Air merupakan sumber daya utama yang menunjang kelangsungan makhluk hidup di bumi ini. Air yang digunakan harus benar-benar steril dan bersih untuk dapat di komsumsi dan menyehatkan. Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Air digunakan untuk minum, masak, mencuci dan masih banyak lagi. Namun manusia tidak menjaganya dengan baik. Percayalah bahwa sebagian besar tubuh manusia atau makhluk hidup bergantung pada yang namanya air. Kita mungkin bisa gak makan selama sebulan, namun kita tidak dapat hidup seminggu kalau kita tidak mengkomsumsi air atau tidak minum air.
Mungkin kita sudah sering mendengar tentang pesona Danau Toba. Bagaimana sih pandangan dan pemikiran kalian kalau membicarakan tentang Danau Toba? Masih samakah Danau Toba yang dulu dengan yang sekarang? Banyak diantara kita yang bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Dan mungkin saya bisa mengungkapkan atau menjawab pertanyaan tersebut.
Berbicara tentang Danau Toba sedikit profilnya. Danau Toba memiliki panjang sekitar 100 kilometer, lebar sekitar 30 kilometer dan kedalaman hingga 505 meter (1.666 kaki), terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Merupakan danau terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik yang bernama pulau Samosir.
Semasa kecil dulu, saya dan keluarga sering berlibur ke kampung halaman daerah Toba Samosir dekat dengan Danau Toba. Danau Toba adalah tempat yang paling sering kami kunjungi. Danaunya luas, airnya biru, suasananya yang sejuk dan ombaknya yang selalu menari-nari seolah mengajak orang yang datang untuk ikut menari bersamanya. Enggan rasanya untuk pergi meninggalkan dan berpaling dari keindahan Danau Toba. Terlalu banyak kenangan yang terukir di danau itu. Dulu kami masih sering berenang, main bananaboat, keliling naik kapal, mancing dan banyak hal lagi.
Namun sekarang danau itu sudah rusak dan tak seindah yang dulu lagi. Terlalu banyak kenangan yang harus hilang bersama dengan Danau Toba. Sudah banyak sampah yang mengapung di atas permukaan Danau Toba. Airnya juga sudah tidak sejernih yang dulu lagi. Polusi air ini banyakan disebabkan sampah domestik (limbah rumah tangga) masyarakat yang dibuang sembarangan.limbah rumah tangga ini merupakan makanan yang baik untuk bakteri. Apabila danau terkontaminasi dengan limbah rumah tangga, akan banyak ditemukan bakteri yang menyebabkan kolera dan tifus. Semakin banyaknya penduduk maka akan semakin banyak juga produksi sampah rumah tangga yang akan ada di pinggiran Danau Toba.
Masyarakat seolah tidak peduli lagi dengan keadaan Danau Toba. Mereka terlalu memikirkan diri sendiri dan kemenangan sendiri. Banyak masyarakat tidak lagi mengindahkan aturan yang ada yang mengharuskan masyarakat untuk memelihara dan menjaga kebersihan dari Danau Toba. Mungkin kalian hanya berpikir bahwa larangan dan aturan yang dibuat di daerah Danau Toba itu adalah MITOS. Tapi kalian juga tidak boleh menutup mata dan telinga kalian, bahwa saat ini Danau Toba sedang marah dan murka terhadap kita manusia yang tidak memperdulikan kebersihannya. Lihatlah sudah banyak kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar Danau Toba itu.
Mari gerakkan rasa peduli dan cinta terhadap alam dan lingkungan kita. Mari menjaga air kita, karena air merupakan sumber kehidupan bagi kita. Tidak cukup hanya berkata, namun kita harus bertindak. Gerakkan orang-orang untuk membersihkan air kita, pergunakan air seperlunya dan jaga kualitas air kita. Jika kamu mau berkoban, maka kamu akan mendapatkan hasil yang jauh lebih besar dari pengorbananmu saat ini. Tidak sekarang, maka nanti kamu akan merasakannya.
151201012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H