tersebut kini mulai jarang ditemukan. Dijajah oleh kerakusan, dibinasahkan oleh ketamakan, disetarakan dengan ukuran perut, kasihan memang tapi inilah kenyataannya. Mau bertindak tapi bukan siapa-siapa, maju penuh keberanian, gertakan muncul alasan untuk hidup pun menguat. 

Besar harapan bagi para pihak berwenang dapat membantu dan melindungi satwa, yang kemungkinan besar akan menjadi langka jika terus seperti ini. Apakah harus menunggu langka baru ada pergerakan? Kurasa tidak, jangan sampai tinggal disesali.

151201075

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun